Oleh Fadhil ZA

kitab-suci-alquran-ilustrasi-_121210192530-935Saya pernah  mendengar bahwa  belajar agama Islam itu harus punya guru yang ada sanadnya (bersambung terus sampai ke Nabi Muhammad). Paham ini setahu saya disebarkan oleh Islam Jamaah yang sekarang kita kenal dengan nama LDII.  Dikalangan tarekat dan kaum sufi juga adalah istilah “ Barang siapa yang belajar agama Islam tanpa guru (musyid) , maka gurunya adalah setan. 

Apa betul memahami Qur’an dan Islam itu mutlak harus ada guru? Apakah kita tidak bisa belajar Islam dari buku atau browsing di Internet. Apakah kita tidak bisa memahami Qur’an dengan cara membaca dan belajar sendiri ? Saya sendiri tidak sependapat  dengan paham diatas yang mengatakan untuk mempelajari Islam mutlak harus ada gurunya yang tersambung sampai ke Rasulullah. Fungsi guru hanya sebagai pembimbing, seperti di bangku kuliah. Kita bisa belajar dari banyak guru dan buku, juga bisa browsing diinternet. Orang yang belajar pada satu orang guru sering  terjebak pada taklid buta pada guru dan menganggap semua yang dikatakan guru itu benar. Guru tidak bisa memberi hidayah dan petunjuk, dia hanya memberi bimbingan. Yang bisa memberi hidayah dan petunjuk itu hanya Allah.

Barang siapa yang mempelajari Islam dengan tulus dan sungguh sungguh karena Allah, maka Allahlah gurunya, bukan setan . Allah akan membimbing dan menuntunya untuk memahami Islam dan Al Qur’an hal ini ditegaskan dalam surat Al Ankabut ayat 69 :

69. Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.(Al Ankabut 69)

Seorang guru tidak bisa memberi hidayah dan petujuk kepada muridnya, mereka hanya bisa memberi bimbingan dan tuntunan. Hidayah dan petunjuk sepenuhnya kewenangan Allah sebagaimana disebutkan dalam surat Al Qashas ayat 56 :

56. Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.

Sungguh keliru orang yang mengatakan bahwa untuk memahami Islam itu mutlak harus berguru pada seseorang yang jelas sanadnya sampai ke Rasulullah. Atau pendapat kaum sufi yang mengatakan bahwa siapa yang belajar agama tanpa guru , maka gurunya adalah setan.  Fungsi guru hanya membantu memberikan bimbingan, bukan memberi hidayah atau petunjuk. Kita bisa belajar dari banyak guru dan buku untuk mendapatkan bahan pembanding. Allah tidak suka pada  orang yang taklid buta pada gurunya, dan tidak mau berfikir. Setiap diri bertanggung jawab atas sikap dan pendiriannya masing masing, tidak ada alasan untuk mengatakan dan  melempar tanggung jawab pada guru atau sifulan. Allah mengingatkan hal ini dalam surat al Israak ayat 36

36. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.(Al Israak 36)

Mempelajari Al Qur’an dan Islam bisa kita lakukan seorang diri asalkan diniatkan sungguh sungguh untuk mendekatkan diri pada Allah. Kita bisa belajar dari banyak guru dan ustad, banyak membaca buku, browsing diinternet dan berdiskusi dengan teman yang sama berminat untuk mempelajari Islam dan Qur’an.

Allah telah menjadikan Al Qur’an  mudah untuk dipelajari dan dipahami , bagi orang yang mau mempelajarinya, sebagaimana disebutkan berulang ulang dalam surat Al Qomar, antara lain dalam surat al Qomar ayat 17

17. Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?

Namun sayang sedikit sekali umat Islam yang tekun dan mau mendalami Qur’an secara mandiri. Disamping rasa malas banyak juga yang dihantui rasa  takut salah, dan termakan isu bahwa mereka harus berguru secara mangkul pada guru yang jelas nasabnya sampai ke Rasulullah. Mereka juga dihantui pendapat siapa yang belajar Qur’an tanpa guru maka gurunya adalah setan. Isu seperti itu membuat umat Islam jauh dari Al Qur’an mereka hanya berkutat dengan pendapat para Ulama dan Kyai yang kadang kala saling bertentangan satu dengan yang lainnya.

Kiat Mempelajari  Qur’an secara mandiri

Al Qur’an adalah kumpulan wahyu Allah yang diturunkan pada nabi Muhammad saw, menjadi pedoman dan pegangan hidup bagi orang yang beriman dan bertakwa pada Allah. Sedikit sekali umat Islam yang rutin membaca dan mempelajari kandungan Qur’an ini setiap hari. Disamping memang malas ditambah lagi dengan ajaran yang mengatakan bahwa siapa yang belajar tanpa guru maka gurunya adalah setan. Ajaran yang mengatakan bahwa kita harus berguru pada guru yang sanadnya jelas sampai kepada Rasulullah juga menyumbang umat Islam jadi takut untuk mempelajari Qur’an seorang diri.

Saat ini interaksi antara umat Islam dengan Al-Qur’an amat kurang. Mereka lebih banyak mendengar pendapat ustad, ulama dan kyai serta berpegang teguh pada ajaran beliau secara membabi buta. Tidak jarang terjadi perbedaan pendapat antara ulama , kyai dan ustad yang beriimbas pada munculnya perpecahan dikalangan umat Islam yang taklid buta pada guru mereka masing masing.

Al Qur’an itu diibaratkan Buah yang amat lezat rasanya. Ia memiliki dua unsur utama yaitu bagian kulit dan bagian  isi atau dagingnya. Untuk bisa menikmati buah yang lezat itu kita harus membuka kulitnya terlebih dahulu, baru kemudian kita bisa menikmati isinya.

Untuk mempelajari dan memahami Qur’an dibutuhkan beberapa alat atau sarana . Pertama kita harus punya alat untuk mengupas bagian kulitnya, yaitu :

  1. Mampu membaca tulisan dan melafazkan  ayat Qur’an dengan tepat dan benar
  2. Memahami dasar dasar bahasa Arab, yang merupakan bahasa al Qur’an

Selanjutnya untuk mengambil dan menikmati kandungan atau isi Al Qur’an kita juga harus memiliki 5 alat atau sarana.

  1. Mengerti dan memahami sejarah para Nabi dan semua kisah yang ada dalam Qur’an , seperti kisah 25 Nabi dan Rasul, kisah pemuda di gua kahfi, kisah Uzair, kaum Aad , Tsamud , dan lain sebagainya.
  2. Mengerti dan mengetahui sejarah kehidupan Nabi Muhammad sejak lahir sampai wafatnya
  3. Mengerti dan memahami asbabun nuzul beberapa ayat Qur’an yang turun seperti surat Abbasa, Al Hasyr, Al fath , ayat yang berkaitan dengan perang Badar, Uhud dan lain sebagainya
  4. Mengerti dan mengusai ilmu pengetahuan alam , seperti Biologi, Fisika, astronomi, Geologi, IPTEK, dan selalu mengikuti perkembangan kejadian sehari hari seperrti masalah sosial, politik, bencana alam, dan lain sebagainya.
  5. Mengambil beberapa kitab tafsir terkenal sebagai pembanding seperti tafsir Ibnu Katsir, Al Azhar dari buya Hamka, Jalalain dan lain sebagainya.

Tanpa memiliki alat atau sarana seperti tersebut diatas memang akan sulit bagi seseorang untuk mengerti dan memahami Al Qur’an. Mempelajari dan memahami Qur’an tidak seperti belajar ilmu fisika , kedokteran, teknik atau matematik sekian bulan atau tahun tamat dan dinyatakan sebagai ahli.

Mempelajari dan memahami Qur’an membutuhkan waktu yang panjang seumur hidup kita. Ilmu Al- Qur’an tidak ada batas dan tepinya. Dalam surat Lukman ayat 27 digambarkan jika lautan jadi tintanya dan seluruh pohon dimuka bumi jadi penanya niscaya tidak akan habis ilmu Allah itu dituliskan walaupun ditambah dengan 7 bumi pohon dan lautan lagi.

27. Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Lukman 27)

Ilmu Al-Qur’an tidak akan pernah habis dipelajari sampai kita menemui ajal. Ilmu Al-Qur’an terus tumbuh dan berkembang mengikuti kemajuan zaman. Karena itu tidak ada seorangpun yang bisa mengklaim bahwa ia sudah menguasai ilmu Al Qur’an secara menyeluruh

Untuk dapat menikmati kandungan isi Al Qur’an, bacalah Al Qur’an itu setiap hari minimal 3 halaman berikut terjemahannya. Lebih baik lagi jika bisa mempraktekan one day one juz sehingga bisa khatam sekali dalam sebulan. Allah akan memasukan ilmu Al Qur’an itu secara bertahap , hingga kita bisa memiliki ahlak dan kepribadian sesuai dengan al Qur’an sebagaimana ahlak dan pribadi Rasulullah.

Menuju alam yang tak terbatas

Al Qur’an mendidik dan mengajar kita untuk hidup pada alam yang tak terbatas, yaitu kehidupan dunia dan akhirat yang tidak dibatasi oleh kematian. Orang yang tidak mengerti al Qur’an umumnya hanya mengerti dan memahami masalah kehidupan dunia saja. Segala sesuatu diukur dengan sukses dan kejayaan hidup didunia. Mereka tidak mengerti sama sekali tentang kehidupan akhirat, mereka mencintai kehidupan dunia dan amat  takut dengan kematian.

Orang yang memahami Al Qur’an memiliki pemandangan yang luas tentang kehidupan dunia dan kehidupan di akhirat. Dia tidak pernah kecewa dan putus asa dalam menghadapi kehidupan dunia, dia mempersiapkan dirinya sepenuhnya untuk mendapatkan kemuliaan di akhirat. Kematian bukanlah sesuatu yang ditakutinya. Kematian hanya masalah melangkah pindah dari kehidupan dunia  kepada kehidupan akhirat yang kekal dan abadi selamanya.

Untuk memahami Al Qur’an dengan lebih baik , kita harus mampu menghubungkan setiap ayat yang kita baca dengan kejadian yang kita alami sehari hari. Al Qur’an banyak mengandung ilmu hikmah yang menjelaskan kejadian yang kita alami sehari hari. Al Qur’an mengandung solusi bagi seluruh masalah yang dialami oleh manusia dan semua kejadian dialam semesta ini . Sedikit sekali orang yang memahami ini , karena memang sedikit orang yang mau membaca al qur’an secara rutin setiap harinya.

Saya sudah mempraktekan membaca Qur’an berikut terjemahannya dengan berbekal alat dan sarana seperti yang disebutkan diatas selama 10 tahun sebanyak 3 halaman setiap hari. Alhamdulillah pengetahuan saya tentang Qur’an terus tumbuh dan tumbuh setiap hari. Saya merasa seperti berenang dilautan ilmu yang tidak bertepi. Dan ilmu itu terus tumbuh bersamaan dengan umur saya yang akan berakhir ketika ajal yang dijanjikan sampai.

Bagi yang berminat silahkan mencoba , bekali diri anda dengan alat dan sarana seperrti yang saya sebutkan diatas, Insya Allah anda akan dibimbing oleh Allah memahami kandungan Al Qur’an. Guru anda adalah Allah, bukan setan.

3 thoughts on “KIAT MEMPELAJARI DAN MEMAHAMI QUR’AN SECARA MANDIRI”
  1. syukron pak fadhil , oiya pak,kalo boleh ada yg ingin saya tanyakan kepada bapak…
    apakah orang yg sudah salat taubat trus terpeleset berbuat dosa dan maksiat msh punya peluang untuk diterima taubatnya?? karna hal ini terjadi berulang kali pada diri saya pak fadhil.hidup saya terbelenggu oleh nafsu jahat yg menguasai diri saya pak…jujur saya sudah lelah dan capek trus menerus berbuat maksiat…dampaknya sudah saya rasakan pak, rejeki seret , apes melulu, dan malas beribadah…dalam hati saya bersedih takut kalo keadaan ini terbawa sampe mati…berakhir suul khotimah, apa obat mujarab buat keadaan saya ini?? ato wirid/zikir rutin apa yg harus saya kerjakan??
    mohon petunjuk dan nasehatnya pak ustadz.

  2. Assalamualaikum pak ustadz, Saya baru 5 bulan membiasakan baca alquran 1 juz perhari dan itu berawal ketika saya merasa gak enak karena belum pernah sama sekali membaca al quran (mushaf). Saya mulai membaca al quran dengan terbata bata karena sewaktu masih kecil hingga remaja gak pernah belajar mengaji secara intensif. Saya hanya belajar sedikit sedikit setiap dihukum karena tidak bisa baca alquran waktu di sekolah. ketika kerja saya dapat kesempatan di ajari huruf hijaiyah lumayan intens tp itu sudah lama berlalu. Saya merasa kemajuan saya dalam membaca al quran sangat pesat. lima bulan lalu saya berniat mengkhtam al quran paling gak setahun tapi waktu itu Alhamdulillah saya bisa khatam dalam waktu 1 bulan 20 hari dan makin lama makin cepat hingga saya bisa khatam dalam 1 bulan. jadi insya allah rhamadhan tahun ini saya mgkn bisa khatam 2 kali dalam 1 bulan. Saya sempat merasa ilmu ini saya dapatkan langsung dari Allah swt. Dengan ini saya ingin berbagi pengalaman bahwa al quran itu seperti kekasih yang selalu membuat kita rindu kalau biasa membacanya. Cobalah…

    1. Wa alaikum salam

      Subhanallah, semoga kamu tetaqp istiqomah melakukan one day one juz sampai akhir hayat kamu. Bacalah Al qur’an berikut terjemahannya agar kamu paham kandungan Al Qur’an tersebut. Saya sudah 10 tahun membaca Qur’an secara rutin 3 halaman perhari hingga saya bisa khatam rata rata 2 kali setahun. Sudah 6 bulan saya tingkatkan menjadi one day one juz yaitu 15 halaman sehari hingga bisa khatam satu kali sebulan. Mudah mudahan saya bisa melakukan itu sampai akhir hayat saya. Al Qur’an memang kitab ajaib seluruh masalah hidup dan persoalan didunia ini ada solusinya disana. Dan kita tidak pernah bosan membacanya , saya sudah lebih 10 tahun mempraktekannya dan tidak pernah bosan, bahkan membaca Qur’an sudah jadi kebutuhan. Karena seluruh masalah didunia ini ada jawabannya dalam Qur’an sungguh menakjubkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *