Oleh Fadhil ZA
Didunia ini banyak terdapat berbagai macam agama , kepercayaan dan paham. Setiap kelompok agama atau paham itu mengklaim bahwa agama atau kelompoknyalah yang paling benar. Mereka mengklaim bahwa orang yang diluar kelompok atau agama mereka adalah orang yang sesat. Tidak jarang perbedaan pendapat ini berujung pada saling serang dan bunuh satu dengan lainnya.
Sebagian besar keributan dan kekacauan didunia ini terjadi akibat saling klaim pada kelompok agama atau kepercayaan ini. Kita lihat perang sektarian antara kelompok suni dan syiah di Timur tengah. Kekerasan terhadap umat Islam di Rohingya ( Myamar-Burma ) yang dilakukan para penganut Budha. Kekerasan terhadap Muslim Uighur di Xinxiang oleh pemerintahan China. Dinegara Amerika dan Eropa umat Islam sering disakiti oleh kelompok Islam phobia. Umat kristen dan Islam di Afrika Tengah juga saling serang dan bunuh. Di Ambon Indonesia juga pernah terjadi saling bunuh antara umat Islam dan Kristen karena perbedaan keyakinan ini
Akibat kekacauan dan keributan dikalangan umat beragama ini, di dunia muncul beberapa kelompok atau aliran yang tidak mau memeluk agama apapun, mereka lebih memilih untuk tidak beragama atau atheis. Mereka menganggap agama hanya menimbulkan keributan dan kekacauan didunia ini .
Bagaimana sikap kita umat Islam menghadapi perbedaan yang muncul dimana mana ini? Islam adalah agama rahmatan lil alamin. Islam tidak dikembangkan dengan kekerasaan dan paksaan. Islam adalah agama bagi orang berakal dan mau berfikir. Salah paham sebagian kecil umat islam dalam memahami agamanya telah melahirkan kelompok radikal,yang benci dan memerangi orang yang tidak sepaham dengan mereka. Kelompok ini dengan mudah mengkafirkan dan menghalalkan darah umat Islam lainnya yang tidak sepaham dengan mereka.
Kelompok ini sering memperlihatkan sikap yang keras dan kasar terhadap orang yang tidak sepaham dengan mereka. Sikap mereka menimbulkan ketakutan dikalangan umat lainnya yang tidak sepaham dan seiman dengan mereka (non Muslim) . Akhir nya muncul kelompok Islam phobia yang menganggap semua Umat Islam berperilaku kasar seperti itu, dan mereka mulai menimbulkan kesulitan bagi umat Islam lainnya.
DAKWAH DENGAN SANTUN
Rasulullah tidak pernah mengajarkan berdakwa dan menyampaikan ajaran Islam dengan paksaan dan cara kekerasan . Allah juga telah mengingatkan hal ini dalam surat Al Baqarah ayat 256:
256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al Baqarah 256)
Dalam surat Ali Imran ayat 159 juga Allah telah mengingatkan bahwa jika Rasulullah bersikap keras dan kasar dalam berdakwah niscaya manusia akan lari menjauhinya.
159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.(Ali Imnran 159)
Walaupun dalam misi dakwanya Rasulullah sering disakiti dan diancam oleh kaum Quraiys beliau tetap memperlihatkan ahlak yang mulia. Beliau mengajak kaumnya untuk beriman dengan sabar dan santun. Ketika beliau berdakwah di Tha’if beliau disambut dengan makian dan lemparan batu, sehingga Malaikat penjaga Gunungpun murka. Malaikat itu bekata pada Rasulullah:” Bagaimana kalau bukit uhud ini kami timpakan kepada mereka?” . Rasulullah menjawab “jangan…. biarkan saja , mereka mudah mudahan anak cucu mereka nanti ber iman”. Demikianlah Rasulullah tidak membalas perlakuan kasar umatnya dengan cara yang keras dan kasar pula, sebaliknya beliau berdoa semoga anak cucunya kelak bisa menerima kebenaran Islam.
MENSIKAPI PERBEDAAN AGAMA DAN KEPERCAYAAN
Agama yang disampaikan Rasulullah adalah agama tauhid , agama mengesakan Allah , yaitu agama yang dianut para Nabi sejak masa nabi Adam sampai akhir zaman. Para Nabi sejak nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Luth, Yusuf, Musa, Isya mengajarkan keyakinan menyembah pada Allah tuhan yang satu. Namun ajaran para Nabi dan Rasul itu diselewengkan oleh para pendeta dan Rahib mereka hingga muncul anak anak Tuhan, berhala dan dewa dewa yang disembah selain Allah.
Nabi Muhammad saw berusaha memurnikan berbagai macam agama dan kepercayan yang sudah menyimpang itu, dan menyampaikan Qur’an sebagai pedoman hidup. Mensikapi orang yang tidak sepaham dan tetap yakin dengan kepercayaan mereka yang keliru itu , Allah telah memberikan pedoman dalam surat Al Kafirun sebagai berikut
1. Katakanlah: “Hai orang-orang kafir2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. 3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. 4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, 5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.” (S. Al Kafirun)
Selama mereka orang orang kafir itu tidak mengganggu dan menyerang kita , biarkanlah mereka dengan keyakinan dan kepercayaan mereka. Kewajiban kita hanya menyampaikan dengan jelas mana yang benar dan mana yang salah, sebagaimana diingatkan dalam surat asy Syuura 48
48. Jika mereka berpaling maka Kami tidak mengutus kamu sebagai pengawas bagi mereka. Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah). Sesungguhnya apabila Kami merasakan kepada manusia sesuatu rahmat dari Kami dia bergembira ria karena rahmat itu. Dan jika mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri (niscaya mereka ingkar) karena sesungguhnya manusia itu amat ingkar (kepada nikmat). (Asy Syuura 48)
Kewajiban kita dalam berdakwah hanya menyampaikan dan mengingatkan tentang keesaan Allah, bukan memberi hidayah atau petunjuk. Hidayah dan petunjuk itu sepenuhnya kewenangan Allah. Dia menunjuki siapa yang dikehendaki dan membiarkan sesat siapa yang dikehendaki.
Islam tidak dikembangkan dengan kekerasan dan paksaan, Islam hanya diikuti oleh orang yang berakal , dan mau berfikir. Orang yang tidak berakal dan tidak mau berfikir sulit memahami Islam. Karena mereka membabi buta mengikuti ajaran nenek moyang mereka yang sudah berakar dalam di jiwa mereka.
Banyaknya aliran kepercayaan dan agama didunia adalah sebuah keniscayaan, tidak bisa kita pungkiri. Allah telah memberikan kebebasan pada umat manusia untuk memilih agama dan keyakinannya masing masing, dengan konsekwensi dan risiko yang harus mereka pikul sendiri.
Kalau Allah mau niscaya semua manusia dibumi ini akan beriman semua , tapi Allah tidak menghendaki hal itu. Kita tidak bisa memaksa manusia agar mereka semua beriman pada Allah. Hidayah dan petunjuk itu kepunyaan Allah. Dia menunjuki siapa yang dikhendakinya pada Hidayah Islam, dan membiarkan sesat siapa yang dikehendakinya. Hanya orang yang berakal dan mau berfikirlah yang bisa menerima ajaran Islam dengan baik. Allah telah menegaskan hal ini dalam surat Yunus ayat 99-100.
99. Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ? 100. Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.
Munculnya berbagai agama dan kepercayaan di muka bumi ini merupakan ujian bagi orang yang yang beriman apakah mereka akan tetap dengan keyakinannya pada Allah atau tergoda mengikuti ajaran agama yang beraneka macam ragamnya itu.
SEBAGIAN BESAR MANUSIA TIDAK BERIMAN PADA ALLAH
Kita tidak perlu frustasi atau kecewa melihat kebanyakan manusia tidak beriman pada Allah. Dalam Al Qur’an Allah telah menegaskan bahwa sebagian besar manusia memang tidak akan beriman pada Allah, mereka tidak percaya pada kehidupan akhirat. Orang yang beriman merupakan golongan minoritas di bumi ini. Banyak ayat Qur’an yang menyatakan hal tersebut antara lain
59. Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman. (Al Mukmin 59)
8. Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya. (Ar Ruum 8)
1. Alif laam miim raa. Ini adalah ayat-ayat Al Kitab (Al Quran). Dan Kitab yang diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu itu adalah benar: akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya).(Ar Ra’d 1)
Apa yang disebutkan Allah dalam ayat Qur’an diatas sudah menjadi kenyataan. Penduduk bumi saat ini sudah hampir mencapai 7 milyar , 80 % dari penduduk dunia ini tidak beriman pada Allah . Yang percaya pada Allah dan beragama Islam hanya 1.6 milyar atau 20 % sebagian besar mereka tidak beriman pada Allah. Mereka memeluk agama dan kepercayaan selain Islam seperti Nasrani (kristen),Yahudi, Hindu, Budha, Shinto, Atheis, Bahai, Majusi, dan aliran kepercayaan lainnya. Umat Islam atau orang beriman adalah kelompok minoritas di dunia ini, sewajarnyalah kita berdakwah dengan cara yang santun bukan dengan cara kekerasan atau paksaan. Kita harus memberi contoh ahlak dan teladan yang baik agar mereka kaum mayoritas itu mau beriman pada Allah dan mau menerima Islam sebagai agama mereka.
MENSIKAPI PERBEDAAN PAHAM DALAM ISLAM
Umat Islam yang jumlahnya sedikit inipun ternyata masih terpecah dalam firqoh dan kelompok yang masing masing merasa paling benar dan menyatakan umat yang tidak sepaham dengan mereka sebagai kafir atau sesat. Inilah ujian berat yang dihadapi umat Islam dewasa ini. Sudah jumlahnya sedikit dibandingkan umat lain, mereka juga terpecah dalam kelompok kelompok yang masing masing merasa paling benar sendiri. Banyak diantara umat islam yang tidak siap untuk berbeda pendapat. Mereka mengecam dan memusuhi orang yang tidak sepaham dengan mereka, bahkan mereka tidak segan menumpahkan darah saudara mereka sesama muslim.
Jika umat Islam benar benar berpegang teguh pada al-Qur’an dan sunnah niscaya hal itu tidak akan terjadi. Perbedaan pendapat adalah hal yang biasa dan natural. Perbedaan pendapat bisa terjadi karena adanya perbedaan sudut pandang terhadap suatu masalah. Empat orang yang mengamati sebuah gedung dari empat arah berbeda pasti akan mempunyai pendapat berbeda tentang gedung yang mereka lihat itu. Apalagi kalau mereka masing masing mempunyai disiplin ilmu yang berbeda pula, misalnya yang satu seorang arsitek, yang lainnya ahli konstruksi, yang lainnya seorang mekanikal atau Pebisnis. Pasti mereka akan mempunyai pandangan berbeda tentang gedung itu, perbedaan itu adalah hal wajar dan tidak perlu dipermasalahkan. Orang yang arif dan bijak akan menerima perbedaan pendapat itu dengan hati legowo. Orang yang berpandangan picik tidak bisa menerimanya dan akan berusaha memaksa orang lain agar hanya menerima pendapat dari dirinya saja.
Karena adanya perbedaan pendapat dan sudut pandang itulah muncul berbagai mahzab seperti mahzab Imam Syafi’i, Maliki, Hambali , Hanafi dan lain lainnya. Perbedaan pendapat merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari. Dan hal itu tidak akan menimbulkan perpecahan jika kita legowo dan mau menerima dan menghormati perbedaan itu.
Kita tidak bisa memaksakan paham dan pendapat kita pada orang lain , masing masing kita bertanggung jawab pada Allah. Jika ada yang tidak sependapat dengan kita tentang suatu perkara , biarkanlah. Serahkan putusannya pada Allah. Kewajiban kita hanya menyampaikan pengajaran dan pesan Rasulullah dengan jelas sebagai disebutkan dalam surat An Nur 54 dan At Thaghobun 12
54. Katakanlah: “Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.” (An Nur 54)
12. Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya, jika kamu berpaling sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.(At Thaghobun 12)
Jika orang yang diberi peringatan atau pengajaran itu berpaling atau mengajak berdebat katakanlah sesuai pesan Allah dalam surat Al Qashas ayat 55 : Bagi kami amal kami dan bagi kamu amal kamu, masing masing kita bertanggung jawab dihadapan Allah atas apa yang kita yakini .
55. Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil.” (Al Qashas 55)
Perbedaan pendapat dalam menjalankan syariat agama sering menimbulkan perpecahan dan permusuhan dikalangan umat Islam sendiri. Beberapa masalah khilafiah seperti masalah Qunut, shalat tarawih 11 atau 23 rakaat, membaca doa bersama secara jahar, dzikir berjamaah, tarekat, masalah baiat, peringatan Maulid Nabi, Israk Mi’raj dan lain sebagainya telah memecah belah umat islam dalam firqoh dan kelompok. Ada sekelompok umat islam yang dengan mudahnya mengkafirkan umat islam lain yang berbeda pendapat dengan dirinya.
Hadapilah perbedaan paham itu dengan kepala dingin tidak perlu menghujat dan memusuhi saudara muslim kita yang berbeda paham, serahkan penilaiannya pada Allah. Kita tidak dijadikan Allah sebagai pengawas atas kebenaran Iman, keyakinan atau amalan seseorang sebagai disebut Allah dalam surat Asy Syuura ayat 6
6. Dan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah, Allah mengawasi (perbuatan) mereka; dan kamu (ya Muhammad) bukanlah orang yang diserahi mengawasi mereka. (Asy syuuraa 6)
Kewajiban kita hanya menyampaikan ajaran agama dengan jelas dan terang, sebagaimana disebutkan dalam surat An Nur 54 diatas. Kita harus arif mensikapi perbedaan pendapat dalam menjalankan syariat agama. Jangan memaksakan kehendak pada orang lain. Allah tidak akan meminta pertanggungan jawab kita tentang amal perbuatan orang lain , tapi Allah akan meminta pertanggungan jawab atas apa yang kita kerjakan. Masing masing orang bertanggung jawab atas amal dan perbuatannya masing masing. Kewajiban kita hanya menyampaikan apa yang kita anggap benar, bukan memaksa orang lain untuk mengikuti keyakinan kita. Allah telah menegaskan hal ini dalam surat Al An aam ayat 52.
52. Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaanNya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatan mereka dan merekapun tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, (sehingga kamu termasuk orang-orang yang zalim) (Al An Aam 52).
Jika umat Islam mau berpegang teguh pada al Qur’an dan sunnah niscaya tidak akan terjadi perpecaahan dikalangan umat Islam. Perpecahan dan perbedaan pendapat dikalangan umat Islam sudah terjadi beberapa waktu setelah Rasulullah wafat ditandainya dengan terbunuhnya khalifah Umar , Ustman dan Ali . Terjadinya perang jamal antara pengikut Ali dan Aisyah ra, perang antara Ali dan pengikut Muawiyah, munculnya kaum khawarij, Syiah dan aliran Tarekat . Perpecahan dan perbedaan pendapat itu terus merebak sampai sekarang dan mungkin hingga datang akhir zaman nanti. Mari kita sikapi perbedaan itu dengan arif dan selalu berpedoman pada Al Qur’an dan sunah Rasul.
PERPECAHAN YANG MELEMAHKAN UMAT ISLAM
Tidak legowonya umat islam dalam mensikapi perbedaan pendapat diantara mereka telah menimbulkan perpecahan dan firqoh firqoh dalam islam. Masing masing kelompok merasa paling benar kemudian menghujat dan memusuhi kelompok lainnya. Kondisi ini melemahkan posisi umat Islam didunia dibandingkan umat lainnya . Rasulullah sudah mensinyalir kejadian ini 1400 tahun yang lalu
Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam:
“Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya.” Maka seseorang bertanya: ”Apakah karena sedikitnya jumlah kita?” ”Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahan.” Seseorang bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?” Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Cinta dunia dan takut akan kematian.” (HR Abu Dawud 3745)
Di Timur tengah umat Islam saling bunuh satu dengan lainnya karena perbedaan pendapat dan paham. Bangsa mayoritas didunia tidak sungkan untuk melecehkan dan menghinakan umat islam seperti yang terjadi di Xinxiang, Rohingya, Palestina, Afrika tengah. Kalau umat Islam diseluruh dunia bersatu tentu mereka tidak berani melakukan tindakan itu. Israelpun berani menutup akses Masjidil Aqsho bagi umat islam. Mereka tidak takut dengan umat islam yang lemah dan berpecah belah. Umat islam menjadi lemah karena mereka meninggalkan al Qur’an sebagai pedoman hidup. Sedikit sekali umat islam yang rutin membaca dan mentadabburi Qur’an setiap hari. Mereka lebih asyik membaca koran, majalah dan berita televisi.
AJARAN ISLAM YANG MENYIMPANG
Disamping perbedaan pendapat dan masalah kilafiah, umat Islam juga disibukan dengan ajaran yang menyimpang dari ajaran pokok seperti ajaran Syiah dan Ahmadiyah. Mereka adalah kelompok orang yang disesatkan setan. Mereka merasa benar , walaupun paham mereka menyimpang dari ajaran pokok Islam. Seperti menganggap masih ada nabi dan wahyu sesudah Rasulullah. Menjadikan Imam mereka seperti penjelmaan Allah didunia. Memusuhi para sahabat utama Rasulullah seperti Abu Bakar, Ustman , dan Umar. Setan telah menyesatkan merteka dari jalan yang benar.
Terhadap kelompok ini kewajiban kita hanya mengingatkan, kita tidak bisa merubah keyakinan mereka yang keliru itu. Mereka termasuk kelompok yang disebutkan didalam surat Al Mulk 10
10. Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Al Mulk 10)
Karena mereka banyak membantah dan tidak perduli dengan peringatan Allah, maka Allah telah mengirim setan pada mereka yang menemani mereka kemana saja mereka pergi, dan setan itu menyesatkan mereka sesesat sesatnya sedang mereka merasa berada pada jalan yang benar. Mereka baru menyadari kekeliruan mereka kelak di akhirat, sebagaimana disebutkan dala surat az zukhruf 36-38
36. Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. 37. Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. 38. Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada kami (di hari kiamat) dia berkata: “Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara masyrik dan maghrib, maka syaitan itu adalah sejahat-jahat teman
(yang menyertai manusia).” (Az zukhruf 36-38)
Jumlah mereka yang termasuk aliran Islam yang sesat ini tidak sedikit, dari tahun ketahun jumlah mereka semakin banyak dan sulit di bendung. Kewajiban kita adalah mengingatkan keluarga terdekat jangan sampai terpengaruh mengikuti aliran yang keliru ini. Allah telah mengingatkan agar kita menjaga diri dan keluarga kita masing masing dari panasnya Neraka jahanam,sebagaimana diingatkan Allah dalam surat At Tahrim ayat 6:
6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At Tahrim 6)
Allah banyak mengingatkan didalam al Qur’an agar berhati hati menjalani hidup ini karena dunia penuh dengan tipuan dan jebakan yang dapat menyesatkan manusia dari iman dan takwa. Sebagian besar manusia didunia ini berada dalam keadaan tertipu dan terpedaya. Mereka tidak menyadari bahwa diri mereka sedang berbondong bondong menuju Neraka jahanam. Mereka merasa berada pada jalan yang benar, setan sudah menipu mereka. Jadilah golongan minoritas, kelompok kecil yang berada pada jalan lurus menuju syurganya Allah. Tinggalkan golongan mayoritas yang sedang berjalan menuju Neraka jahanam.
Jangan kagum dan takjub pada berbagai kenikmatan dan kemegahan dunia yang diberikan pada golongan mayoritas yang telah disesatkan setan. Mereka hanya menikmati kehidupan dunia yang sedikit dalam waktu yang singkat, kemudian Allah akan menghalau mereka memasuki Neraka jahanam yang kekal dan abadi selama lamanya.
Yang disayangkan dalam agama islam sekarang adalah munculnya berbagai macam golongan yang sama-sama merasa paling benar sendiri. Hal ini tentu bisa menjadi pemicu perpecahan agama Islam.
Saya baca sampai habis , islam ❤️❤️
Bαpαk ustαdz Fαdhil ZA sαys: “Penduduk bumi saat ini sudah hampir mencapai 7 milyar , 80 % dari penduduk dunia ini tidak beriman pada Allah . Yang percaya pada Allah dan beragama Islam hanya 1.6 milyar atau 20 % sebagian besar mereka tidak beriman pada Allah. Mereka memeluk agama dan kepercayaan selain Islam seperti Nasrani (kristen),Yahudi, Hindu, Budha, Shinto, Atheis, Bahai, Majusi, dan aliran kepercayaan lainnya.
nanya pak ustadz: Allah di quran sama apa beda dari Allah di Alkitab…ʔʔ
salam damai.
Saya setuju