Oleh Fadhil ZA
Aqidah Tauhid adalah keyakinan pada keesaan Allah secara mutlak. Allahlah satu satunya Tuhan penguasa alam yang patut disembah . Tidak ada tuhan selain Dia, tidak ada satupun yang serupa dan sama dengan Nya. Keyakinan ini seperti yang ditegaskan dalam surat Al Ikhlas :
1- Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, 2- Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3- Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, 4- dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”. (Al Ikhlas)
Orang yang beriman dan yakin pada keesaan Allah sangat hati hati menjaga keyakinannya pada Allah. Dia hanya menyembah dan sujud pada Allah, tidak meminta dan berharap selain pada Allah, dia menyerahkan seluruh hidupnya pada Allah sebagaimana ikrar yang selalu diucapkan ketika membaca alfatihah dalam shalat : “Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin ….hanya kepada engkau kami menyembah dan hanya kepada engkau kami minta pertolongan “.
Dewasa ini banyak aliran dan keyakinan serta amalan yang dapat merusak keyakinan atau aqidah tauhid pada Allah ini. Orang awam yang kurang pengetahuannya tentang Islam sangat mudah terpengaruh ajaran yang menyimpang ini, kebanyakan mereka tidak sadar kalau merekah sudah menyimpang dari aqidah tauhid yang benar.
Penyimpangan dalam akidah
Allah adalah penguasa mutlak dialam semesta ini tidak ada satupun yang sama dan serupa dengan Nya. Orang yang memiliki aqidah tauhid benar hanya menyembah dan sujud padaNya sebagaimana ikrar dalam surat al An Aam ayat 162 -163 yang selalu dibaca dalam pembukaan shalat :
162. Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. 163. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).”(Al An aam 162-163)
Ada sekelompok umat islam yang masih percaya pada ritual dan kepercaayan animisme yang diwarisi turun temurun dari nenek moyangnya. Mereka merasa itu adalah warisan budaya sehingga tidak kuasa menolak untuk melakukan hal tersebut. Walaupun sudah bersahadat dan juga mengerjakan shalat mereka masih tetap melakukan kegiatan ritual pada roh leluhur, penguasa laut, penguasa gunung dan lembah dengan memberi persembahan kurban berupa kepala kerbau atau hasil kebun setiap tahun. Mereka mengharap berkah dan perlindungan pada bangsa jin penguasa lembah dan gunung itu. Kalau tidak memberi persembahan mereka takut ditimpa bencana . Ini merupakan penyimpangan dari akidah tauhid yang benar.
Adapula sekelompok aliran tarekah ketika berdzikir menyebut nama Allah mereka membayangkan wajah mursyid atau guru mereka. Ini adalah perbuatan yang berbahaya, mereka menyebut Allah tapi membayangkan wajah guru. Mereka sudah menyemakan Allah dengan guru atau mussyid mereka.
Adapula sekelompok umat islam yang rutin mendatangi makam dan kuburan para wali atau ulama yang mereka anggap keramat. Mereka mengagung agungkan para wali tersebut dan mohon diberi keberkahan, keselamatan dan keberhasilan dalam urusan dunianya. Rasulullah sudah mengatakan bahwa jika mati bani Adam maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara, yaitu amal jariah, anak sholeh yang mendoakannya dan ilmu yang bermanfaat yang diajarkannya. Para wali , ulama yang sudah meninggal dunia tidak bisa berbuat sauatu apapun bagi orang yang masih hidup. Justru mereka mengharap doa dari orang yang masih hidup itu. Ziarah kubur tidak dilarang oleh Rasulullah, kita datang berziarah untuk mengambil ibrah atau pelajaran dan mendoakan orang yang sudah berada didalam kubur itu agar diampuni dosanya, diterima amalnya dan dilapangkan barzakhnya. Bukan justru untuk minta doa dan keselamatan pada orang yang sudah meninggal itu.
Menuhankan manusia
Ajaran nabi Isya dengan kitab injilnya juga telah diselewengkan oleh umat yang datang sesudahnya. Nabi Isya yang mengajarkan bani Israil untuk menyembah hanya pada Allah Tuhan yang satu , telah dirubah oleh Paulus sehingga menjadikan isya sebagai anak Allah dan bagian dari Alah itu sendiri. Nabi Isya sama sekali tidak tahu menahu tentang pengangkatan dirinya sebagai Tuhan oleh Para pendeta nasrani dalam konsili gereja gereja di Nicea 300 tahun setelah dia wafat, sebagaimana dijelasklan dalam surat Al Maidah 116-117.
116. Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?.” Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib 117. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. (Al Maidah 116-117)
Apa yang terjadi dengan umat kristen tersebut juga dialami oleh sebagian umat Islam dewasa ini , mereka mulai menuhankan orang yang dianggap suci diantara mereka. Kaum syiah Rafidah dipelopori oleh seorang Yahudi yang masuk islam Abdullah bin saba memproklamirkan Ali sebagai tuhan.
Dihadapi Khalifah Ali ia berkata : “Ya Ali , sesungguhnya Engkaulah Allah , tuhan kami” Ali terkejut mendengarkan ucapan Abdulah bin saba ini. Ali murka dan memerintahkan membunuh Abdullah bin saba, namun ia berhasil diselamatkan oleh pengikutnya ke Persia . Ajaran Adullah bin saba ini terus berkembang di Persia sampai sekarang ini dan semakin kuat dengan dukungan negara Iran. Ajaran Syiah ini mulai merambah Negara Syiria, Irak, Yaman dan mulai mengancam arab Saudi. Peperangan sektarian antara aliran suni dan syiah terus berkecamuk diTimur tengah.
Beberapa doktrin syiah yang mengarah pada pengkultusan imam mereka dan menyamakannya dengan Allah antara lain :
- Ali bin Abi Thalib yang diklaim sebagai imam Syi’ah yang pertama dinyatakan sebagai dzat yang pertama dan terakhir, yang dhahir dan yang bathin sebagaimana termaktub dalam surat Al-Hadid, 57: 3 (Rijalul Kashi hal. 138).
- Para imam Syi’ah merupakan wajah Allah, mata Allah dan tangan-tangan Allah yang membawa rahmat bagi para hamba Allah (Ushulul Kaafi, hal. 83).
- Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib oleh Syi’ah dikatakan menjadi wakil Allah dalam menentukan surga dan neraka, memperoleh sesuatu yang tidak diperoleh oleh manusia sebelumnya, mengetahui yang baik dan yang buruk, mengetahui segala sesuatu secara rinci yang pernah terjadi dahulu maupun yang ghaib (Ushulul Kaafi, hal. 84).
- Keinginan para imam Syi’ah adalah keinginan Allah juga (Ushulul Kaafi, hal. 278).
- Para imam Syi’ah mengetahui kapan datang ajalnya dan mereka sendiri yang menentukan saat kematiannya karena bila imam tidak mengetahui hal-hal semacam itu maka ia tidak berhak menjadi imam (Ushulul Kaafi, hal. 158).
- Para imam Syi’ah mengetahui apapun yang tersembunyi dan dapat mengetahui dan menjawab apa saja bila kita bertanya kepada mereka karena mereka mengetahui hal ghaib sebagaimana yang Allah ketahui (Ushulul Kaafi, hal. 193). Allah itu bersifat bada’ yaitu baru mengetahui sesuatu bila sudah terjadi. Akan tetapi para imam Syi’ah telah mengetahui lebih dahulu hal yang belum terjadi (Ushulul Kaafi, hal. 40).
- Menurut Al-Kulaini (ulama besar ahli hadits Syi’ah), Bahwa Allah tidak mengetahui bahwa Husein bin Ali akan mati terbunuh. Menurut mereka Tuhan pada mulanya tidak tahu karena itu Tuhan membuat ketetapan baru sesuai dengan kondisi yang ada. Akan tetapi imam Syi’ah telah mengetahui apa yang akan terjadi. Oleh sebab itu menurut doktrin Syi’ah Allah bersifat bada’ (Ushulul Kaafi, hal. 232).
- Para imam Syi’ah merupakan gudang ilmu Allah dan juga penerjemah ilmu Allah. Para imam Syi’ah bersifat Ma’sum (Bersih dari kesalahan dan tidak pernah lupa apalagi berbuat Dosa). Allah menyuruh manusia untuk mentaati imam Syi’ah, tidak boleh mengingkarinya dan mereka menjadi hujjah (Argumentasi Kebenaran) Allah atas langit dan bumi (Ushulul Kaafi, hal. 165).
Itulah beberapa doktrin Syiah yang amat berbahaya bagi akidah tauhid seseorang, mereka mulai menyamakan para Imam mereka dengan Allah. Bahkan mereka mengaggungkan Imam mereka lebih dari pada Allah seperti bisa dilihat pada beberpa video berikut ini.
SYIAH MENUHANKAN ALI BIN ABI THALIB
[youtube b-du_u8S6yQ]
IMAM HUSEN LEBIH BESAR DARI ALLAH ??
[youtube tko1weMPZsQ]
IBADAH HAJI SUNI VS SYIAH
[youtube opMtDMmvXYE]
Kalau tidak berhati hati dan tidak menguasai ajaran islam dengan baik bukan tidak mungkin anda akan terjebak melakukan atau mengamalkan hal hal yang dapat merusak akidah tauhid anda. Kalau sudah demikian bersiaplah untuk mempertanggung jawabkan tindakan anda dihadapan Allah kelak.
Apa yang anda sembah selain Allah akan membantah anda kelak sebagaimana disebutkan dalam surat Al Furqon ayat 17-19:
17. Dan (ingatlah) suatu hari (ketika) Allah menghimpunkan mereka beserta apa yang mereka sembah selain Allah, lalu Allah berkata (kepada yang disembah); “Apakah kamu yang menyesatkan hamba-hamba-Ku itu, atau mereka sendirikah yang sesat dari jalan (yang benar)?.” 18. Mereka (yang disembah itu) menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagi kami mengambil selain engkau (untuk jadi) pelindung, akan tetapi Engkau telah memberi mereka dan bapak-bapak mereka kenikmatan hidup, sampai mereka lupa mengingati (Engkau); dan mereka adalah kaum yang binasa.” 19. maka sesungguhnya mereka (yang disembah itu) telah mendustakan kamu tentang apa yang kamu katakan maka kamu tidak akan dapat menolak (azab) dan tidak (pula) menolong (dirimu), dan barang siapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya Kami rasakan kepadanya azab yang besar. (Al Furqon 17-19)
Apa saja yang disembah oleh manusia selain Allah kelak akan membantah orang yang menyembahnya, mereka menyatakan tidak tahu menahu atas penyembahan manusia terhadap mereka. Nabi Isya,Nabi Uzair, Khalifah Ali, Hasan dan Husen, Para wali , ulama dan kyai yang didalam kubur berlepas diri dan menyatakan tidak tahu menahu atas penyembahan manusia pada mereka.
Bαpαk ustαdz Fαdhil ZA sαys: “Menuhankan Manusia. Ajaran nabi Isya dengan kitab injilnya juga telah diselewengkan oleh umat yang datang sesudahnya. Nabi Isya yang mengajarkan bani Israil untuk menyembah hanya pada Allah Tuhan yang satu , telah dirubah oleh Paulus sehingga menjadikan isya sebagai anak Allah dan bagian dari Alah itu sendiri. Nabi Isya sama sekali tidak tahu menahu tentang pengangkatan dirinya sebagai Tuhan oleh Para pendeta nasrani dalam konsili gereja gereja di Nicea 300 tahun setelah dia wafat.
ups…bapak ustadz nuduh dan nyimpulin mulu!!
1. Yesus di Alkitab mengajarkan Kasih karena Allah adalah Kasih, gak ade nyang diselewengin oleh umat yg datang sesudahnya.
2. Paulus kagak ngerubah ajaran Yesus di Alkitab, masalah iman kepada Allah Paulus berkata:
Romα 6:13…serαhkαnlαh dirimu KEPADA Allαh…
1 Korintυs 8:4…TIDAK ADA Allαh lαin DARI pαdα Allαh yαng Ξsα.“
3. Yesus tidak diangkat menjadi Tuhan, tapi Alkitab menulis bahwa nama Yesus adalah nama Allah, Roh Yesus adalah Allah karena Allah itu Roh Kudus, Yesus adalah Kalimat Allah yg hidup, Yesus adalah Mesias Juruselamat dunia, Yesus adalah Hakim yg Adil. jadi Yesus bukan diangkat menjadi Tuhan oleh para pendeta seperti tuduhan elu pak ustadz.
berhentilah menafsirkan dan menyimpulkan prinsip iman nasrani dari tafsir elmu islam pak, timbulnya justru fitnah.
Untuk elu iman elu tentang Isa di quran, dan untuk gue iman gue tentang Yesus di Alkitab okay…salam damai.