Syaikh Muhammad Ash Shayim
Di depan Mesjid al-Azhar berhenti sebuah mobil mewah, lalu keluarlah seorang wanita yang berumur sekitar 40-an. Lalu ia bertanya-tanya pada lebih dari satu orang, ketika itu saya sedang keluar dari mesjid habis shalat Zhuhur, ia bertanya:
Wanita : Dimanakah saya dapat bertemu dengan Syekh Muhammad as-Shayim?
Saya : Apakah Anda kenal dengannya?
Wanita : Tidak, akan tetapi banyak orang baik berkata pada saya bahwa dia berada di Mesjid al-Azhar, karena biasanya ia melaksanakan shalat di sana.
(Sambil tersenyum saya menjawab:) Saya : Saya sendirilah Muhammad as-Shayim.
Wanita : Saya mempunyai banyak pertanyaan yang ingin saya ‘ sampaikan pada Anda.
Saya : Silakan wahai saudariku.
Wanita : Apakah mungkin bagi seorang wanita untuk menikah sedangkan ia tidak mengerti apa yang dia perbuat sebenarnya? Dan apakah mungkin seorang wanita melepaskan hak harta kekayaannya dan harta anak-anaknya pada Seorang laki-laki asing tanpa ada suatu
imbalan? Dalam pada itu, wanita tersebut tetap saja senang menghadapi kenyataan tersebut.
Saya: Ini adalah suatu hal yang mustahil, dan sebuah perbuatan aneh, kalau begitu apa yang sebenarnya terjadi pada diri Anda?
Wanita : Saya harap Anda mau mendengarkan permasalahan yang sedang saya hadapi.
(Kemudian wanita tersebut menceritakan peristiwa yang menimpa dirinya.)
Saya adalah seorang wanita kaya, alhamdulillah, saya mempunyai banyak usaha dan harta kekayaan. Saya ditalak oleh suami saya ketika berumur 33 tahun, saya mempunyai tiga orang anak laki-laki. Saya telah berjuang untuk membangun kehidupan saya dan mendidik anak-anak saya yang ditinggalkan oleh bapak mereka tanpa memberikan nafkah pada mereka. Alhamdulillah, kini semua mereka sudah selesai menyempurnakan pendidikan mereka, lalu saya hidup sendirian di rumah dan sekarang umur saya sudah mencapai 49 tahun. Saya banyak mempunyai masalah dalam melakukan berbagai kegiatan bisnis. Saiya mempekerjakan seorang pengacara yang bertugas mencatat kotrak dan perjanjian bisnis saya, dia selalu bekerja dengan penuh kejujuran, keikhlasan dan amanah.
Kemudian tiba-tiba saya mempunyai pikiran untuk menikah dengan pengacara tersebut, pikiran saya selalu sibuk memikirkan hal ini siang dan malam. Pengacara itu menawarkan diri untuk menikah dengan saya secara akad bawah tangan, saya setuju dan sangat bahagia, namun kadangkala saya bertanya pada diri sendiri dan berkata, “Apakah yang bisa saya lakukan dalam perkawinan ini? Sedangkan saya selalu sibuk siang dan malam.” Lalu saya berkata pada pengacara itu, “Saya bukanlah tipe seorang wanita yang siap selalu berada di rumah untuk memasak dan mencuci, terus terang, saya tidak mampu memenuhi semua kewajiban perkawinan sebagai seorang istri.” Lalu ia berkata pada saya, “Kamu cukup berada di rumah walaupun hanya satu jam dalam seminggu.”
Kami sepakat dalam masalah ini.
Kemudian pernikahan pun dilaksanakan di kantor saya tanpa dihadiri oleh seorang pun, ketika saya bertanya padanya, “Mana Saksi dari pernikahan kita?” Ia menjawab, “Jangan khawatir, saya akan mendatangkan mereka setelah ini, lalu mereka akan menandatangani surat pernikahan bawah tangan ini.” Kemudian saya bertanya pada wanita itu:
Saya : Apakah kamu sudah memegang duplikat surat pernikahan ini?
Wanita : Tidak, dan saya belum meminta darinya.
Saya: lni adalah sebuah pernikahan tidak sah (Lalu dia menangis), kuasai diri Anda. sehingga saya mendengar suatu perisiwa yang menimpa diri Anda.
Wanita itu melanjutkan penuturannya, “Pada waktu itu, pengacara tersebut meminta saya untuk membelikan sebuah rumah lengkap dengan segala peralatannya, saya setuju, lalu dia berkata, “Saya tidak mempunyai uang”, saya berkata padanya, “Jangan khawatir, tidak ada perbedaan di antara kita.” Saya menandatangani sebuah cek senilai 55.000 Pond Mesir (-/+ 17.000 USD), lalu semua keperluan tersebut dibeli dan saya tidak pernah menanyakan surat pembeliannya, apakah ia dibeli atas nama saya ataukah atas nama dia, namun kemudian saya mengetahui bahwa semua itu dibeli atas nama dia. Pada hari kedua saya menerima uang dari sebuah usaha saya sejumlah 100.000 Pond Mesir (-/+ 33.000 USD), lalu kami pulang kantor dan dia berkata, “Biarkan saja uang tersebut di sini, nanti saya akan memasukkannya dalam nomor rekening kamu di bank.” Dengan mudah dan penuh rasa senang saya setuju dengan perkataannya, namun kemudian semua uang itu dia ambil setelah memberikan sebuah kwitansi sedangkan saya tidak menyadari semua itu. Kemudian saya datang kepada seorang Syekh setelah merasa bahwa tindak-tanduk saya serasa aneh, Syekh itu membacakan pada saya beberapa ayat Al-Qur’an, lalu saya minum dan mandi dengan air yang dibacakan ayat-ayat rukyah padanya. Kini saya telah sadarkan diri dan bertanya pada diri sendiri mengapa semua ini terjadi tanpa bantahan dari diri saya?”
Saya bertanya pada wanita itu tentang letak surat-surat dan dokumen tersebut sekarang, namun ia tidak mempunyai petunjuk apa pun, dia lemas menghadapi kenyataan itu, dan saya menasihatinya untuk mempersenjatai diri dengan sifat sabar. Kemudian saya dan wanita itu bersama seorang syekh teman saya datang kepada pengacara tersebut. Setelah bertemu, kami melihatnya sebagai seorang yang lihai berbicara, ia membicarakan tentang berbagai masalah iman dan takwa. Ketika pembicaraan sudah masuk pada pokok bahasan, ia mulai mengelak dan tidak mengakui semua tuduhan sedangkan wanita tersebut berusaha mengingatkannya. Lalu laki-laki itu berkata, “Saya memegang semua dokumen asli, sedangkan dia (wanita) ini tidak mempunyai surat apa-apa yang menunjukkan bahwa semua itu adalah haknya.”
Dengan demikian hilanglah semua harta benda akibat perbuatan sihir, sedangkan korban hanya dapat gigit jari dan menyerahkan urusannya kepada Allah SWT. Inilah yang dinamakan dengan “Sihir Penunduk Kehendak “. ,
Jin pesuruh sihir ini bekerja di otak korban dan membuatnya tunduk pada perintah orang lain. Kita berdoa kepada Allah semoga diberikan kesehatan dan ampunan, amiin.
diposkan oleh Abu Azka
Sumber : Asosiasi Rukyah Syar iyyah Indonesia