jiwa manusia 2

Oleh Fadhil ZA

Jiwa kita didunia ini berada antara dua kekuatan yang saling tarik menarik. Apakah jiwa kita cenderung pada kesenangan dunia, syahwat, pangkat dan kemuliaan dunia ataukah pada kehidupan akhirat dan mendapatkan ridho serta kasih sayang Allah

Orang yang jiwanya lemah dikuasai oleh nafsul amarah mereka cenderung pada kesenangan dan kenikmatan dunia serta memperturutkan hawa nafsu yang rendah. Kadangkala mereka dikuasai nafsul lawwamah yang mengkritik dan menyesali semua perbuatan mereka yang buruk itu. Akibatnya mereka jadi tertutup , mengurung diri, dikuasai rassa kecewa dan prustasi mendalam  yang berkepanjangan. Dalam kondisi ini mereka sudah menjadi budak dan hamba syetan yang mengendalikan kehidupan mereka serta menyeret mereka kedalam  neraka dunia dan akhirat.

Membebaskan diri dari cengkeraman nafsul amarah , nafsul lawwamah dan syetan yang membantunya bukanlah perkara mudah. Butuh keuletan, kesabaran  dan waktu ber tahun tahun. Amat sulit bagi kita untuk bebas dari cengkeraman mereka tanpa pertolongan Allah. Syetan dan balatentaranya akan berusaha keras untuk mencegah kita keluar dari perangkap nafsul amarah dan lawwamah itu.

Namun bagi mereka yang mau berjuang membebaskan diri dari jeratan nafsul amarah, nafsul lawwamah dan perangkap setan , menguatkan niatnya untuk mendekatkan diri pada Allah pasti Allah akan menolong mereka sesuai janjinya didalam surat al Ankabut 69

 

69. Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Al Ankabut 69)

Itu adalah janji Allah dan Allah tidak pernah meningkari janjinya. Janji Allah pasti ditepati.

Mereka yang mau berjuang membersihkan dirinya dari memperturutkan hawa nafsu yang rendah , dan mencari jalan yang mendekatkannya  diri pada Allah maka Allah akan mengilhamkan pada jiwanya untuk membedakan jalan yang benar dan jalan yang salah. Sebagaimana disebutkan Allah dalam surat as syam  ayat 9 :

 

8. maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.

Sehingga mereka bisa membedakan antara yang hak dan yang bathil  dan Allah memberi mereka kekuatan untuk menjauhi  yang bathil dan menegakkan yang hak. Jika setan datang mempedaya merekia maka mereka cepat sadar dan berlindung pada Allah dari tipu daya setan itu.

Tentu saja ilham dan petujuk Allah tidak akan diberikan begitu saja tanpa perjuangan , tidak cukup hanya dengan memasang niat, tapi harus dilanjutkan dengan perbuatan. Lakukan shalat dengan benar dan khusuk, lakukan amalan sunah seperti shalat tahjaud , dhuha sunah rawatib , puasa senin kamis, membaca Qur’an setiap hari , dan selalu berdzikir mengingat Allah setiap saat ketika berdiri duduk dan berbaring, membelajakan harta yang diberikan Allah dijalan yang diridhoiNya berupa infak dan sedekah.

Jika kita tetap melakukan semua itu dengan istiqomah maka setingkat demi setingkat jiwa kita akan naik kelevel yang lebih tinggi yaitu level nafsul Muthmainnah, Nafsul Rodhiah, Nafsul Mardiyah dan Nafsul Kamilah. Mungkin dibutuhkan waktu yang lama sampai ber tahun tahun .  Tentu saja semua usaha itu harus kita lakukan dengan sabar dan istiqomah. Tidak mudah memang.

Jika jiwa kita sudah  sampai level nafsul muthmainnah  maka kita akan terbebas dari masalah dunia . Hidup terasa nyaman dan tenang, syetan sulit mendekati kita karena Allah selalu memberi bimbingan pada kita agar waspada dan hati hati terhadap tipu daya setan . Nafsul Amarah dan nafsul lawwamah yang bergejolak sudah bisa dikendalikan dengan baik sehingga tidak sampai menimbulkan mudarat.

Jika jiwa terus berhasil naik ke level nafsul Rodiyah maka hidup terasa ringan dan mudah.  Baginya kejadian baik dan buruk sama saja kedua duanya merupakan karunia Allah. Jika ditimpa keburukan mereka bersabar hingga Allah meridhoinya, jika mendapat kebaikan mereka bersyukur hingga Allah mencintainya. Apapun yang menimpa mereka dihadapi dengan  tenang dan ikhlas dengan keputusan dan ketetapan Allah

Jika jiwa terus naik ke level nafsul Mardiyah maka Allah akan memenuhi semua hajat kebutuhannya, dia tidak lagi mengejar dunia tapi dunia tunduk padanya.  Semua gerak dan perbuatannya berada dalam pengawasan Allah. Mereka melihat dengan  penglihatan Allah, mendengar dengan pendengaran Allah, berkata dengan kata kata dari Allah, Melangkah dengan langkah dari Allah sebagaimana disebutkan dalam salah satu hadist Qudsi :

“ Senantiasa hambaKu mendekatkan diri kepadaku dengan mengerjakan ibadah sunah hingga aku mencintainya . Maka apabila Aku telah mencintainya , jadilah Aku pendengarannya yang dengannya ia mendengar, penglihatannya yang dengannya ia melihat, perkataannya yang dengan kata katanya ia berkata, jadilah aku tangannya yang dengannya ia berbuat, jadilah Aku kakinya yang dengannya ia melangkah, dan akalnya yang dengannya ia berfikir “

Jiwa kita tidak akan bisa mencapai tingkatan tinggi seperti nafsu mardiyah tanpa bimbingan dan pertolongan dari Allah. Setan akan berusaha sekuat tenaga menahan kita pada level rendah nafsul amarah dan nafsul lawwamah. Bebaskan diri dari ikatan duniawi dan dekatkan diri pada Allah dengan banyak mengingat Allah setiap saat baik ketika berdiri duduk dan berbaring.

Dzikir mengingat Allah setiap saat adalah salah satu cara untuk selalu mendapatkan bimbingan dan perlindungan dari Allah.  Dalam surat Albaqarah 152 Allah mengingatkan bahwa jika kita ingat padaNya maka Iapun akan ingat pada kita :

 

152. Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (Al Baqarah 152)
Banyak orang yang mengingat Allah hanya ala kadarnya, hati dan fikirannya hanya disibukan oleh masalah dunia  mereka baru datang ,mengingat Allah ketika mendengar suara azan dan perintah shalat. Mereka beranggapan cukup mengingat Allah hanya ketika shalat saja, selesai shalat merekapun lupa pada Allah dan sibuk dengan masalah dunianya. Ini adalah pemahaman yang keliru , dalam surat an Nisa’ 103 Allah mengingatkan agar ketika selesai shalat kita selalu ingat padaNya baik ketika berdiri duduk dan berbaring:

 

103. Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman ( An Nisa’ 103)

Kita bisa berdzikiir mengingat Allah dalam berbagai keadaan , tidak perlu harus menyediakan waktu khusus seperti shalat. Kita bisa berdzikir ketika berjalan, duduk dan berbaring dimanapun kita berada, tanpa mengganggu aktivitas kita sehari hari.

Dzikir mengingat atau menyebut nama Allah cukup dilakukan didalam hati  tidak perlu diucapkan dengan lisan atau menggerakan bibir sebagaimana dijelaskan Allah didalam surat al a’Raaf 205

 

205. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. (Al A’Raaf 2015)

Kita bisa berdzikiir dengan menyebut nama  Allah atau  Asmaulhusna didalam hati sebagaimana diingatklan Allah didalam surat  Al Israak  110  dan al A’Raaf

110. Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.” (Al Israak 110)


180. Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Al A’Raaf 180)

Kita bisa berdzikir dengan menyebut namaNya seperti ya Allah ya Rahman…..Ya Allah ya Rohiim…ya Allah ya jabbar ….ya Allah ya Razak ….  Ya Allah ya Qohhar…dst . jangan biarkan hati kosong dan sepi dari berdzikiir mengingat nama Allah tersebut. Jika hati kosong dan sepi dari mengingat Allah niscaya Allah akan melupakan kita dan membiarkan setan datang mengepung dan berusaha menyeret kita ke jalan yang sesat .

Dzikir juga bisa dilakukan dengan selalu melibatkan Allah dalam setiap aktivitas dan kegiatan kita sehari hari. Ketika mau makan kita menyebut nama Allah (membaca basmalah) , ketika mau berangkat kerja kita berdoa mohon keselamatan dalam perjalan pergi maupun kembali, ketika melihat hal yang menakutan seperti badai, Guntur, ombak besar, gempa , kita berdoa mohon perlindungan Allah, ketika mendaspat kenikmatan kita memuji dan bersyukur pada Allah.

Selalu komunikasikan apa saja yang kita kerjakan pada Allah, jangan pernah bertindak sendiri tanpa menyebut nama Allah. Selalu libatkan Allah dalam setiap urusan kita. Niscaya Allah akan selalu menolong dan membimbing kita setiap saat.

Kebanyakan orang merasa bangga dengan ilmu yang dimiliki, bangga dengan kekayaan, pangkat, relasi, teman yang dimilikinya sehingga mereka lupa pada Allah, mereka beranggapan mereka mampu mengatasi berbagai masalah dengan kemampuan yang mereka miliki, Allah tidak perlu ikut campur dengan urusan mereka. Itulah sifat sombong manusia yang pada akhirnya akan mengalami berbagai benturan dalam hidupnya. Orang yang seperti ini pada akhirnya akan banyak mengalami benturan yang melelahkan jiwanya hingga mengalami kecemadan, kuatir, kecewa, stress dan lain sebagainya.

Sebaliknya Mereka yang selalu ingat pada Allah hatinya menjadi nyaman dan tentram  terpelihara dari rasa cemas, takut, kecewa, dan tertekan berkepanjangan  sebagaimana disebutkan Allah didalam surat Ar Rad  28 :

 

28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram (Ar Rad 28)

Mereka yang selalu ingat pada Allah hatinya amat peka terhadap tipu daya dan bisikan setan. Mereka cepat sadar jika setan datang mendekati dan mempedaya mereka  sebagaimana disebutkan didalam surat al A’Raaf 201.

 

201. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.

Dengan kepekaan hati yang dimilikinya Allah membimbing jiwa atau nafs mereka untuk naik setingkat demi setingkat kelevel yang lebih tinggi hingga mereka bisa merasakan kenikmatan hidup didunia maupun akhirat. Jiwa yang sehat dan kuat menghasilkan badan yang sehat pula dan mampu menghadapi segala persoalan dengan mudah , terhindar dari rasa sedih, duka, kecewa, dan stress berkepanjangan.

 

One thought on “MENGUATKAN JIWA DENGAN BERDZIKIR PADA ALLAH”
  1. Nyimak terus blog nya pak ustadz fadhil. Semoga suatu saat saya bisa punya blog bagus seperti punya pak ustadz fadhil Aamiin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *