Oleh Fadhil ZA
Allah pasti akan menimpakan hukuman dan azab yang pedih pada orang atau kaum yang menentang dan mendurhakai perintah Allah. Telah banyak negeri , kaum atau orang yang dibinasakan Allah karena perbuatan dosa mereka, sebagaimana diingatkan Allah didalam surat At Thalaq ayat 8 :
8. Dan berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan Rasul-rasul-Nya, maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan (At Thalaq 8)
Allah selalu membuka pintu maaf dan taubat bagi orang yang sungguh sungguh ingin bertaubat dan memperbaiki perilakunya yang buruk dan durhaka. Sebesar apapun dosa yang diperbuatnya , Rahmat Allah jauh lebih besar dari semua dosa yang telah dikerjakannya itu. Asalkan dia mau bertaubat dengan sungguh sungguh dan berhijrah meninggalkan semua kemaksiatan yang pernah dibuat kepada taat pada Allah.
Allah mengingatkan kepada para pendosa dan orang yang durhaka pada Allah agar segera bertaubat atas semua dosanya, tangan Allah selalu terbuka bagi mereka selama nyawa belum sampai ditenggorokan. Jangan berputus asa dari rahmat Allah , Dia maha mengampuni segala dosa sebagaimana disebutkan Allah didalam surat Az Zumar ayat 53:
53. Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Az Zumar 53)
Kebanyakan manusia berbuat dosa karena kejahilan dan kebodohan mereka. Ketika mereka sadar telah berbuat dosa dan ingin melakukan perbaikan serta berusaha menuju kearah perbaikan itu , niscaya Allah akan menerima taubat mereka dan membimbing mereka ke jalan yang benar sebagaimana disebutkan Allah didalam surat At Nisa’ 17
17. Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalahtaubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Jika para pendosa dan orang yang durhaka pada Allah itu tidak mau mempedulikan peringatan Allah dan tetap melakukan perbuatan dosa dan durhaka, maka cepat atau lambat azab Allah pasti akan menghampiri mereka. Dikuatirkan ketika azab sudah datang dan menimpa , mereka tidak sanggup lagi beristighfar dan bertaubat pada Allah, apalagi jika nyawa sudah sampai ditenggorokan ketika itu pintu taubat sudah tertutup bagi mereka.
Betapa Allah membukakan pintu taubat bagi orang yang bersungguh sungguh untuk bertaubat dan kembali pada Allah dikisahkan dalam salah satu hadist yang disampaikan oleh Bukhari dan Muslim sebagai berikut :
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dikisahkan bahwa dahulu ada seorang lelaki yang telah membunuh 99 orang.Lelaki ini telah berlumuran darah, jari jemarinya, pakaiannya, tangan dan pedangnya semuanya basah oleh darah.
Lelaki pelaku kejahatan ini telah melumuri dirinya dengan darah jiwa yang diharamkan oleh Allah membunuhnya serta mencabut nyawa mereka.Sesudah dirinya berlumuran dengan kejahatan dan dosa besar ini, dia menyadari kesalahannya.
Maka keluarlah ia dengan pakaian yang berlumuran darah, sedang pedangnya masih meneteskan darah segar dan jari jemarinya belepotan darah juga. Ia datang bagaikan seorang yang mabuk, gelisah, ketakutan seraya bertanya-tanya kepada semua orang,”Apakah aku masih bisa diampuni?”
Orang-orang berkata,”Kami akan menunjukkanmu kepada seorang rahib yang tinggal di kuilnya, maka sebaiknya kamu pergi ke sana dan tanyakanlah kepadanya apakah dirimu masih bisa diampuni.”
Dia menyadari bahwa tiada yang dapat memberi fatwa dalam masalah ini, kecuali hanya orang-orang yang ahli dalam hukum Allah.Ia pun pergi ke sana, ke tempat rahib itu, seorang ahli ibadah dari kalangan kaum Bani Israil.
Pertemuan Dengan Rahib.
Dia pergi melangkah dengan langkah yang cepat dengan penuh penyesalan karena dosa-dosa yang telah dilakukannya. lalu ia mengetuk pintu kuil si rahib tersebut.Lelaki pembunuh itu masuk dan ternyata pakaiannya masih berlumuran darah segar, membuat si rahib kaget bukan kepalang.Si rahib berkata,
“Aku berlindung kepada Allah dari kejahatanmu.”Si pembunuh bertanya, “Wahai rahib ahli ibadah, aku telah membunuh 99 orang, maka masih adakah jalan bagiku untuk bertobat?”Si rahib spontan menjawab,”Tiada taubat bagimu.”
Akhirnya si pembunuh ini putus asa memandang kehidupan ini. Di matanya, dunia ini terasa gelap, kehendak dan tekadnya melemah, dan keindahan yang terlihat di matanya menjadi buruk.
Si pembunuh ini akhirnya mengangkat pedangnya dan membunuh rahib itu sebagai balasan yang setimpal untuknya guna menggenapkan 100 orang manusia yang telah dibunuhnya.
Selanjutnya ia keluar menemui orang-orang guna menanyakan lagi kepada mereka, bukan karena alasan apa, melainkan karena jiwanya sangat menginginkan untuk taubat dan kembali ke jalan Tuhannya serta menghadap kepada-Nya.
Ia bertanya kepada mereka, “Masih adakah jalan untuk bertaubat bagiku?”
Mereka menjawab, “Kami akan menunjukkanmu kepada Fulan bin Fulan, seorang ulama, bukan seorang rahib, yang ahli tentang hukum Tuhan.”
Pertemuan Dengan Orang Alim.
Setelah pembunuh itu ditunjukkan ke tempat seorang alim, akhirnya si pembunuh itu pergi menemui orang alim itu yang pada saat itu berada di majelisnya sedang mengajari generasi dan mendidik umat.
Orang alim itu pun tersenyum menyambut kedatangannya. Begitu melihatnya, ia langsung menyambutnya dengan hangat dan mendudukkan di sebelahnya setelah memeluk dan menghormatinya.
Ia bertanya, “Apakah keperluanmu datang kemari? Ia menjawab,”Aku telah membunuh 100 orang yang terpelihara darahnya, maka masih adakah jalan taubat bagiku?
Orang alim itu balik bertanya, “Lalu siapakah yang menghalang-halangi antara kamu dengan taubat dan siapakah yang mencegahmu dari melakukan taubat? Pintu Allah terbuka lebar bagimu, maka bergembiralah dengan ampunan, bergembiralah dengan perkenan dari-Nya, dan bergembiralah dengan taubat yang mulus.”
Si pembunuh berkata, “Aku mau bertaubat dan memohon ampun kepada Allah.”
Orang alim berkata, “Aku memohon kepada Allah semoga Dia menerima taubatmu.”
Selanjutnya orang alim itu berkata kepadanya, “ Sesungguhnya engkau tinggal di kampung yang jahat, karena sebagian kampung dan sebagian kota itu adakalanya memberikan pengaruh untuk berbuat kedurhakaan dan kejahatan bagi para penghuninya.
“Barang siapa yang lemah imannya di tempat seperti itu, maka ia akan mudah berbuat durhaka dan akan terasa ringanlah baginya semua dosa, serta menggampangkannya untuk melakukan tindakan menentang Tuhannya, sehingga akhirnya ia terjerumus ke dalam kegelapan lembah dan jurang kesesatan.”
“Akan tetapi, apabila suatu masyarakat yang di dalamnya ditegakkan amar ma’ruf dan nahi mungkar, maka akan tertutuplah semua pintu kejahatan bagi para hamba.
Oleh karena itu, keluarlah kamu dari kampung yang jahat itu menuju ke kampung yang baik.
Gantikanlah tempat tinggalmu yang lalu dengan kampung yang baik dan bergaullah kamu dengan para pemuda yang shalih yang akan menolong dan membantumu untuk bertaubat.”
Singkat cerita, akhirnya sang pembunuh meninggalkan kampung itu dan pergi ke tempat yang ditunjuk oleh orang alim terakhir sambil menangis dan menangis menyesali semua perbuatnnya. Dari satu kampung ke kampung lain telah dilewatinya dan semakin dekat denga tempat yang dituju. Belum sampai pada tempat yang dituju, sang pembunuh ini meninggal di tengah perjalanan.
Apakah taubatnya diterima Allah SWT?
Saat itu turunlah 2 orang malaikat yang memperebutkan sang pembunuh, yang seorang berkeyakinan untuk menceburkannya ke dalam neraka dan seorang lagi berkeyakinan untuk memasukkannya ke dalam surga. Karena perebutan terjadi, maka mengadulah kedua malikat itu kepada Allah SWT.
Allah SWT memberikan perintah untuk mengukur jarak antara kampung maksiat dengan tempat yang dituju. Setelah diukur, ternyata sang pembunuh sudah mendekati jarak dengan kampung orang alim (tempat yang ditujunya). Maka surgalah tempat orang itu berada
Subhanallah…
Sungguh besar sekali pengampunan Allah SWT kepada hambanya. Tak terkirakan dosa yang dilakukan manusia, Allah SWT tetap memberikan ampunan selama orang tersebut mau bertobat dengan taubatan nasuha.
Bagi siapa saja yang selama ini hidup bergelimang dosa dan kemaksiatan marilah bertaubat , tinggalkan semua dosa dan perbuatan durhaka itu, sebelum Allah menutup pintu Tubat dengan datangnya kematian. Azab Allah cepat atau lambat pasti akan menghampiri setiap orang yang durhaka dan menentang Allah, jika tidak didunia pasti diakhirat akan menemuinya. Allah menolak dan tidak menerima taubat dari orang yang nyawanya sudah sampai ditenggorokan atau dia mati dalam keadaan kafir dan belum bertaubat pada Allah, sebagaimana disebutkan didalam surat An Nisa 18 :
18. Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan : “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang.” Dan tidak (pula diterima taubat ) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. (An Nisa’ 18)
Assalamualaikum pak ustadz, saya ingin bertanya.
saya adalah seorang dosen , dikampus tempat saya mengajar ada banyak sekali dosen yang melakukan “jual skripsi” kepada mahasiswa, bahkan hampir semua dosen, jadi mahasiswa tidak perlu membuat skripsi, tinggal menyiapkan sejumlah uang dan dosen tersebut akan membuatkan skripsi sedangkan saat sidang si dosen tersebut akan menitipan pesan kepada si penguji bahwa mahasiswa itu adalah mahasiswanya, sehingga 99% dapat dipastikan si mahasiswa lulus, padahal sampai detik ini yang saya tau para dosen itu yang wanita seluruhnya berhijab dan yang pria ada tanda hitam dikening pertanda rajin sholat dan saya selalu bertemu mereka tiap masuk waktu sholat dikampus,
yang ingin saya tanyakan pak ustad apakah uang yang didapat dari membuatkan skripsi mahasiswa itu uang halal? jika itu haram apakah saya ikut berdosa karna membiarkan terjadinya proses kecurangan yang sudah sangat terorganis ini. karna bila saya tanya mereka menjawab bahwa itu adalah jual jasa, alhamdulilah sampai saat ini saya belum pernah sekalipun makan uang dari mahasiswa kecuali gaji yang ditransfer pihak kampus kepada saya.
saya merasa sia sia para mahasiswa ini belajar bertahun tahun jika akhirnya skripsi saja beli semua dan juga anehnya meski secara lahiriah saya bersikap sangat sopan kepada sesama rekan dosen yang melakukan praktik tersebut, secara batin saya kehilangan rasa segan sama sekali.
Wa alaikum salam
Itu adalah perbuatan yang melanggar hukum dan peraturan, tentu para dosen yang melakukan itu juga takut kalau perbuatan mereka diketahui umum. Hati nuraninya mengakuui bahwa itu perbuatan yang keliru, namun nafsu duniawinya mendorong mereka untuk melakukan itu dan menghibur diri dengan megatakan itu jual beli jasa.
Kewajiban kamu hanya mengingatkan dan menjauhkan diri dari perbuatan itu , jangan ikut ikutan berbuat salah dan dosa. Tanggung jawab kita adalah pada diri kita masing masing dihadapan Allah. Allah tidak akan menanyakan kita tentang perbuatan si A si B atau si C tapi Allah akan meminta pertanggung jawaban apa yang kita kerjakan.