sunni - syiah 4

 

Oleh Fadhil ZA

Telah banyak korban berjatuhan dan negara yang porak poranda akibat perseteruan antara Islam Sunni dan Syiah. Timur tengah membara banyak mesjid dari kalangan Sunni maupun Syiah yang diledakan dengan jumlah korban yang tidak sedikit.  Beribadahpun jadi tidak aman dan nyaman.  Masjid-masjid bukan lagi  sebagai tempat yang aman dan nyaman untuk beribadah.  Aroma perpecahan dan perseteruan antara Islam Sunni dan Syiah inipun mulai terasa pula di negara Indonesia tercinta ini.

Telah banyak usaha yang dilakukan Ulama dan pemuka agama islam dunia untuk mempersatukan kedua kelompok ini. Antara lain dengan diadakannya  Muktamar Lembaga Taqrib yang ke-28 pada 15-17 Rabiul Awwal 1436 Hijriyah yang lalu di Teheran . Acara ini dihadiri perwakilan lebih dari 60 negara yang bertujuan menyatukan Islam (Sunni) dengan agama Syiah.

Usaha inipun jadi tanda tanya besar bagi kita, pada kenyataannya ketika masuk waktu shalat para peserta muktamar terbagi jadi dua kelompok . Ada jamaah shalat Sunni dan jamah shalat Syiah yang sholat secara terpisah.  Jamaah suni tidak mau ber imam pada Imam syiah demikian pula sebaliknya.  Karena memang tatacara shalat mereka masing masing berbeda .

Islam Syiah sudah lama hadir di Indonesia ini, budaya memperingati Tabuk yang merupakan ritual Syiah di Pariaman bahkan sudah menyatu dengan adat masyarakat setempat.  Selama ini tidak pernah terjadi gesekan antara pengikut Syiah dan Sunni di Indonesia . Namun akhir akhir ini dengan semakin pesatnya pertumbuhan pengikut Syiah dan kemajuan teknologi informasi aroma perpecahan seperti yang terjadi di Timur tengah mulai terasa di negara kita ini.

Banyak pihak yang mulai merasa kuatir , jika pemerintah tidak arif dan mampu mengatisipasi nya maka suasana keos seperti di Timur tengah bisa saja terjadi di indonesia.  Peristiwa pengusiran jamaah Syiah di Sampang Madura, penyerangan jamaah masjid Ad zikra di sentul oleh sekelompok orang yang mengaku dari aliran Syiah merupakan indikasi kearah itu.

Pertumbuhan Islam syiah di Indonesia akhir akhir ini memang cukup pesat, mereka memiliki strategi yang bagus  untuk hal  itu. Sudah lama Iran menawarkan kerjasama dan beasiswa kepada para santri pesantren pesantren di Indonesia ini. Sudah banyak santri yang dikirim dan mendapat beasiswa untuk mengenyam pedidikan di Qom Iran. Setelah kembali ke Indonesia mereka menjadi kader Syiah yang militan dan mulai meyebarkan ajaran syiah di Indonesia ini.

Sementara itu Umat Islam Sunni masih disibukan oleh perpecahan pada masalah khilafiyah . Saling serang antara Salafi, wahabi dan ahlusunah waljamaah saling membid’ahkan amalan masing masing. Masalah tahlilan, baca yasin tiap malam jum’at, masalah qunut, shalat jumat dengan dua kali azan, shalat taraweh 11 dan 23 rakaat , semua itu masih menjadi masalah yang diributkan ditengah Islam Sunni. Langkah dakwah mereka tersendat, mereka tidak sempat lagi membina umat. Syiah melihat peluang ini, mereka memgambil kesempatan untuk membina umat yang sedang bingung. Diam diam jumlah pengikut mereka pun naik dengan tajam.

Selama Syiah masih jadi kelompok minoritas di Indonesia mungkin tidak ada masalah, namun jika jumlah mereka semakin besar dapat dipastikan akan timbul masalah di negeri kita ini. Gejala kearah itu sudah bisa kita rasakan dewasa ini.  Islam Suni tidak akan bisa membendung pertumbuhan aliran Syiah ini, mereka masih disibukan oleh masalah intern yang tidak pernah terselesaikan yaitu masalah atara ,salafi, wahabi dan ahlusunah.  Mereka yang sering disebut sebagai wahabi, ahlusunah, maupun salafi adalah Islam Suni yang tidak ada masalah pada masalah ushul. Sahadat, Azan, Rukun Iman, Rukun Islam, cara Shalat mereka sama , hanya terjadi perbedaaan pada masalah cabang dan furu’iyyah saja.  Dengan aliran Syiah mereka sudah berbeda pada masalah ushul, Rukun Iman, Rukun Islam, Sahadat, cara Shalat mereka sudah berbeda.

Menyatukan Islam Sunni dengan Syiah adalah suatu hal yang tidak mungkin , seperti menegakkan benang basah.  Karena perbedaan diantara mereka terjadi pada masalah dasar dan pokok, seperti rukun Iman, Rukun Islam, Syahadat, cara Shalat.  Menyatukan kelompok Salafi, Ahlusunah waljamah, Wahabi didalam Islam Sunni yang perbedaannya hanya pada masalah furu’iyyah saja sudah sulit. Apalagi kalau perbedaan itu sudah masuk masalah dasar dan pokok.

Untuk menyelamatkan Negara kita ini dari kondisi keos  seperti di Timur tengah hanya bisa dilakukan dengan saling menghargai perbedaan pendapat.

Biarkan Islam Sunni beribadah dengan cara mereka, dan biarkan Syiah beribadah dengan cara mereka. Jangan saling mengganggu , dalam hal ini pemerintah harus bertindak sebagai penengah yang adil. Masjid Sunni dan Syiah masing masing harus mempunyai indetintas yang jelas. Karena mereka tidak mungkin shalat bersama karena tatacara shalatnya mulai dari azan, berwudhu, iqomah dan pelaksanaan  shalatnya berbeda sama sekali. Harus dibangun budaya saling menghargai. Jika tidak maka suasana keos seperti di timur tengah bisa saja terjadi di Indonesia ini . Bukan tidak mungkin negara Indonesia ini pun akan terpecah belah dan lenyap dari muka bumi menjadi beberapa negara kecil.

Suatu contoh bahwa Islam Sunni tidak mungkin shalat bersama dengan Islam Syiah terjadi beberapa hari sebelum muktamar penyatuan Islam suni dan syiah di Teheran  pada 6 Januari 2015 ketika di Masyhad Iran berlangsung peringatan Maulid Nabi , pada kenyataannya ketika utusan Sunni dan Syiah melaksanakan shalat berjamaah tetap saja tidak bisa bersatu alias berpisah, sesuai dengan Imam shalat masing-masing.

sunni - syiah 7

Hal ini terjadi karena orang Islam  yang bersedekap tidak mau berimam dengan Imam Syiah, demikan pula orang Syiah yang tidak bersedekap tidak akan  mau berimam dengan imam orang Islam yang tidak percaya  adanya 12 imam yang katanya ma’shum.

Ulama Sunni, Imam Asy Syafi’i ditanya oleh Al-Buwaiti (murid Imam Syafi’i), “Bolehkah aku shalat di belakang orang Syiah?” Imam Syafi’i berkata, “Jangan shalat di belakang orang Syi’ah, orang Qadariyyah, dan orang Murji’ah.” Lalu Al-Buwaiti bertanya tentang sifat-sifat mereka, Lalu Imam Syafi’i menyifatkan, “Siapa saja yang mengatakan Abu Bakar dan Umar bukan imam, maka dia Syi’ah.”

Demikian pula Syiah menyatakan tidak sah shalat di belakang orang Sunni. Dalam banyak literatur Syiah dikemukakan, bahwa orang-orang Syiah yang shalat di belakang (menjadi makmum) imam Sunni tetap dihukumi batal, kecuali dengan menerapkan konsep taqiyyah.

Tokoh Syiah terkemuka, Muhammad Al Uzhma Husain Fadhlullah, dalam Al Masa’il Fiqhiyyah, ditanya: “Bolehkah kami (Syiah) shalat bermakmum kepada imam yang berbeda mazhab dengan kami, dengan memperhatikan perbedaa-perbedaan di sebagian hukum antar shalat kita dan shalat mereka?” Muhammad Husain Fadhlullah menjawab: “Boleh, asalkan dengan menggunakan taqiyyah.”

Seorang dai Syiah, Muhammad Tijani, mengungkapkan, bahwa “Mereka (orang-orang Syiah) seringkali shalat bersama Ahlus Sunnah wal Jama’ah dengan menggunakan taqiyyah dan bergegas menyelesaikan shalatnya. Dan barangkali kebanyakan mereka mengulangi shalatnya ketika pulang.”

Mudah mudahan ini jadi peringatan bagi ulama dan tokoh Islam Sunni agar bersatu memberi pemahaman pada umat tentang ajaran Syiah. Jangan hanya sibuk dengan masalah khilafiyah hingga lupa melakukan pembinaan pada umat . Sementara Syiah terus berdakwah dengan gencar hingga banyak pengikut Sunnni yang beralih menjadi pengikut Syiah. Menyatukan Sunni dengan Syiah bukanlah perkara mudah,perumpamaannya sama seperti usaha menegakkan benang basah.  Menyatukan paham yang berbeda dikalangan Suni saja (Ahlusunah waljamaah, salafi, wahabi)  tidak pernah selesai apalagi dengan Syiah yang perbedaannya ada pada masalah pokok agama (Ushul).

3 thoughts on “MUNGKINKAH ISLAM SUNNI DAN SYIAH BERSATU ?”
    1. lu yang kafir isis, enak aja ngekafirin kepercayaan orang lain. gk ada syiah dan sunni menrut kepercayaan gue…. Islam cuman ada 1 vroh..

  1. Alhamdulillah, sudah cukup, kita tidak boleh lagi bersitenggang antara suni dan syiah, kita ini islam yg diadu oleh orang2 barat, tau sendiri kan kelakuan mreka membuat film dan bullshit lainnya, saat nya islam bersatu baik itu syiah sunii isis wahabi dll, jgn memerangi satu sama lain lagi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *