Oleh Fadhil ZA
Dalam surat Al Baqarah ayat 45 dan 153 Allah memerintahkan umat Islam jika menghadapi masalah atau problem kehidupan minta tolonglah pada Allah dengan mengerjakan shalat dan bersabar. Namun kenyataannya banyak umat Islam yang tidak yakin akan kekuatan dan manfaat shalat dalam menyelesaikan berbagai masalah kehidupan.
Jika menghadapi problem atau masalah yang sulit mereka mulai berpaling pada kekuatan lain. Mereka berusaha mencari paranormal, kyai , habib yang bisa memberi solusi pada mereka. Celakanya Kiyai dan Habib yang mereka datangi tidak mengajarkan mereka untuk minta tolong pada Allah dengan sabar dan shalat seperti yang disebutkan dalam Qur’an diatas. Kyai dan Habib itu malah memberi mereka jimat, wifik, Rajah yang dikatakan bisa menolong dan menyelamatkan mereka.
Banyak umat Islam yang terkecoh karena baju ustad , Kiyai atau Habib itu, mereka tidak segan segan merogoh koceknya sampai jutaan rupiah untuk mendapatkan wifik dan jimat tersebut. Ada Jimat yang dijual untuk kewibawaaan, penglaris dagangan, melindungi rumah dari berbagai kejahatan, merukunkan rumah tangga dan lain sebagainya. ..Naudzubillahi mindzalik.
Bahaya dan mudharat memakai Jimat
Jimat-jimat dikenal dengan istilah tamimah, mantra dan jampi-jampi dikenal dengan ruqyah, pelet atau pengasihan dikenal dengan tiwalah. Tentu saja jika kita bicara istilah maka akan ada saja perbedaan sebutan antara satu daerah dengan daerah lainnya. Namun hakikatnya semuanya sama, baik itu dinamai jimat, hizb, rajah, pelet, pengasihan, pelarisan, atau apa saja.
Rasulullah dalam hadist nya mengatakan bahwa memakai jimat, tamimah dan tiwalah itu perbuatan sirik.
“Sesungguhnya ruqyah, tamimah, dan tiwalah adalah syirik.” (Shahih, HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad. Lihat Shahih Jami’ Ash-Shaghir no. 1632)
Tamimah adalah sesuatu yang biasa digantungkan pada anak-anak dengan tujuan melindungi dari malapetaka. Inilah yang biasa kita sebut dalam bahasa kita dengan jimat atau sejenisnya. Nabi menyebutnya syirik dan hal ini terlarang, karena dengan itu berarti seseorang mengharap pertolongan kepada selain Allah , sementara tidak ada yang dapat menolak bala kecuali Allah . Dengan demikian, tidak boleh dimintai perlindungan dari gangguan semacam itu kecuali dari Allah semata. Sebagian ulama juga menjelaskan bahwa hal itu masuk dalam kategori syirik akbar bila meyakini bahwa benda tersebut yang memberinya manfaat serta menyelamatkannya dari madharat.
Dalam surat An Nisa ayat 48 Allah menegaskan bahwa perbuatan sirik mempersekutukan Allah dengan sesuatu itu termasuk dosa besar, yang tidak ada ampunya dari sisi Allah.
48. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar (An Nisa 48) .
Dalil-dalil Khusus Pengharaman Jimat
Berikut kami sampaikan beberapa dalil hadist yang menunjukan haramnya meyakini dan memakai jimat
Sahabat yang mulia ‘Uqbah bin Amir Al-Juhani Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan,
“Bahwasannya telah datang kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sepuluh orang (untuk melakukan bai’at), maka Nabi shallallahu’alaihi wa sallam membai’at sembilan orang dan tidak membai’at satu orang. Maka mereka berkata, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau membai’at sembilan dan meninggalkan satu orang ini?” Beliau bersabda, “Sesungguhnya dia mengenakan jimat.” Maka orang itu memasukkan tangannya dan memotong jimat tersebut, barulah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam membai’atnya dan beliau bersabda, “Barangsiapa yang mengenakan jimat maka dia telah menyekutukan Allah”.“ (HR. Ahmad. Asy-Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata, “Isnadnya kuat,” dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah, no. 492)
Dalam riwayat lain, Sahabat ‘Uqbah bin ‘Amir Radhiyallahu ‘Anhu berkata, aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Barangsiapa yang mengenakan jimat maka Allah ta’ala tidak akan menyempurnakan hajatnya, dan barangsiapa yang mengenakan wada’ah (jimat batu pantai) maka Allah ta’ala tidak akan memberikan ketenangan kepadanya.” (HR. Ahmad. Asy-Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata, “Hadits hasan.”)
Sahabat Imran bin Al-Hushain Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan,
“Bahwasannya Nabi shallallahu’alaihi wa sallam melihat di tangan seorang laki-laki terdapat gelang dari tembaga, maka beliau berkata, “Celaka engkau, apa ini?” Orang itu berkata, “Untuk menangkal penyakit yang dapat menimpa tangan.” Beliau bersabda, “Ketahuilah, benda itu tidak menambah apapun kepadamu kecuali kelemahan, keluarkanlah benda itu darimu, karena sesungguhnya jika engkau mati dan benda itu masih bersamamu maka kamu tidak akan beruntung selama-lamanya”.”(HR. Ahmad)
Dalam kehidupan sehari hari banyak fakta yang terungkap bahwa orang atau keluarga yang memakai atau menyimpan jimat dirumahnya , tidak pernah tenang hidupnya. Jin yang ada di dalam jimat dan benda pusaka yang mereka simpan sering berulah mendatangkan kesulitan pada orang yang memakai dan menyimpan jimat itu. Keadaanya persis seperti apa yang dikatakan Rasulullah pada hadist diatas.
Sahabat Abu Basyir Al-Anshari Radhiyallahu ‘Anhu berkata,
“Bahwasannya beliau pernah bersama Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pada salah satu perjalanan beliau –berkata Abdullah (rawi): Aku mengira beliau mengatakan-, ketika itu manusia berada pada tempat bermalam mereka, maka Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam mengutus seseorang untuk menyampaikan, “Janganlah tertinggal di leher hewan tunggangan sebuah kalung dari busur panah atau kalung apa saja kecuali diputuskan”.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani Asy-Syafi’i rahimahullah menyebutkan diantara penjelasan ulama terhadap hadits di atas, “Bahwasannya di zaman Jahiliyah dahulu mereka memakaikan kalung-kalung busur panah keras terhadap onta mereka agar tidak terkena penyakit ‘ain menurut sangkaan mereka. Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan mereka untuk memutuskan kalung-kalung tersebut sebagai pengajaran kepada mereka bahwa jimat-jimat itu tidak sedikitpun dapat menolak ketentuan Allah ta’ala. Ini adalah pendapat Al-Imam Malik rahimahullah tentang makna hadits ini. . .” (Fathul Bari: 6/142)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Sesungguhnya mantra-mantra, jimat-jimat dan pelet itu syirik.” (HR. Ahmad, no. 3615, Abu Daud no. 1776, 3883 dan Ibnu Majah, no. 3530. Asy-Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata, “Shahih lighairihi,” dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Ibni Majah, no. 2854)
Sahabat yang mulia Abu Ma’bad Abdullah bin ‘Ukaim Al-Juhani Radhiyallahu ‘Anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Barangsiapa yang bergantung kepada sesuatu (makhluk seperti jimat dan yang lainnya) maka dia akan dibiarkan bersandar kepada makhluk tersebut (tidak ditolong oleh Allah ta’ala).” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi. Asy-Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata, “Hasan ligairihi,” dan dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ghayatul Marom, no. 297]
Asy-Syaikh Abdur Rahman bin Hasan rahimahumallah berkata dalam Fathul Majid: 124, “Bergantung kepada sesuatu itu bisa jadi dengan hati, bisa pula dengan perbuatan dan bisa pula dengan hati dan perbuatan sekaligus. Maka barangsiapa yang bergantung kepada Allah, memohon hajatnya hanya kepada-Allah , bersandar kepada-Nya, memasrahkan urusannya kepada-Nya niscaya Allah akan mencukupinya, mendekatkan baginya setiap yang jauh, memudahkan baginya semua yang sulit. Dan barangsiapa yang bergantung kepada selain-Nya atau lebih tenang (ketika bersandar) kepada pendapatnya, akalnya, obatnya, jimat-jimatnya dan yang semisalnya maka Allah jadikan dia bergantung kepada makhluk-makhluk tersebut dan Allah menghinakannya. Dan ini sudah dimaklumi berdasarkan dalil-dalil dan kenyataan. Allah Ta’ala berfirman dalam surat At Thalaq ayat 3
“Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah maka cukuplah Allah sebagai penolongnya.”(QS. Al-Tholaq: 3).” Wallahu Ta’ala A’lam.
Berdasarkan uraian di atas, memakai jimat dan meyakini keampuhannya adalah perbuatan terlarang. Ia termasuk perbuatan syirik. Dosa besar yang paling besar. Sementara jika ada kiai atau orang alim yang mengajarkannya, maka ia telah melakukan kesesatan dan penyimpangan. Sedangkan kebenaran tidak diukur oleh seseorang. Tetapi oranglah yang ditimbang dengan kebenaran. Jangankan kiai yang melakukan kesyirikan, Nabi saja jika melakukannya terkena ancamannya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Zumar: 65)
Dalam surat az zumar ayat 65 diatas Allah menjelaskan bahwa barang siapa yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu , maka akan hapuslah semua amalnya dan dia akan termasuk orang yang merugi.
Walaupun menggunakan jimat itu sudah jelas keharamannya namun kalau kita search di internet dengan mesin pencari Google menggunakan kata kunci Jimat, wifik, kita masih banyak menemukan bermacam macan jimat dan wifik yang ditawarkan untuk berbagai keperluan, ternyata yang membeli dan menggunakanya juga banyak dikalangan umat Islam. Celakanya lagi orang yang menjual jimat, wifik tersebut juga banyak yang bergelar Kyai, ustad atau Habib bahkan mereka juga punya pesantren . Salah satunya bisa dilihat pada link berikut ini : https://scontent-a.xx.fbcdn.net/hphotos-prn2/t31.0-8/1073080_477320682360973_1551643870_o.jpg
Pada umumnya para pemakai dan pengguna jimat itu baru menyadari bahaya memakai jimat itu setelah mengalami berbagai musibah dan kesulitan dari jin yang menghuni jimat jimat tersebut. Pengalaman pahit mereka yang pernah menggunakan jimat baik secara sengaja atau tidak sengaja bisa dilihat pada beberapa kisah dibawah ini :
- Kisah nyata –Jimat penghambat jodoh
- Kisah warga asing yang dirukyah
- Bahaya memakai dan menyimpan jimat
Kekuatan shalat
Allah telah menjadikan shalat sebagai senjata pamungkas bagi umat Islam dalam mengatasi berbagai masalah dan persoalan hidup sebagaiman di sebutkan dalam surat Al Baqarah ayat 45
45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’ (Al Baqarah 45)
Dan perintah lainnya dalam surat al Baqarah ayat 153
153. Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al Baqarah 153)
Namun demikian sedikit sekali umat Islam yang yakin akan kekuatan shalat ini, mereka lebih percaya pada kekuatan selain Allah, akibatnya mereka lebih suka datang kedukun, para normal dan mengandalkan jimat, wifik dan pusaka lainnya. Padahal itu termasuk perbuatan musyrik yang menyebabkan hapusnya semua amal kebaikan mereka.
Kebanyakan umat Islam menganggap shalat itu sebagai kewajiban yang membebani hidup mereka. Kadang kala mereka mengerjakan shalat dengan malas dan merasa terpaksa. Mereka menganggap shalat sebagai beban yang harus dikerjakan dan wajib dilakukan lima kali sehari semalam. Mereka tidak menganggap shalat itu sebagai solusi bagi berbagai masalah yang mereka hadapi. Padahal Allah menjadikan shalat bukan sebagai beban , tetapi sarana untuk berkomunikasi denganNya dalam menghadapi berbagai masalah hidup didunia ini.
Orang yang menganggap shalat sebagai beban dan bukan solusi dalam menghadapi berbagai masalah tentu saja shalatnya tidak berfungsi dengan baik ketika ia dirudung masalah dan musibah. Mereka tidak yakin dengan kekuatan shalat , akibatnya mereka mulai mencari solusi lain dalam menghadapi berbagai problem hidupnya. Antara lain mendatangi dukun, paranormal, memakai jimat dan rajah.
Shalat yang dilakukan dengan benar dan khusuk merupakan kekuatan dahsyat bagi umat Islam dalam menghadapi berbagai masalah hidup baik di dunia maupun di akhirat. Shalat memberikan jaminan proteksi bagi pelakunya dalam kehidupan dunia maupun akhirat
Ayat dan kalimat yang dibaca dalam shalat berisi pujian dan pengagungan pada kebesaran Allah, doa mohon keselamatan hidup didunia maupun akhirat, nasihat dan pedoman dalam menjalani berbagai masalah hidup baik kehidupan dunia maupun akhirat. Jika ayat dan kalimat yang dibaca dalam shalat dibaca dengan sungguh sungguh , penuh penghayatan dan pemahaman, niscaya orang yang mengerjakan shalat itu akan merasakan energi dahsyat yang dibangkitkan oleh shalat itu. Dia tidak akan disentuh kemelaratan, kesedihan, kedukaan, kekecewaan, ketakutan, stress dan rasa tertekan yang berkepanjangan.
Bacaan alfatihah yang mengandung kekuatan
Surat Alfatihah adalah surat yang wajib dibaca dalam shalat, tidak sah shalat tanpa membaca surat Al Fatihah. Kandungan Al Fatihah terbagi antara Allah dan hambaNya jadi 3 bagian . Ayat 1 sampai 4 adalah hak Allah. Ayat 5 Iyyakana’budu wa iyyakanas ta’iin merupakan hak Allah dan HambaNya. Ayat 6 dan 7 sepenuhnya hak hambaNya.
Bagian pertama : Ayat 1 Bismillahi rahmaniir rahiim sampai dengan ayat 4 Maaliki yaumiddin merupakan hak Allah, berisi pujian dan sanjungan pada kebesaran Allah.
Bagian kedua :Ayat 5 Iyyakana’budu wa iyyakanas ta’iin (Hanya kepadaMU kami menyembah dan hanya kepadaMu kami mohon pertolongan) Merupakan perjanjian antara seorang hamba dengan Tuhannya. Berupa ikrar bahwa sihamba menyembah dan memohon perlindungan serta pertolongan hanya pada Allah saja.
Bagian ke tiga :Ayat 6 dan 7 merupakan doa permohonan dari seorang hamba kepada Tuhannya agar ia ditunjuki jalan yang lurus, yaitu jalan orang orang yang telah mendapat nikmat dari sisiNya, bukan jalan orang yang mendapat murkaNya dan bukan pula jalan orang yang sesat.
Surat alfatihah jika dibaca dengan sungguh sungguh penuh pemahaman serta penghayatan, bisa membangkitkan rasa kedekatan dan kecintaan yang mendalam pada Allah yang maha Besar, Maha Pengasih dan maha Kuat.
Doa yang dipanjatkan pada bagian akhir surat Al Fatihah pasti dikabulkan Allah, karena Allah tidak pernah menolak doa hambanya yang dipanjatkan dengan ikhlas dan penuh kesungguhan.
Jika doa itu dikabulkan niscaya orang yang membacanya akan selalu menjalani hidupnya pada posisi yang benar , jauh dari carut marut dan kekalutan hidup. Dia akan selalu mendapat keberuntungan dalam hidupnya, semua urusannya jadi mudah, selalu dapat pertolongan dan jalan keluar dari berbagai masalah dan kesulitan. Sebagaimana yang dijanjikan Allah dalam surat Al Mukminuun ayat 1 dan 2 :
- Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman 2. (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya
Doa utama dalam duduk iftirash
Ketika duduk iftirash yaitu duduk diantara dua sujud juga dibacakan doa utama yang amat dahsyat yaitu:
Robighfirli (ya Allah ampuni aku)……..warhamni (Rahmati aku)…..wajburni (Tutupi semua keburukanku) …..warfa’ni (angkat derajatku)…..warzuqni (beri aku rezeki)……wahdini(beri aku hidayah dan petunjuk)….wa’afini (sehatkan aku) ……wa’fu ani (dan maafkan aku).
Jika doa ini dibaca dengan sungguh sungguh dan penuh penghayatan serta pemahaman, mustahil Allah menolak doa ini. Apalagi doa ini dibaca pada setiap rakaat shalat, berarti minimal 17 kali dalam sehari semalam.
Jika doa ini dikabulkan maka orang yang membacanya tidak akan disentuh kemelaratan, kehinaan, kemiskinan, kepapaan, kekalutan dan kekacauan hidup, dia akan selalu mendapat rahmat , kemuliaan dan kehormatan, rezeki yang berlimpah dan tidak pernah putus, selalu mendapat hidayah dan petunjuk dalam mengatasi berbagai masalah, memiliki tubuh yang sehat dan kuat, hidup berlimpah tidak pernah kekurangan.
Namun sayang sebagain besar umat Islam meremehkan doa ini, mereka mebaca dengan tergesa gesa tanpa mengerti dan paham maksud doa itu. Mana mungkin Allah mengabulkan doa orang yang diucapkan secara asal asalan dan dalam keadaan lalai serta tidak mengerti apa yang diucapkannya itu.
Pada kenyataannya sebagian besar umat Islam tidak mengerti apa yang mereka baca dalam shalat, mereka mengerjakan shalat sebagai ritual harian dan sekedar menunaikan kewajiban saja. Akibatnya shalat tidak berbekas dalam kehidupan mereka. Shalat tidak memberikan proteksi dan jaminan bagi kehidupan mereka. Inilah yang menyebabkan umat Islam tidak percaya pada kekuatan shalat , dan mulai berpaling pada kekuatan lain seperti paranormal, dukun, jimat, rajah dan lain sebagainya untuk mengatasi berbagai problem yang menimpa mereka.
Ayat qur’an berisi dzikir dan doa
Ayat qur’an yang dibaca sesudah pembacaan surat alfatihah berisi nasihat, dzikir dan doa yang memberi kekuatan pada diri pelaku shalat. Jika orang yang mengerjakan shalat melakukan shalat dengan benar dan khusuk , serta memahami seluruh bacaan yang dibaca didalam shalat ,maka dia akan merasakan efek shalat tersebut sebagai suatu kekuatan yang menimbulkan ketenangan , kenyamanan , dan ketentraman dalam hidupnya. Dengan shalat tidak ada masalah yang tidak bisa diatasinya.
Shalat adalah sarana komunikasi paling efektif antara umat Islam dengan Tuhannya. Dengan shalat yang benar dan khusuk umat Islam mampu mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya. Mereka tidak butuh dengan pertolongan dukun, paranormal, jimat dan rajah. Sehingga mereka selamat dari mengerjakan perbuatan Musyrik yang dilarang Allah.
Berikut ini kami sampaikan pengalaman orang orang yang mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya dengan shalat yang benar dan khusuk
- Bantuan itu datang setelah shalat tahajud
- Beli tiket pesawat dengan shalat tahajud
- Kekuatan shalat malam (1)
- Kekuatan shalat malam (2)