Oleh Fadhil ZA
Dalam perjalannan hidupnya manusia akan selalu mengalami perubahan perilaku dan kehidupan tergantung nafs yang mempengaruhinya. Para ahli tasawuf membagi nafs manusia menjadi tujuh tingkatan. Jiwa atau nafs manusia bergerak pada tujuh tingkatan ini. Mulai dari yang terendah nafsul amarah sampai yang tertinggi nafsul kamilah.
Pergerakan nafs manusia dari tingkat terendah sampai yang tinggi membutuhkan perjuangan kesabaran dan keuletan yang tangguh. Orang yang malas tidak mau berjuang akan tertinggal dilevel nafs paling rendah yaitu nasul amarah.
Taraf kehidupan seseorang didunia dan akhirat ditentukan oleh tingkat nafs mana yang dominan dalam kehidupan mereka. Orang yang dominan nafsul amarahnya tentu akan banyak mengalami kesulitan didunia maupun akhirat. Mereka yang berhasil meraih tingkat nafs yang lebih tinggi tentu kehidupan dunia dan akhiratnya akan lebih baik pula .
Berikut kami sampaikan tujuh tingkatan nafs manusia yang mempengaruhi seluruh kehidupannya didunia maupun akhirat kelak.
1. Nafsul Amarah
Ini adalah tingkatan nafs yang paling rendah. Nafsul amarah cenderung mendorong manusia untuk melakukan perbuatan keji dan rendah. Keberadaan nafsu ini Disebutkan dalam Surat Yusuf ayat 53
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
Sifat orang yang dikuasai nafsul amarah antara lain mudah marah, sombong, takabbur, tamak, kikir , dengki dan hasud, sering memperturutkan keinginan syahwat secara berlebihan. Tentu saja perilaku seperti ini akan banyak menimbulkan kesulitan bagi diri yang bersangkutan baik didunia maupun diakhirat kelak.
2. Nafsul Lawwamah,
Tingkat yang lebih tinggi adalah nafsul lawwamah. Nafsu ini sering mengkritik dan menyesali tindakan yang tidak patut yang dilakukan oleh seseorang karena pengaruh nafsul amarah Keberadaan nafsu ini disebutkan dalam Surat Al Qiyamah ayat 2:
“…dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri)”
Pada tingkatan ini seseorang akan menyesali perbuatan buruknya, dia sering merenung dan mengkritik semua perbuatannya yang keliru. Selanjutnya dia berusaha agar perbuatan buruk yang telah dilakukan tidak terulang lagi. Kadang kala ada orang yang terjebak dalam pengaruh nafsul lawwamah ini ia hanya sibuk menyesali kesalahan dan kekeliruannya dimasa lalu tanpa berusaha memperbaikinya. Orang seperti ini akan terpenjara didalam fikirannya yang penuh penyesalan sehingga hidup dalam kesedihan dan kekecewaan yang berkepanjangan.
3. Nafsul Mulhammah,
Tingkat nafsu yang ketiga adalah nafsul mulhammah. Keberadaannya disebutkan dalam Surat Asy Syam ayat 7-10…
“…dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu,dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya..”
Orang yang telah mencapai tingkatan ini telah mampu mengendalikan dirinya dari keinginan nafsu yang rendah. Ia bisa membedakan yang hak dan batil. Ia selalu menjaga dirinya dari melakukan perbuatan tercela dan selalu berusaha untuk meningkatkan iman dan taqwanya. Berusaha mengerjakan amal soleh sebanyak banyaknya.
4. Nafsul Muthmainnah
tingkat nafsu yang kempat adalah nafsul Muthmainnah, keberadaan nafsu ini disebutkan dalam Surat Al fajr 27-31
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.”
Orang yang telah mencapai tingkat ini jiwanya jadi tenang , penuh rasa tawakkal, ridha dengan semua ketetapan Allah , tidak disentuh rasa duka , sedih dan cemas.
5. Nafsul Radhiah,
Orang yang mencapai tingkat ini selalu merasa puas dengan apa yang diterimanya dari Allah . Bagi mereka sama saja kejadian baik maupun buruk yang menimpanya. Ketika mendapat kebaikan mereka bersyukur dan ketika mendapat musibah mereka bersabar. Mereka ikhlas dan ridho dengan apa yang diberikan Allah pada mereka baik itu kejadian baik maupun yang buruk.
Hatinya tidak terpengaruh oleh kehidupan dunia. Mereka selalu bertawakkal dan kembali pada Allah serta ridha dengan semua keputusan-Nya. Nafsul Radhiah ini juga disebutkan Allah didalam surat al fajr 27-31 diatas.
6. Nafsul Mardhiyah,
Nafsu mardiyah yaitu nafsu yang mendapat ridha Allah. ini terlihat dengan timbulnya perilaku baik, kasih saying, kemulyaan, keikhlasan dan dzikir pada Allah serta mengajak pada kebaikan dan memaafkan kesalahan orang lain. Pada tingkatan ini nafsu akan mampu mengenal tuhanya.
Mereka yang mencapai Nafsu mardiyah, adalah orang yang mendapatkan ridhoNya, Allah berfirman dalam surat albayyinah ayat 8
Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.
Tingkat ini lebih tinggi daripada Nafsul Radhiyah. Ia adalah orang yang sangat dekat dan dicintai Allah. Merekalah yang dimaksud oleh salah satu hadist Qudsi:
“ Senantiasa hambaKu mendekatkan diri kepadaku dengan mengerjakan ibadah sunah hingga aku mencintainya . Maka apabila Aku telah mencintainya , jadilah Aku pendengarannya yang dengannya ia mendengar, penglihatannya yang dengannya ia melihat, perkataannya yang dengan kata katanya ia berkata, jadilah aku tangannya yang dengannya ia berbuat, jadilah Aku kakinya yang dengannya ia melangkah, dan akalnya yang dengannya ia berfikir “
Semua langkah dan perbuatannya dilakukan atas bimbingan dan petunjuk Allah, seperti apa yang telah dilakukan Nabi Khidir dan tidak dipahami oleh Nabi Musa .
Dia tidak bertindak dengan kemauan sendiri, melainkan dengan bimbingan dan kehendak Allah
7. Nafsul Kamilah,
Nafsu kamilah yaitu nafsu yang benar benar telah mencapai tingkat kesempurnaan, nafsu ini telah melebur menyatu kedalam zat tuhan sehingga mampu menampakkan sifat sifat ketuhanan nafsu ini selalu memotivasi diri untuk beribadah dan mendapat anugerah ilmu keyakinan. Ia hanya merasakan kebahagiaan hakiki bila bersama dengan tuhannya.
Nafsu kamilah adalah nafsu yang sempurna yang diduduki para nabi, rosul dan para walinya ) sebagai pengejawantahan dari insan kamil. Mereka adalah teladan sejati dalam mengemban ibadah lahir dan batin: syariah dan hakikat, mereka adalah pemimpin yang diturunkan oleh Allah yang maha perkasa dan penyayang untuk membentuk masyarakat yang di ridhoi-NYA. Ini adalah tingkatan para Nabi dan Rasul, manusia suci dan sempurna, yang selalu berada dalam pengawasan dan bimbinganNya. Terpelihara dari perbuatan yang tercela.
Untuk meraih tingkatan nafsu dari level rendah sampai yang tinggi seperti tersebut diatas diperlukan perjuangan yang gigih dan ulet. Tidak bisa didapat dengan santai tanpa usaha yang maksimal. Untuk naik dari satu tingkat ketingkat yang lebih tinggi dibutuhkan waktu yang cukup lama sampai bertahun tahun.
Tingkat terendah dari nafs ini adalah nafs yang masih dipengaruhi kebutuhan dunia , segala kebutuhannya di ukur berdasarkan untuk rugi kehidupan duniawi. Tingkat ini dipengaruhi oleh nafsul amarah dan nafsu lawwamah. Kebanyakan manusia masih berkutat disekitar nafsul amarah dan nafsul lawwamah ini. Mereka yang tidak mau berusaha dan berjuang meninggalkan dunia dan mendekatkan diri kepada Tuhannya akan tertinggal di level ini. Mereka yang tetap tinggal pada level satu dan dua ini merupakan sasaran empuk bagi setan dari golongan jin maupun manusia. umumnya mereka diperbudak oleh setan untuk memperturutkan hawa nafsunya yang rendah.
Pada level tiga dibawah pengaruh nafsul mulhamah mereka sudah bisa membedakan antara yang hak dan bathil. Hati dan fikirannya sudah mulai fokus untuk meninggalkan kenikmatan dunia dan mendekatkan diri kepada Allah . Mereka tidak segan mengorbankan kepentingan dunia untuk akhirat dan mendekatkan diri pada Allah. Pada level ini pengaruh setan semakin lemah, setan tidak bisa mempedaya mereka dengan mudah.
Pada level empat dibawah pengaruh nafsul muthmainnah manusia sudah mencapai kestabilan dalam hidupnya, mereka merasa aman, nyaman dan tentram dengan mendekatkan diri pada Allah. Mereka selalu ingat Allah dimanapun berada pada setiap waktu baik ketika berdiri , duduk dan berbaring. Mereka tidak disusahkan oleh berbagai masalah kehidupan dunia . Kejadian baik dan buruk bagi mereka sama saja . Allah menjamin dan memenuhi semua hajat dan kebutuhannya.
Setelah mencapai level empat manusia akan memasuki level lima, enam dan tujuh dimana mereka sudah ikhlas dan ridho dengan semua yang diberikan Allah pada mereka. Hidup mereka hanya semata mata untuk beribadah dan mengabdi pada Allah. Mereka sudah tidak tertarik lagi pada kehidupan dunia , mereka bersungguh sungguh berjuang untuk meraih kemulian hidup diakhirat dan mendapatkan tempat yang mulia disiNya. Allah menjamin semua hajat dan kebutuhannya dan memudahkan semua urusannya . Allah memuliakan mereka didalam kehidupan dunia dan akhirat.
Periksalah nafs kita masing masing pada level mana kita sekarang, berjuanglah untuk meraih level yang lebih tinggi . Untuk membebaskan diri dari nafsul amarah dan lawwamah meraih level 3 ke level nafsul mulhamah tidaklah mudah. Demikian pula untuk naik kelevel yang lebih tinggi mungkin dibutuhkan waktu ber tahun tahun.