Tak seorang pun yang menyangka kalau Pak Irsad (bukan nama sebenarnya), yang selama ini tindak-tanduknya sangat baik dan sopan di tengah masyarakat, bahkan belum lama menunaikan ibadah haji, ternyata seorang laki-laki hidung belang.
Dia telah melakukan perzinahan dengan seorang perempuan. Padahal, dia sudah beristeri dan punya empat orang anak.
Usianya pun sudah kepala lima.Yang lebih memprihatinkan lagi, perempuan yang dizinahinya itu tak lain adalah tetangganya sendiri dan sudah bersuami pula.
Belang Pak Irsad tak akan ketahuan andai tetangga kiri kanan tak mencium aroma perelingkuhan yang terjadi di antara Pak Irsad dan perempuan yang sebut saja bernama Tarsih itu.
Perbuatan amarol itu mereka lakukan di salah satu rumah Pak Irsad yang kosong, karena memang tak pernah ditempati.
Kebetulan Pak Irsad punya dua rumah, Salah satu rumah yang merangkap toko ditempati oleh keluarganya, sementara rumah satunya dibiarkan kosong.
Di tempat inilah Pak Irsad melakukan kencan rahasia dengan Tarsih, seorang pedagang makanan kecil. Setiap tiga hari sekali, Pak lrsad dan Tarsih memadu kasih di rumah kosong ini.
Biasanya, perbuatan maksiat itu mereka lakukan pagi hari. Tarsih yang menjajakan dagangannya berkeliling kampung, diam diam menyelinap masuk ke dalam rumah kosong itu saat keadaan sepi.
Dan di dalam rumah sudah menunggu Pak Irsad. Mereka lalu memadu cinta. Sehabis bermandi syahwat, Pak Irsad memberikan uang pada Tarsih. Wanita ini menerimanya dengan suka cita, karena uang itu Iebih besar dari penghasilannya sebagai pedagang makanan kecil.
Tak hanya itu, Tarsih juga termasuk tipe wanita yang hiperseks, apalagi suaminya memang sudah lama tidak bisa lagi memuaskannya.
Tapi sepandai-pandainya menyembunyikan bangkai, akhirnya akan tercium juga baunya. Ada warga yang curiga melihat Tarsih keluar masuk rumah Pak Irsad yang kosong itu. Bersama warga Iainya, si warga yang sebut saja bernama Muklas ini lalu merencanakan untuk melakukan penggerebekan.
Maka, ketika hari itu Tarsih kembali masuk ke rumah kosong milik Pak Irsad, para warga yang sudah bersiap langsung menyerbu ke dalam. Pak Irsad dan Tarsih yang tengah asyik masyuk tertangkap basah. Mereka tak berkutik dan pasrah ketika warga menyeret mereka ke rumah Pak Lurah.
Mengetahui peristiwa itu, warga sebuah desa yang subul di sebelah selatan wilayah propinsi Jawa Tengah inipun langsung gempar. Tadinya warga desa diliputi emosi dan hendak merusak rumah yang dijadikan ajang kemesuman, tapi situasi berhasil ditenangkan oleh tokoh masyarakat setempat.
Sebagai kompensasinya, Pak Irsad didenda uang sepuluh juta rupiah. Uang itu nantinya digunakan untuk membantu pengaspalan jalan desa. SementaraTarsih diserahkan kembali pada suaminya, karena tak mungkin baginya membayar denda, mengingat kehidupannya yang miskin.
Selain itu, keduanya disuruh melakukan perjanjian hitam di atas putih, yang isinya antara lain menyebutkan bahwa jika mereka mengulangi perbuatannya akan dikenai sanksi lebih berat lagi.
Meski kasus itu bisa dibilang selesai, namun tetap menyisakan sebuah persoalan. Hal ini terutama dirasakan oleh keluarga Pak Irsad. Mereka harus ikut menanggung aib dan malu atas perbuatan sang kepala keluarga. Hati Bu Irsad sendiri tak bisa dibayangkan seperti apa kondisinya. Hancur, pedih, dan sakit bukan main.
Sebagai seorang isteri, Bu Irsad telah banyak berkorban untuk suaminya. Dia bahkan pernah berujar pada suaminya, seandainya Pak Irsad ingin menikah lagi maka silahkan saja. Karena sebagai seorang wanita dia sadar, dipandang dari usia dirinya Iebih tua dari Pak Irsad, sehingga sudah tak mampu memuaskannya lagi.
Bagi Bu Irsad, uang denda sepuluh juta rupiah bukan berarti apa-apa. Karena mereka keluarga kaya.Tapi yang menjadi beban hatinya, Pak Irsad tak pernah berubah. Sebab, bukan hanya sekali ini saja Pak Irsad melakukan perbuatan terkutuk itu.
Dulu, Pak Irsad juga pernah berzinah dengan beberapa perempuan. Di antara mereka ada yang masih lajang dan ada pula yang sudah bersuami.
Tapi semua kasus itu bisa diatasi oleh keluarga sebelum kepergok masyarakat. Para perempuan itu pun kebanyakan berasal dari luar daerah.
Biasanya, isteri Pak Irsad akan memberikan kompensasi berupa uang berjumlah sekian juta rupiah pada perempuan simpanan suaminya agar tidak mengganggu lagi ketenteraman rumah tangganya.
Sementara itu, Pak Irsad yang ketahuan telah mengkhianati keluarganya mengaku khilaf dan berjanji tidak akan melakukannya lagi.
Namun janji tinggal hanya ucapan manis di bibir saja. Selang beberapa waktu kemudian, kegilaan Pak Irsad kambuh. Begitu setrusnya sampai akhirnya perselingkuhannya dengan Tarsih diketahui khalayak ramai.
Begitulah, berulang kali Pak Irsad mengingkari janjinya dan isterinya hanya bisa mengelus dada. Andai tak ingat dengan anak-anak dan ingin menjaga keutuhan rumah tangganya, rasanya Bu Irsad sudah ingin berpisah dengan suaminya.
Tapi hatinya yang masih diliputi kesabaran dan ketabahan mampu menghindari hal itu. Dia mungkin memang perempuan berjiwa baja dan berhati lapang.
Namun, kesabaran manusia ada batasnya. Ketika untuk kesekian kali Pak lrsad melakukan kesalahan, apalagi kali ini dengan Tarsih, isteri tetangganya sendiri, perasaan wanita itu seperti terkoyak-koyak.
Dia tak tahan lagi menghadapi semua ini. Bukan hanya perasaannya yang hancur, tapi nama baik dan reputasinya ikut hancur.
Kendati batinnya mengalami kehancunan, namun bukan keputusan cerai yang kemudian diambil oleh Bu Irsad, melainkan berkonsultasi dengan seorang Ustad terkemuka di wilayah tempat tinggalnya.
Dia ingin meminta nasehat dan pertimbangan Ustadz Arif, sebab selama ini dia melihat ada hal ganjil pada diri suaminya.
Seperti diketahui, dalam kesehariannya Pak Irsad termasuk orang yang tekun beribadah. Dia rajin sholat dan mau bersedekah. Bahkan pada bulan Haji kemarin, dia telah menunaikan ibadah Haji bersama isteri. Dalam kegiatan sosial pun Pak Irsad tak segan ikut kerja bakti.
Tapi anehnya, kenapa Pak Irsad begitu mudah sekali tergoda pada perempuan?
“Memang godaan terbesar bagi seorang laki-laki di dunia ini ada tiga; yakni harta, tahta, dan wanita. Jika seorang laki-laki mukmin tidak mampu mengendalikan hawa nafsunya kepada tiga hal itu, maka dia akan mudah jatuh ke dalam kehancuran,’’kata Ustadz menenangkan.
“Tapi apa yang dilakukan suami saya tergolong kelewatan, Pak Ustadz. Dia tidak pernah merubah tabiatnya berselingkuh dengan perempuan lain. Padahal saya sudah menasihatinya dan bahkan memberi kesempatan padanya bila memang ingin menikah lagi, tapi dia tidak mau. Seperti ada kelainan pada dirinya, Pak Ustadz!”Tutur Bu Irsad membeberkan fakta yang dialaminya.
“Maksud ibu, kelainan orientasi seksual, begitu?” Desak Ustadz Airf.
“Bukan, Pak Ustadz. Karena yang dizinahinya tetap perempuan dan tidak pandang usia. Ada yang masih gadis, ada pula yang sudah bersuami. Yang saya maksud itu kelainan kepribadian. Coba Pak Ustadz pikir, sebagai seorang muslim apalagi sudah bergelar haji, suami saya seharusnya lebih paham tentang hukum agama. Tentang mana yang halal dan mana yang haram. Tapi kenapa dia masih juga terjerumus. Kalau cuma khilaf satu kali mungkin bisa dimaafkan, tapi ini sudah berulangkali!”Jelas Bu Irsad lagi.
“Itu karena godaan syetan yang amat kuat, sedangkan rasa keimanan suami lbu sangat lemah!”
“Tapi sekuat apa pun godaan syetan kalau setiap hari ditangkal dengan sholat, tentunya akan mudah diatasi kan, Pak Ustdaz. Saya pikir, ada suatu kekuatan tertentu pada diri suami saya yang membuatnya tak mampu mengendalikan diri.’’
Ustdaz Arif manggut-manggut. Dia sepertinya bisa memahami maksud ucapan Bu Irsad.
“Baiklah, Bu Irsad. Insya Allah, nanti saya akan temui Pak Irsad dan mengajaknya bicara empat mata.Mudah mudahan beliau mau terbuka pada saya,’’ ucapnya kemudian.
Maka pada suatu kesempatan, sesuai dengan janjinya Pak Ustadz menemui Pak Irsad di rumahnya. Mereka berbicara empat mata di ruang khusus. Sebagai seorang yang pernah menjadi guru ilmu agama sekaligus pembimbing saat hendak menunaikan ibadah haji, sosok Ustadz Arif memiliki wibawa tinggi dimata Pak Irsad.
Pak Irsad pasti mendengarkan segala nasihatnya. Karenanya, ketika Ustadz Arif menanyakan soal kasus memalukan beberapa waktu lalu, Pak Irsad sampai menangis dan memohon ampunan. Dia mengaku khilaf dan merasa bersalah karena telah mencemarkan nama baik diri, keluarga, maupun orang orang yang dekat dengannya. Dengan bercucur air mata Pak Irsad menyatakan penyesalannya.
Ustadz Arif bisa memaklumi penyesalan Pak lrsad.Tapi yang menjadi masalah, kenapa Pak lrsad tidak pernah berkaca dari pengalaman. Kenapa dia terus mengulang kesalahan yang sama?
“Kalau boleh saya tahu, apa yang sebenarnya mendorong Pak Irsad sampai melakukan perbuatan bodoh seperti itu, dan terus saja berulang-ulang?”Desak Ustadz Arif dengan suara datar.
Untuk beberapa saat Pak Irsad tertunduk, malu dan penuh penyesalan. Sejurus kemudian dia berkata sambil sorot matanya menerawang jauh,
”Dulu…sebelum saya mengenal Pak Ustadz dan mengenal Islam, pikiran saya pernah dihiasi kesesatan. Untuk mendapatkan kekayaan, saya pernah meminta ajian pesugihan pada seorang dukun!”
“Naudzubillahi mindzalik!” Seru Ustadz Arif kaget. “Bagaimana ceritanya sampai Bapak bisa senekad itu?”Desaknya.
“Maaf Pak Ustadz, kalau baru kali ini saya mengungkapkan rahasia ini pada Bapak. Saya malu untuk mengakuinya. Tadinya saya pikir, saya sudah bisa melepaskan ilmu pesugihan itu karena saya sudah tidak melakukan ritual sesembahan atau memberikan sesaji.
Saya juga sudah membuang semua jimat yang pernah diberikan pak dukun kepada saya.Tapi anehnya, kegiatan Sobyah tak juga hilang pada diri saya. Padahal saya sudah berusaha menekuni ajaran agama dan berhaji’’
“Sobyah? Apa maksudnya itu?”Tanya Ustadz Arif.
“Ya, itu sebutan untuk ilmu pesugihan dengan cara merusak pager ayu atau menzinahi perempuan selain isteri.Tak peduli masih gadis atau sudah menikah, asal bukan WTS. Saya memakai aji pesugihan itu, karena menurut sang dukun, tidak memerlukan tumbal dan tidak akan berakibat buruk pada keluarga.
Paling-paling nama saya dan keluarga tercemar bila perbuatan itu diketahui umum. Walau saya harus mengeluarkan uang banyak untuk membayar denda, saya tidak akan rugi. Malah harta saya akan terus bertambah,’’jelas Pak Irsad dengan suara penuh penyesalan.
Dia kembali melanjutkan, “Jujur saja, saya bingung, bagaimana melepaskan diri dari aji pesugihan itu. Saya sudah mencoba menemui dukun yang pernah memberikan ilmu itu kepada saya, tapi dia malah angkat tangan. Dia bilang ilmu itu sudah manjing, atau menetap dalam badan saya. Artinya sudah mendarah daging.
Karena itu, tolonglah saya, Pak Ustadz. Saya ingin melepaskannya. Saya ingin bertobat dengan sebenarnya!”
Pak Irsad menuturkan semua itu sambil beruraian air mata. Ustadz Arif diam tercenung untuk beberapa saat lamanya. Dia jadi prihatin dengan masalah yang dihadapi oleh Pak Irsad.
Setelah agak lama terdiam, Pak Ustadz lalu meminta Pak Irsad mengambil air wudhu. Dia diminta mengerjakan sholat dua rakaat. Setelah itu Ustadz Arif mencoba melakukan pendeteksian melalui kemampuan batinnya.
Dia menempelkan ujung jari tangan kanannya ke dada Pak Irsad. Kedua matanya terpejam, seolah sedang bertafakur dan berkontemplasi, sambil komat-kamit membaca doa-doa khusus. Sementara Pak Irsad hanya diam saja.
Tak lama kemudian, Pak Ustadz telah selesai dengan pendeteksiannya.
‘’Pak Irsad telah dikuasai oleh sesosok jin kafir yang suka mengumbar hawa nafsu kepada perempuan,’’ kata Ustadz Arif mengemukakan sebuah kesimpulan.
“Apa? Saya dikuasai jin kafir?”Seru Pak Irsad seperti tak percaya.
“Ya! Rupanya dukun yang pernah memberikan ajian pesugihan itu telah menipu Pak Irsad. Dia tidak memberikan ilmu apa-apa. Dia hanya memerintahkan jin kafir peliharaannya untuk menguasai jiwa Pak Irsad. Karena Pak Irsad telah melakukan semacam akad atau perjanjian dengan sang dukun, sehingga jin itu mengikuti ke mana pun Pak Irsad pergi’’.
‘’jin itu punya kegemaran mengawini perempuan dari bangsa manusia. Karena keterbatasannya menembus alam nyata, dia meminjam tubuh Pak Irsad untuk mengumbar syahwatnya. Jadi Pak Irsad hanya dijadikan sebagai media saja. Sebagai imbalannya,jin kafir Itu mengalirkan uang haram pada Pak Irsad’’.
Begitulah sebenarnya yang terjadi. Makanya, meskipun Pak Irsad rajin shalat dan melaksanakan ibadah,jin itu masih mampu merasuki diri Pak Irsad. Karena dia datang hanya disaat Pak Irsad sedang tidak beribadah”Jelas Ustadz Arif, panjang lebar.
“Lalu, bagaimana caranya melepaskan diri dari pengaruh jin itu, Pak?”Tanya Pak Irsad.
“Perbanyaklah berdzikir.Tutup semua pintu yang memungkinkan jin dan syetan memasukinya, baik itu melalui mata, telinga, mulut, maupun hati. Kalimat dzikir akan menangkal semua gangguan yang datang. Selain itu, saya juga akan melakukan Ruqiyah pada Pak Irsad untuk mengeluarkan jin itu dari dalam tubuh Bapak’’
Pak Irsad menuruti nasehat Pak Ustadz. Mulai saat itu, dia memperbanyak amalan dzikir. Selain itu, secara berkala, Ustadz melakukan Ruqiyah pada Pak irsad. Akhirnya,jin kafir yang doyan penempuan itu pergi dan tak pernah merasuki diri Pak Irsad lagi.Sang jin kembali ketempat asalnya.
Pak Irsad menyesali segala perbuatan dosanya dan bertobat dengan sungguh sungguh. Hatinya tak pernah tergoda lagi bila melihat perempuan lain. Waktunya kini banyak dihabiskan di masjid atau pada kegiatan keagamaan.
Melihat perubahan ini, hati Bu Irsad dan anak-anaknya merasa tenang. Mereka bersyukur, karena Allah telah memberikan jalan petunjuk dan hidayah pada Pak Irsad.
Demikianlah sebuah kisah nyata anak manusia. Pengalaman ini semoga bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua.(misteri)…..SELESAI….
https://www.duniaparalel.com/2018/01/cerita-misteri-seram-kisah-nyata-pesugihan.html