125. Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.
Tidaklah cukup hafal Al-Qur’an dan hadist.
°~ Kisah nyata ini pernah dituturkan oleh Habib Quraisy bin Qosim Baharun Cirebon, dari kisah perjalanannya tahun 1996 silam.
Semoga menjadi pelajaran berharga bagi kita, betapa berharganya iman dan Islam bagi kita.
°~》Kala itu sebuah pesawat melintasi daratan benua Afrika, atmosfer dan lautannya beserta biosfernya yang rumit.
Sayap pesawat nan kokoh melibas setiap awan yang ada dihadapannya. Penumpang pesawat duduk tenang di kursi empuk sambil menikmati sesuatu yang nyaman baginya sembari menunggu pesawat itu lending pada bandara tujuan selanjutnya.
Diantara penumpang pesawat itu ialah Habib Quraisy serta seorang ibu Tua berpakaian penutup jilbab disebelahnya.
Usia ibu Tua itu berkisar sekitar 65 atau 70 tahun.
Di dalam perjalanan ibu Tua itu menyapa Habib Quraisy dan menanyakan tempat tujuannya dengan berbahasa arab yang fasih.
“Kemana Anda akan pergi ?” Tanya Ibu Tua itu.
“Saya akan transit ke Yordan kemudian melanjutkan perjalanan ke Yaman”. Jawab Habib.
“Dimana asal Anda ?” Tanya ibu Tua itu kembali juga dengan bahasa arab yang sangat fasih.
Habib jawab “Saya berasal dari Indonesia”..
Mengetahui Habib Quraisy orang Indonesia, sejurus ibu Tua mentranslate bahasanya dengan bahasa Indonesia. Padahal dari perbincangannya Ia mengetahui bahwa ibu Tua itu sendiri adalah wanita kelahiran Jerman dan warga Negara Jerman.
Pada gilirannya ibu Tua itu lantas berbahasa Indonesia yang amat fasih pula. Lalu bertanya lagi..
“Adik di Indonesia dimana?”. Habib Quraisy katakan ; “Saya di Jawa”.
Tak ubahnya seperti mengetahui sesuatu, Ibu itu lantas merubah dialognya dengan menggunakan bahasa Jawa yang dialegnya sangat halus dan hampir-hampir Habib Quraisy tidak paham dan Ia katakan pada Ibu itu “Luar biasa, Ibunda begitu banyak menguasai bahasa sampai bahasa Indonesia dan Jawa sekalipun, padahal Anda orang Barat”.
Ibu Tua itu hanya tersenyum bijak sambil berkata “Saya ‘Alhamdulillah’ menguasai sebelas bahasa dan duapuluh bahasa daerah”.
Silih waktu dari perbincangan Habib Quraisy bersama Ibu Tua itu mengarah kepada hal-hal yang berkaitan dengan agama.
Wanita Tua itu mulai mengupas pembahasan Al Qur’an dengan indah dan mahirnya.
Habib pun penasaran atas kehebatannya menjelaskan Al Qur’an dan bertanya “Apakah Ibunda hafal Al Qur’an ?”
Beliau menjawab “Ya, saya telah menghafal Al Qur’an dan saya rasa tidak cukup hanya menghafal Al Quran sehingga saya berusaha menghapal Tafsir Jalalain dan saya pun hafal”.
Tidak sampai disitu saja, Ibu Tua itu melanjutkan bicaranya “Namun Al Qur’an harus bergandengan dengan hadist.
Sehingga saya kemudian berupaya lagi menghafal hadist tentang hukum sehingga saya hafal kitab hadist Bulughul Marom di luar kepala”.
“Lantas saya masih belum merasa cukup, karena di dalam Islam bukan hanya ada halal dan haram tapi harus ada fadhailul amal, maka saya pilih kitab Riyadhus Sholihin untuk saya hafal dan saya hafal”. Kata Ibu itu menuturkan pendalamannya tentang Islam kepada Habib Quraisy.
Dan lagi Ibu itu kembali bertutur “Di sisi agama ada namanya tasawuf, maka saya cendrung pada tasawuf sehingga saya memilih kitab Ihya Ulumuddin dan sampai saat ini saya sudah 50 kali mengkhatamkan membacanya.
Saking seringnya saya membaca Ihya Ulumuddin sampai-sampai Bab Ajaibul Qulub saya hafal di luar kepala”.
Habib Quraisy terperangah melihat kehebatan dan luar biasanya Ibu Tua itu. Namun karena tidak mau percaya begitu saja, Habib pun akhirnya mencoba mentest kebenaran perkataannya. Apakah benar Ia telah hafal Al Qur’an? Apakah benar Ia menguasai Tafsir Jalalain tentang asbabunnuzul dan qaul Ibnu Abbas?
Setelah melalui beberapa pertanyaan. Ternyata memang benar Ibu itu hafal Al Qur’an bahkan Ia mampu menjawab tafsirnya dengan mahir dan piawai.
Ketika Habib mengangkat permasalahan ihya mawat yang ada di dalam kitab Bulughul Maram Ibu Tua itu pun menjabarkannya cukup jelas.
Ketika Habib membahas tentang hadist Riyadhus Sholihin maka Ibu Tua itu menyebutka sesuai apa yang disebutkan dalam kitab Dalailul Falihin sebagai syarah kitab hadist tersebut.
Dan lagi Ia menjelaskan masalah hati psikologi berbasis kitab Ihya Ulumuddin pada pasal ajaibul qulub.
Kembali Habib dibuat heran akan kehebatan Ibu Tua itu dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
Menurutnya, sejauh ini selain gurunya Habib belum pernah menemukan orang sekaliber Ibu yang ada duduk di sampingnya.
Pesawat mendarat lending di airport.
Ketika pesawat itu sudah benar-benar berhenti para penumpang semuanya menyiapkan diri termasuk barangnya bawaannya menuruni pesawat.
Begitu pula Ibu itu mengambil tasnya yang di ada di kabin, karena sudah merasa kenal Habib mencoba bantu mengambilkan tas itu dan menurunkan tiga tas ke lantai pesawat.
Subhanallah… ketika Ibu itu menunduk untuk mengambil tas itu ternyata keluar dari bilik jilbabnya seutas kalung yang bertanda palang salib.
Seperti petir menyambar di siang bolong,
Habib Quraisy menunduk dengan lemah.
Ibu itu hanya tersenyum dan mengatakan “Akan saya jelaskan kepadamu nanti di hotel”.
Seperti katanya Habib akan transit dulu selama satu hari satu malam, pun Ibu Tua itu.
Maka di ruang receptioner (ruang tunggu) Ia tunjukkan nomor kamarnya kepada Habib dan kemudian berjanji untuk bertemu di ruang lobi restaurant.
Sesuai kesepakatan keduanya akhirnya bertemu.
Kepada Habib Quraisy Ibu itu mengatakan “Saya bukan orang Kristen, mengapa saya keluar dari Kristen ?… karena saya menganggap Kristen itu hanya dongeng belaka.
Dan kalung ini bukan berarti saya Kristen, tapi kalung ini adalah pemberian almarhumah ibu saya”.
Ibu Tua itu pun mengatakan bahwa Ia telah mempelajari beberapa agama, Kristen, Hindu juga Islam.
Ia juga sempat mengungkapkan ketertarikannya mengenai keagungan yang ada di bilik wahyu Allah Swt dan hadits Nabi Muhammad SAW.
“Ibu apa agamanya sekarang ?” Habib bertanya.
Dia katakan “Saya tidak beragama”
“Seandainya Ibu masuk agama Islam, begitu membaca syahadat, ibu akan langsung mendapat titel kiyai haji”. Karena demikian luas ilmu yang ia miliki kata Habib.
Ia menjawab “Mungkin karena saya belum dapat hidayah dari Allah”
Habib Quraisy sempat menetaskan air mata bersyukur kepada Allah SWT, bagaimana orang seperti dia yang sudah hafal Al Qur’an dan lain sebagainya belum Allah izinkan untuk beriman kepada-NYA.
Sementara kita tanpa usaha apapun, telah dipilih oleh Allah SWT untuk menjadi seorang yang muslim.
Demikian kisah ajib ini.
Semoga yg membaca dan yang turut merilis kisah ini, dapat mengambil iktibar betapa bersyukurnya kita telah dianugrahkan iman.
Semoga Iman, Islam kita semakin bertambah kuat sampai ajal menjemput, sehingga kita termasuk orang yang husnul khotimah.
Tulisan ‘Mahalnya Hidayah’.., yg dituturkan Hbb Quraisy b Qosim Baharun …mungkin orang yg dimaksud namanya Ann Marie Schimmel seorang ahli terkemuka dalam literature Islam & mistisisme (tasawuf), sebagai professor mengajar di 3 Universitas terkenal di 3 Negara berbeda, dikenal memiliki ingatan fotografis.
Wafat Pada tahun 2003 usia 80 tahun, entah bagaimana tentang keimanannya pada akhir umur nya…wallahu alam…
★ ANNEMARIE SCHIMMEL ★
Mari bicara sedikit tentang Annemarie SCHIMMEL, filosof, budayawan, dan penulis kenamaan Jerman.
Ketika mengomentari doa-doa Islam khususnya “Shahifah Sajjadiyah” (Kumpulan Munajatnya Imam Ali Zainal Abidin as Sajjad as), Annemarie mengutarakan:
“Saya selalu membaca doa-doa, hadis, dan sejarah Islam dari Bahasa Arab dan tidak pernah merujuk ke terjemahan apapun,” katanya.
“Saya pernah menerjemahkan dan menerbitkan sebagian “Shahifah Sajjadiyah” ke dalam Bahasa Jerman.”
Sekitar 70 tahun lalu, ketika sedang menerjemahkan salah satu doa, ibu Annemarie sedang terbaring di rumah sakit.
“Saya menemaninya. Setelah ibuku tertidur, saya duduk di pojok kamar dan menulis ulang terjemahan yang telah saya lakukan. Kamar ibuku memiliki dua ranjang. Di ranjang yang lain terbaring seorang wanita penganut Kristen Katholik yang sangat fanatik dan kuat akidahnya.
Ketika melihat saya sedang menerjemahkan doa-doa Islam, ia serta merta memprotes saya: ‘Memangnya kita memiliki kekurangan doa di agama Kristen dan Kitab Suci, sehingga kamu memilih doa-doa Islam?’
Setelah buku itu dicetak, saya mengirimkan satu naskah kepada wanita itu.”
Walhasil, sekitar sebulan setelah itu, wanita itu menelpon Annemarie, seraya berkata:
“Saya sangat berterimah kasih atas hadiah buku itu. Setiap hari saya membaca buku itu sebagai ganti dari doa-doa (yang biasa) saya (baca). Ali Zainal Abidin (as) bisa membuat solusi bagi mayoritas masyarakat Barat.”
Dan yang sangat menarik, di atas batu nisan Annemarie Schimmel tertulis hadis Imam Ali bin Abi Thalib as (kakek Zainal Abidin as) dengan khat Nasta’liq yang sangat indah (lihat foto di atas):
ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻧﻴﺎﻡ ﻓﺈﺫﺍ ﻣﺎﺗﻮﺍ ﺍﻧﺘﺒﻬﻮﺍ
“Seluruh manusia tertidur pulas. Ketika ajal tiba, mereka baru sadar”.
http://www.shashamohamed.com
★✩★
SUBHANALLAH….begitu mahal hidayah pak ustadz syukron atas artikelnya
Nenek itu salah Faham tentang Hidayah
hidayah itu PETUNJUK!
hidayah sudah datang padanya (termasuk kita semua), tinggal orang itu mau menerima apa tidak hidayah (petunjuk) itu.
“bagi siapa di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur (menerima/tidak peringatan alquran)”. (Al-Mudatsir;37).
“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya (dipilihnya)”
(Al-Mudatsir;38).
Banyak orang yang mencari solusi melalui Al-Quran tapi ketika ketemu solusinya mereka menolak karena tidak sesuai dengan keinginannya (Nafsunya).
“dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. ” (Al-Qashash;56)
Ia (nenek itu) menjawab “Mungkin karena saya belum dapat hidayah dari Allah”
KASIHAN Nenek itu!!!
(padahal hafal Quran pula yg Fuel Petunjuk dari Allah Tuhan Semesta Alam)
ini nasehat untuk semua, jangan pernah meloak ketika hidayah/petunjuk/kebenaran datang! walau tidak sesuai dengan keinginanmu!
kalau Tuhan sudah tidak didengar (peringatannya melalui Al-Quran) lalu siapa lagi yang kalian mau dengar!!!
tanggalkan ego mu
atau akan berakhir seperti nenek itu!!!
NENEK itu persis seperti Cerita KAKEK TUA ini, tapi cerita ini hanya rekaan belaka, kalau di dunia nyata mungkin mirip-mirip cerita Mbah Marijan (Juru Kunci Gunung Merapi klu ga salah ya :D).
Hujan lebat sudah seharian, di sebuah rumah duduklah seorang Pak Tua. Wajahnya tetap tenang, meskipun rumahnya dan rumah lainnya sudah terendam air hingga Lutut. Lalu datanglah Tetangganya menghampiri Pak Tua itu.
“Mari Pak Tua, kita pergi ke tempat yang aman, menutur informasi yang saya dapat tempat kita bakal kebanjiran, karena Bendungan Jebol” kata tetangganya
“Tidak perlu anak muda, kau pergilah, aku yakin Tuhan pasti menolong aku!”
Tetangganya itupun pergi
1 jam kemudian datang lagi perahu dari tim SAR, “Pak Tua, air banjir sudah hampir menutupi seluruh atap rumah, segeralah naik ke perahu kami untuk menuju ke tempat aman.”
“Tidak usah menolongku anak muda, aku yakin Tuhan pasti akan menolongku.”
Perahu Team SAR ini pun berlalu.
Satu jam berlalu, dan kini air benar-benar sudah menutupi semua atap rumah. Kali ini Team SAR datang dengan Halikopter karena diinformasikan oleh Team SAR yang lain karena masiha ada Kakek Tua yang perlu diselamatkan. dari halikopter dengan menggunakan corong Team Sar memanggil “Pak Tua, aku diberi tahu tim sebelumnya, anda tidak mau diselamatkan. Kini semua warga sudah selamat hanya tinggal anda sendiri. Jika tidak ikut Helicopter kami sekarang, kami tidak bisa berbuat apa-apa lagi, banjir semakin tinggi dan arus semakin deras.”
dengan berteriak Kakek Tua menjawab “Jangan khawatir anak muda, pergilah, kau tak perlu menolong aku karena aku yakin Tuhan pasti akan menolongku.“
Akhirnya Helicopter ketiga ini pun berlalu juga.
Karena air semakin meninggi, arus air makin deras, dan hawa dingin yg menggigit, Pak Tua itu pun tak sadarkan diri.
Tiba-tiba terjagalah pak Tua ini
“Lho Aku Dimana? seingatku tadi aku kebanjiran?”
Disebelahnya ada yang menjawab (malaikat) “Kamu Sudah MATI!!!”
Kakek Tua terkejut “wah aku tidak terima, ini tidak adil namanya. Setiap hari aku rajin beribadah dan beramal baik pada orang di sekitarku. Ketika aku mengalami kesulitan, kenapa Tuhan tidak menolongku?”
Malaikat menjawab, “Tidak menolong bagaimana? Bukankah Tuhan mengirimkan Tetanggamu untuk memberi peringatan!, kemudian Team SAR membawakanmu perahu penyelamat, sampai-sampai Helicopter dikirimkan sama Tuhan kamu tetap saja tidak mau diselamatkan!”.
Dengan gregetan malaikat menyentil kepala Kakek Tua itu dengan kakinya, sambil berkata “KAMU ITU MAUNYA APA SIH!!!”.
MASA TUHAN SENDIRI DISURUH DATANG MENOLONG KAMU?!
EMANG KAMU ITU SIAPA?!
NGACA DONK!?
DASAR GA PUNYA OTAK (tidak tau diri)!!!