Oleh Fadhil ZA
Setelah berdiam dialam barzakh selama ribuan tahun datanglah peristiwa hari kebangkitan, yaitu saat manusia dihidupkan kembali di Padang Mahsyar kelak. Dihari itu manusia dibangkitkan dari kuburnya hidup kembali memiliki jasad seperti kehidupan didunia ini. Allah mengingatkan peristiwa ini dengan firmannya
51. Dan ditiuplah sangkalala maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka (yasin 51)
6. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka (Al zalzalah 6)
Dihari itu manusia dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam macam. Ada yang dibangkitkan dengan bentuk yang sempurna dengan wajah putih berseri penuh kegembiraan. Ada pula yang dibangkitkan dalam keadaan cacat dengan bentuk yang tidak menentu dan wajah hitam legam ditutupi debu penuh kegelapan. Mereka duduk diatas kuburan masing masing terheran heran , karena mereka merasakan kembali memiliki tubuh seperti ketika masih hidup didunia.
Diantara mereka ada yang berseru : “Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?.” Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(Nya), seperti yang disebutkan didalam surat Yasin ayat 52.
Hari berkumpul di Padang Mahsyar
Setelah semua manusia dibangkitkan dari kuburnya, terdengarlah suara penyeru yang memerintahkan manusia untuk berkumpul di padang Mahsyar. Allah menjelaskan peristiwa itu didalam Al Qur’an sebagai berikut
41. Dan dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat. (Qof 41)
108. Pada hari itu manusia mengikuti (menuju kepada suara) penyeru dengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua suara kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja (Thoha 108)
53. Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba- tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami. (Yasin 53)
Seketika itu juga semua manusia mulai bergerak dari kubur masing masing menuju tempat berkumpul yang telah ditetapkan itu (Padang Mahsyar). Mereka yang cacat dan memiliki bentuk tubuh tidak menentu berjalan dengan penuh kesulitan. Ada yang merangkak dengan perutnya melalui batu kerikil yang tajam, ada yang berguling dengan kepalanya karena kepalanya jauh lebih besar dari tubuhnya. Ada yang merangkak dengan kaki dan tangannya, ada yang berjalan kaki . Diantara mereka ada orang yang mendapat fasilitas kendaraan seperti keledai, unta, bighal, kuda, motor , mobil mewah pesawat atau kendaraan lainnya yang tidak kita mengerti bentuknya. Orang beriman berangkat menuju tempat berkumpul di Padang Mahsyar dengan kendaraan mereka masing masing yang beraneka macam bentuknya.
Abu Hamid dalam kitab Kasyfu ilm al akhirat mengatakan: “ Ketika semua manusia sudah duduk diatas kuburnya, sebagian mereka ada yang dalam keadaan telanjang. Sebagian ada yang mengenakan pakaian bewarna hitam dan putih.Sebagian ada yang mempunyai lampu yang cahayanya tidak begitu terang. Dan sebagioan ada sekelompok manusia yang bagian kepalanya masing masing memancarkan cahaya seterang cahaya matahari selama seribu tahun,sampai muncul api dari arah barat yang membuat tercengang seluruh mahluk mansuia , jin, burung dan binatang buas.
Masing masing kemudian didatangi oleh amalnya seraya menyuruh untuk berangkat kepadang mahsyar. Ada yang amalnya menjelma menjadi seekor bighal yang bisa dinaiki, ada yang amalnya menjelma menjadi seekor keledai yang bisa ditunggangi. Masing masing mereka membawa cahaya yang menerangi mereka didepan dan kanan mereka , seperti yang disebutkan dalam surat al hadit ayat 12 :” …sedang cahaya mereka bersinar dihadapan dan dikanan mereka”
Bagi mereka yang sudah pernah mengalami kehidupan pada abad modern ini kendaraannya mungkin tidak berupa keledai atau bighal lagi , bisa saja berupa motor , mobil mewah , pesawat terbang atau kendaraan lain yang tidak kita pahami saat ini.
Suasana di Padang Mahsyar
Dihari itu seluruh manusia yang pernah hidup dibumi ini dibangkitkan dari kuburnya, berjalan berbondong bondong menuju tempat pertemuan dan berkumpul di Padang Mahsyar.
Padang Mahsyar itu berupa lapangan luas yang tidak ada tumbuh tumbuhan , tidak ada tempat berteduh mirip seperti padang Arafah dimasa lalu. Merupakan padang pasir yang tandus dan gersang. Manusia berkumpul ditempat itu kehausan didera panas matahari yang menyengat amat panas, mereka tidak menemjukan sumber air untuk melepaskan dahaga mereka. Siang hari panasnya amat terik membakar kulit, malam hari udaranya amat dingin dan gelap pekat sehingga sulit berjalan bagi orang yang tidak memiliki cahaya penerangan.
Orang yang beriman bebas hilir mudik pada malam yang gelap itu dengan cahaya bersinar disebelah depan dan kanannya. Siang hari mereka berteduh didalam bangunan yang memiliki pintu. Disebelah luarnya terdapat azab yang menyengsarakan (panas yang amat terik) dan disebelah dalamnya terdapat rahmat dan kenyamanan. Orang kafir dan munafik berada diluar bangunan tersebut. Pada pintu bangunan itu ada penjaga khusus yang tidak mengizinkan orang kafir dan munafik masuk kedalamnya. Orang beriman berteduh dari sengatan panas matahari dan mereka makan minum sepuasnya didalam bangunan itu. Allah menceritakan keadaan itu dalam surat al Hadit ayat 13 :
13. Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: “Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu.” Dikatakan (kepada mereka): “Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu).” Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. (Al Hadit 13)
Semua manusia menunggu di Padang Mahsyar itu bertahun tahun lamanya menanti datangnya saat berhisab. Ini adalah hari penantian yang amat panjang menjelang datangnya hari berhisab, hari penantian yang lebih panjang daripada kehidupan didunia ini. Sehari disisi Allah dihari itu sama dengan 1000 tahun didunia ini. Alangkah sengsaranya orang orang yang tidak memiliki perbekalan untuk menghadapi hari itu.
Bayangkan jika anda tidak memiliki perbekalan yang memadai , anda hidup sepanjang hari ditengah padang pasir yang kering dan tandus. Tidak ada pohon pohon yang rindang tempat berteduh dan tidak ada air yang sejuk untuk diminum. Anda berada ditempat itu selama ribuan tahun, alangkah sengsaranya.
Allah telah mengingatkan dalam surat al Hasyr 18 agar setiap orang mempersiapkan dirinya menghadapi kehidupan akhirat yang seperti itu, termasuk mempersiapkan perbekalan menghadapi hari berkumpul di Padang Mahsyar ini.
18. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (al Hasyr 18)
Hidup didunia terasa amat singkat.
Dihari itu di Padang Mahsyar , manusia berkumpul saling sapa dan berkenalan. Orang yang beriman dan orang kafir berbaur saling bertanya satu sama lainnya. Mereka bebas bertemu dengan orang yang sezaman dan orang dizaman sebelum mereka. Mereka saling tanya bertanya tentang kesan selama hidup didunia.
Ada yang bertanya :” berapa lama kamu tinggal didunia?” ada yang menjawab kira kira hanya sehari saja. Yang lain menjawab rasanya hanya setengah hari , yang lainnya menimpali rasanya hanya seperti saat asar ke maghrib saja. Demikianlah hidup didunia terasa amat singkat dibandingkan kehidupan dipadang mahsyar dan akhirat dihari itu. Allah menyatakan hal tersebut dalam beberapa ayat Qur’an berikut ini.
45. Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat di siang hari, (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk (Yunus 45)
46. Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari (An Naziat 46)
Orang yang dimuliakan dan dihinakan Allah dihari berbangkit
DiPadang Mahsyar ada orang yang dimuliakan Allah dan ada pula yang dihinakan. Dihari itu tidak bergunakan pangkat , jabatan, harta , karib kerabat dan sanak famili. Dihari itu yang berharga dan dapat menyelamatkan seseorang hanyalah amal ibadah yang mereka lakukan selama hidup didunia. Allah telah mengajarkan doa untuk menghadapi hari tersebut kepada Nabi brahim sebagaimana tertera dalam surat Asy Syuara87-89
87. dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, 88. (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, 89. kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, (Asy Syuara 87-89)
Setiap orang menerima balasan sesuai dengan amalannya yang dikerjakannya selama hidup didunia ini. Orang yang kafir dan durhaka akan mengalami penderitaan hebat dihari itu , mereka dapat dikenali dari wajahnya yang hitam legam ditutupi debu penuh kegelapan berjalan dengan langkah gontai tunduk menakur penuh penyesalan. Orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh dikenal dengan wajahnya yang putih berseri penuh kegembiraan berjalan dengan riang kesana kemari. Dihari itu mereka mendapat naungan dan perlakukan istimewa dari Allah. Diriwiyatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw bersabda “ Ada tujuh orang yang akan dinaungi Allah dihari yang tidak ada naungan selain naungan Nya. Yaitu seorang Imam yang adil. Seorang pemuda yang tumbuh besar dalam ibadah kepada Allah. Seseorang yang hatinya selalu bergantung kepada masjid. Dua orang yang saling mencinta karena Allah baik ketika berkumpul maupun berpisah. Seorang lelaki yang diajak berzinah oleh wanita terhormat dan cantik namu ia menjawab “sesungguhnya aku takut pada allah”. Seorang yang bersedekah dengan diam diam sehingga apa yang diberikan oleh tangan kanannya tidak diketahui oleh tangan kirinya. Dan seorang yang ingat pada Allah dalam kesunyian sambil menangis”
Dalam hadist dhaif yang dituturkan oleh as Suyuti dalam ad Dur al Mantsur dari Mua’az bin Jabal bahwa ia pertnah beetanya pada Rasulullah tentang makna dari firman Allah:” Yaitu hari yang pada waktu itu ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok kelompok “(An Naba’18). Beliau menjawab wahai Muadz bin Jabal, sungguh yang kau tanyakan ini suatu urusan yang besar, sejenak Muadz melihat beliau tamopak menangis kemudian melanjutkan sabdanya :” Ada diantara umatku nanti akan dikumpulkan menjadi sepuluh kelompok yang beragam. Allah membedakan mereka dari jamaah kaum muslimin lainnya, dan mengganti bentuk mereka. Diantara mereka sebagian ada yang berbentuk kera. Ada sebagian yang berbentuk babi. Ada sebagian yang bentuk tubuhnya terbalik. Ada sebagain yang wajahnya diseret. Ada sebagian yang matanya buta sehingga ragu ragu untuk berjalan. Ada sebagain yang bisu tuli dan tidak berakal. Ada sebagain yang lidahnya menjulur sampai kedada mengalirkan nanah yang keluar dari mulut mereka sehingga membuat jijik orang yang melihatnya. Ada sebagian yang terpotong tangan dan kakinya. Ada sebagian yang disalib pada papan dari neraka. Ada sebagain yang baunya lebih busuk daripada bangkai. Ada sebagain yang memakai baju dari aspal yang amat panas.
Adapun yang berbentuk kera adalah orang yang suka mengadu domba orang lain. Yang berbentuk babi adalah orang yang gemar melakukan yang haram. Ya ng posisinya terbalik mereka yang suka memakan riba. Yang buta adalah mereka yang sewenang wenang dalam memutuskan hukum. Yang bisu dan tuli adalah orang yang mengaggumi amalnya sendiri. Yang lidahnya terjulur adalah para ulama dan tukluang cerita yang ucapannya bertentnagan dengan perbuatannya. Yang terpotiong tangan dan kakinya adalah mereka yang suka menyakiti tetanggaYang disalib dengan papan dari neraka adalah mereka yang suka menjilat pada penguasa. Yang berbau busuk adalah mereka yang bergelimang berbagai kesenangan namun menghalangi hak Allah dari harta mereka. Dan yang memakai baju dari aspal panas adalah orang yang sombong , suka membanggakan diri dan congkak”
Walaupun termasuk hadist dhoif namun apa yang disampaikan dalam hadist itu sejalan dengan apa yang disebutkan Allah dalam surat Yasin ayat 66-67
66. Dan jikalau Kami menghendaki pastilah Kami hapuskan penglihatan mata mereka; lalu mereka berlomba-lomba (mencari) jalan, Maka betapakah mereka dapat melihat(nya). 67. Dan jikalau Kami menghendaki pastilah Kami ubah mereka di tempat mereka berada; maka mereka tidak sanggup berjalan lagi dan tidak (pula) sanggup kembali.
Itulah sedikit gambaran tentang suasana hari berbangkit dan keadaan manusia yang dikumpulkan di Padang Mahsyar , menanti saat hari berhisab. Masa menanti di Padang Mahsyar adalam masa penantian yang amat panjang, jauh lebih lama dari kehidupan kita didunia ini. Sehari di padang Mahsyar sama dengan seribu tahun didunia ini. Hendaklah setiap diri mempersiapkan perbekalan untuk masa penantian yang amat lama dan panjang di Padang Mahsyar itu.