Oleh Fadhil ZA
Perintah untuk berdzikir dan bertasbih amat banyak disebutkan dalam al Qur’an dan Hadist Rasulullah. Namun sayang banyak diantara umat islam yang memandang remeh kegiatan ini. Diantara mereka banyak yang beranggapan bawah kegiatan berdzikir dan bertasbih itu merupakan perbuatan sia sia dan membuang waktu secara percuma. Sementara al Qur’an menyatakan orang yang enggan berdzikir dan bertasbih termasuk kelompok orang yang lalai .
Untuk membangkitkan semangat dan gairah kita berdzikir dan bertasbih mensucikan nama Allah , berikut ini kami sampaikan beberapa ayat Qur’an dan Hadist yang menganjurkan kita untuk berdzikir dan bertasbih. Mudah mudahan hati anda tersentuh dan tertarik untuk melaksanakan dzikir dan tasbih yang diperintahkan Allah tersebut.
Anjuran dan perintah dalam Al qur’an
Banyak ayat Qur’an yang menganjurkan kita agar berdzikir mengingat Allah diwaktu pagi , petang , dan malam hari bahkan setiap saat sesudah mengerjakan shalat. Baik ketika sedang berdiri , duduk maupun berbaring, secara sir (didalam hati) maupun dengan lisan (jahar).
AL AHZAB 41-42
41. Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. 42. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.
- AL JUMU’AH 10
10. Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
- AN NISA’103
103. Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.
- AL BAQARAH 152
152. Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
- AL A’RAAF 205
205. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.
- AL AHZAB 35
35. Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
- AL ISRAAK 110
110. Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.”
- AL A’RAAF 180
l80. Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
- AL ISRAAK 44
44. Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
- AL FATH 9
10 Supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya. Dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang
- AS SAJDAH 15
15. Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong.
- THOHA 130
130. Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang,
- AD DAHR (AL INSAN) 25-26
25. Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang. 26. Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari.
- AL A’RAAF 206
206. Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud
Anjuran dalam Hadist Nabi SAW
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Dari Nabi saw., beliau bersabda: Sesungguhnya Allah Yang Maha Memberkahi lagi Maha Tinggi memiliki banyak malaikat yang selalu mengadakan perjalanan yang jumlahnya melebihi malaikat pencatat amal, mereka senantiasa mencari majelis-majelis zikir. Apabila mereka mendapati satu majelis zikir, maka mereka akan ikut duduk bersama mereka dan mengelilingi dengan sayap-sayapnya hingga memenuhi jarak antara mereka dengan langit dunia. Apabila para peserta majelis telah berpencar mereka naik menuju ke langit. Beliau melanjutkan: Lalu Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menanyakan mereka padahal Dia lebih mengetahui daripada mereka: Dari manakah kamu sekalian? Mereka menjawab: Kami datang dari tempat hamba-hamba-Mu di dunia yang sedang mensucikan, mengagungkan, membesarkan, memuji dan memohon kepada Engkau. Allah bertanya lagi: Apa yang mereka mohonkan kepada Aku? Para malaikat itu menjawab: Mereka memohon surga-Mu. Allah bertanya lagi: Apakah mereka sudah pernah melihat surga-Ku? Para malaikat itu menjawab: Belum wahai Tuhan kami. Allah berfirman: Apalagi jika mereka telah melihat surga-Ku? Para malaikat itu berkata lagi: Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu. Allah bertanya: Dari apakah mereka memohon perlindungan-Ku? Para malaikat menjawab: Dari neraka-Mu, wahai Tuhan kami. Allah bertanya: Apakah mereka sudah pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat menjawab: Belum. Allah berfirman: Apalagi seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat itu melanjutkan: Dan mereka juga memohon ampunan dari-Mu. Beliau bersabda kemudian Allah berfirman: Aku sudah mengampuni mereka dan sudah memberikan apa yang mereka minta dan Aku juga telah memberikan perlindungan kepada mereka dari apa yang mereka takutkan. Beliau melanjutkan lagi lalu para malaikat itu berkata: Wahai Tuhan kami! Di antara mereka terdapat si Fulan yaitu seorang yang penuh dosa yang kebetulan lewat lalu duduk ikut berzikir bersama mereka. Beliau berkata lalu Allah menjawab: Aku juga telah mengampuninya karena mereka adalah kaum yang tidak akan sengsara orang yang ikut duduk bersama mereka. (Shahih Muslim No.4854)
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Allah Taala berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku pun akan mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam suatu jemaah manusia, maka Aku pun akan mengingatnya dalam suatu kumpulan makhluk yang lebih baik dari mereka. Apabila dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Apabila dia mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari. (Shahih Muslim No.4832)
- . Apabila kamu melewati taman-taman surga makan dan minumlah sampai kenyang. Para sahabat lalu bertanya, “Apa yang dimaksud taman-taman surga itu, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Kelompok zikir (Kelompok orang yang berzikir atau majelis taklim).” (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
- Maukah aku beritahu amalanmu yang terbaik, yang paling tinggi dalam derajatmu, paling bersih di sisi Robbmu serta lebih baik dari menerima emas dan perak dan lebih baik bagimu daripada berperang dengan musuhmu yang kamu potong lehernya atau mereka memotong lehermu? Para sahabat lalu menjawab, “Ya.” Nabi Saw berkata,”Zikrullah.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
- Dari Abu Musa al-Asy’ari r.a. dari Nabi s.a.w,, sabdanya: “Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dan orang yang tidak berdzikir kepadaNya ialah seperti orang yang hidup dan orang yang mati.” Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan juga diriwayatkan oleh Imam Muslim, yaitu sabda Nabi s.a.w. “Perumpamaan rumah yang di dalamnya digunakan untuk berdzikir kepada Allah dan rumah yang tidak digunakan untuk berdzikir kepada Allah adalah seperti benda yang hidup dan benda yang mati.”
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang membaca: La ilaaha illalahu wahdahu , laa syariikalahu , lahu mulku walahul hamdu wahuwa ala kulli syain qodir “Tidak ada Tuhan selain Allah semata, Yang tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nyalah segenap kerajaan dan milik-Nyalah segala pujian serta Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”, setiap hari sebanyak seratus kali, maka dia akan mendapat pahala yang sama besarnya dengan membebaskan sepuluh orang budak dan akan dicatat untuknya seratus kebajikan serta dihapus darinya seratus keburukan. Baginya hal itu adalah satu perlindungan dari setan mulai dari pagi hari sampai sore. Tidak ada seorang pun yang lebih utama dari orang yang melakukan hal itu kecuali orang yang lebih banyak dari itu. Barang siapa yang membaca: subhanallah wabihamdihi “Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya”, sebanyak seratus kali setiap hari, maka akan terhapuslah semua dosanya sekalipun dosanya itu sebanyak buih di lautan. (Shahih Muslim No.4857)
- Hadis riwayat Abu Ayyub Al-Anshari ra.: Dari Nabi saw., beliau bersabda: Barang siapa yang membaca: La ilaaha illalahu wahdahu , laa syariikalahu , lahu mulku walahul hamdu wahuwa ala kulli syain qodir “Tidak ada Tuhan selain Allah semata, Yang tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nyalah segenap kerajaan dan milik-Nyalah segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”, sebanyak sepuluh kali, maka dia laksana orang yang telah memerdekakan empat orang budak dari putra Ismail. (Shahih Muslim No.4859)
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Dua kalimat yang ringan untuk diucapkan, tetapi berat dalam timbangan dan disukai oleh Allah Yang Maha Pengasih, yaitu: Subhanallah wabihamdi , subhanallahil adzim “Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya dan Maha Suci Allah Tuhan Yang Maha Agung”. (Shahih Muslim No.4860)
- Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya kalau saya mengucapkan: Subhanallah walhamdu lillah wa la ilaha illallah wallahu akbar -yg artinya: Maha Suci Allah, segenap puji bagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah adalah Maha Besar-, maka itu adalah lebih saya sukai daripada apa saja yang matahari terbit atasnya -yakni lebih disukai dari dunia dan seisinya ini.” (Riwayat Muslim)
- Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barangsiapa mengucapkan: La ilaha illallah wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadir -yg artinya: Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. BagiNya adalah semua kerajaan dan puji-pujian dan Allah adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu-, dalam sehari seratus kali, maka ia memperoleh pahala yang menyamai dengan memerdekakan sepuluh orang hamba sahaya, juga untuknya dicatatlah sebanyak seratus kebaikan dan dihapuskanlah dari dirinya sebanyak seratus keburukan, juga ia dapat memperoleh perjagaan dari godaan syaitan pada harinya itu sampai waktu sore. Tiada seorangpun yang dapat memperoleh sesuatu yang lebih utama dari apa yang dilakukan oleh orang di atas itu, melainkan seorang yang mengerjakan lebih banyak dari itu.” Beliau s.a.w. selanjutnya bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan: Subhanallah wa bihamdih -Maha Suci Allah dan dengan mengucapkan puji-pujian padaNya-, dalam sehari sebanyak seratus kali, maka dihapuskanlah dari dirinya semua kesalahan-kesalahannya (dosa-dosa kecil), sekalipun kesalahan-kesalahannya itu banyaknya seperti buih lautan.” (Muttafaq ‘alaih)
- Dari Abu Zar r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda kepada saya: “Tidakkah engkau semua suka kalau saya beritahukan kepadamu perihal ucapan yang paling dicintai oleh Allah? Sesungguhnya ucapan yang paling dicintai oleh Allah ialah Subhanallah wa bihamdih.” (Riwayat Muslim)
- Dari Abu Malik al-Asy’ari r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Bersuci itu adalah separuh keimanan, bacaan Alhamdulillah itu adalah memenuhi beratnya timbangan -di akhirat, sedang Subhanallah dan Alhamdulillah itu memenuhi apa yang ada diantara langit dan bumi.” (Riwayat Muslim)
- Dari Sa’ad bin Abu Waqqash r.a., katanya: “Ada seorang A’rab -penghuni pedalaman negeri Arab- datang kepada Rasulullah s.a.w., lalu berkata: “Ajarkanlah kepada saya sesuatu ucapan yang baik saya ucapkan!” Beliau s.a.w. bersabda: “Katakanlah: La ilaha illallah wahdahu la syarikalah, Allahu Akbar kabira, walhamdu lillahi katsira, wa subhanallahi rabbil ‘alamin wa la haula wa la quwwata illa billahil ‘azizil hakim.” Artinya: Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. Allah adalah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyaknya, Maha Suci Allah yang menguasai seluruh alam dan tiada daya serta tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah yang Maha Mulia lagi Bijaksana. Orang A’rab tadi lalu berkata: “Itu semua adalah untuk memuji Tuhanku. Lalu manakah yang untuk kepentinganku?” Beliau s.a.w. bersabda: “Katakanlah: Allahummaghfir li warhamni wahdini warzuqni” -Ya Allah, berilah pengampunan pada saya, berilah kerahmatan, juga petunjuk dan rezeki kepada saya. (Riwayat Muslim)
- Dari Tsauban r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. itu apabila selesai dari shalatnya, beliau s.a.w. lalu mengucapkan istighfar -yakni ucapan Astaghfirullah, artinya: Saya mohon ampun kepada Allah-, sebanyak tiga kali, kemudian mengucapkan: Allahumma antas salam, wa minkas salam, tabarakta ya dzaljalali wal-ikram.” Ya Allah, Engkau adalah Maha Menyelamatkan, daripadaMulah datangnya keselamatan, Engkau Maha Tinggi, hai Zat yang memiliki keperkasaan dan kemuliaan. Kepada al-Auza’i ditanyakan -Beliau adalah salah seorang yang meriwayatkan Hadis-: “Bagaimanakah ucapan istighfar itu?” Ia menjawab: “Orang yang beristighfar itu supaya mengucapkan: Astaghfirullah, astaghfirullah.” (Riwayat Muslim)
- Dari Almughirah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu apabila selesai dari shalat dan telah bersalam, lalu mengucapkan: La ilaha illalahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadir -artinya lihat hadits no.8-. Allahumma la mani’a lima a’thaita wa la mu’thia lima mana’ta wa la yanfa’u dzaljaddi minkal jaddu -Ya Allah, tiada yang kuasa menolak terhadap apa saja yang Engkau berikan dan tiada yang kuasa memberi terhadap apa saja yang Engkau tolak dan tiada akan memberikan kemanfaatan kekayaan itu kepada orang yang me-milikinya daripada siksaMu. (Muttafaq ‘alaih)
- dari Abdullah bin az-Zubair radhiallahu ‘Anhuma bahwasanya ia mengucapkan setiap selesai mengerjakan shalat dan bersalam: La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadir. Lahaula wa la quwwata illabillah. La ilaha illallahu wa la na’budu illa iyyahu, lahun ni’mati wa lahuts tsana-ul hasan. La ilaha illallahu mukhlishina lahuddina walau karihal kafirun. -Artinya: “Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. BagiNya adalah semua kerajaan dan puji-pujian dan Allah adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah. Tiada Tuhan melainkan Allah dan kita tidak menyembah selain daripadaNya. BagiNyalah segala kenikmatan dan keutamaan dan bagiNya pula puji-pujian yang baik. Tiada Tuhan melainkan Allah, kita berikhlas hati menjalankan agama untukNya, sekalipun orang-orang kafir membencinya”-. Abdullah bin az-Zubair berkata: “Rasulullah s.a.w. biasa membaca dengan bacaan yang tersebut di atas itu sehabis setiap bershalat.” (Riwayat Muslim)
- Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya kaum fakir dari golongan para sahabat Muhajirin mendatangi Rasulullah s.a.w. lalu berkata: “Orang-orang yang memiliki harta banyak itu sama pergi -yakni meninggal dunia- dengan membawa derajat yang tinggi-tinggi dan kenikmatan yang kekal. Sebabnya ialah karena mereka bershalat sebagaimana kita bershalat, mereka berpuasa sebagaimana kita berpuasa, lagi mereka mempunyai kelebihan dari harta-harta mereka dan dapat mereka gunakan untuk beribadah haji, berumrah, berjihad serta bersedekah.” Beliau s.a.w. lalu bersabda: “Tidakkah engkau semua suka kalau saya ajarkan kepadamu semua sesuatu yang dengannya itu engkau semua dapat mencapai pahala orang yang telah mendahuluimu dan dapat mendahului orang yang sesudahmu. Juga tiada seorangpun yang lebih utama pahalanya daripadamu semua, selain orang yang mengerjakan sebagaimana yang engkau kerjakan itu?” Mereka menjawab: “Baiklah, ya Rasulullah.” Beliau s.a.w. bersabda: “Hendaklah engkau semua membaca tasbih, tahmid dan takbir sehabis shalat -wajib- sebanyak tiga puluh tiga kali masing-masing.” Abu Shalih yang meriwayatkan hadits ini dari Abu Hurairah, ketika ditanya bagaimana cara menyebutkan tasbih, tahmid dan takbir itu, lalu menjawab: “Orang yang berdzikir itu supaya mengucapkan: “Subhanallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar -Maha Suci Allah dan segenap puji bagi Allah dan Allah adalah Maha Besar-.” Sehingga jumlah semuanya itu ada tiga puluh tiga kali. (Muttafaq ‘alaih) Imam Muslim menambahkan dalam riwayatnya: “Lalu kembalilah kaum fakir dari golongan sahabat Muhajirin itu kepada Rasulullah s.a.w. lalu mereka berkata: “Saudara-saudara kita yakni orang-orang yang berharta sudah sama mendengar apa yang kita kerjakan ini, kemudian merekapun mengerjakan seperti itu pula.” Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: “Yang sedemikian itu adalah keutamaan Allah yang diberikan kepada orang yang dikehendaki.” Addutsur adalah jamaknya datsrun dengan fathahnya dal dan saknahnya tsa’ yang bertitik tiga, artinya ialah harta yang banyak.
- Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Rasulullah s.a.w. bersabda : “Barangsiapa yang membaca Subhanallah sehabis tiap bershalat -wajib- sebanyak tiga puluh tiga kali dan membaca Alhamdudillah sebanyak tiga puluh tiga kali dan pula membaca Allahu Akbar sebanyak tiga puluh tiga kali dan untuk menyempurnakan keseratusnya ia membaca: La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadir -artinya lihatlah dalam hadits no.10-, maka diampunkanlah untuknya semua kesalahan-kesalahannya, sekalipun banyaknya itu seperti buih lautan.” (Riwayat Muslim)
- Dari Ka’ab bin ‘Ujrah r.a. dari Rasulullah s.a.w. sabdanya: “Beberapa penghujung yang tidak akan rugilah orang yang mengucapkannya atau yang mengerjakannya sehabis setiap shalat yang diwajibkan, yaitu tiga puluh tiga kali bacaan tasbih, tiga puluh tiga kali bacaan tahmid dan tiga puluh empat kali bacaan takbir.” (Riwayat Muslim)
- Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, katanya: “Nabi s.a.w. itu memperbanyak dalam mengucapkan ketika ruku’ dan sujudnya, yaitu Subhanakallahumma rabbana wa bihamdikallahummaghfirli –Maha Suci Engkau ya Allah, Tuhan kita dan dengan mengucapkan puji-pujian padaMu, ya Allah berilah pengampunan padaku.” (Muttafaq ‘alaih)
- Dari Aisyah radhiallahu ‘anha bahwasanya Rasulullah s.a.w. mengucapkan dalam ruku’ dan sujudnya: “Subbuhun quddusun Rabbul malaikati warruh – Maha Suci dan Maha Bersih, yaitu Tuhan semua malaikat serta Jibril.” (Riwayat Muslim)
- Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, katanya: “Pada suatu malam saya kehilangan Nabi s.a.w., lalu saya selidiki, tiba-tiba beliau s.a.w. sedang melakukan ruku’ atau sujud dan di situ beliau mengucapkan: Subhanaka wa bihamdika la ilaha illa anta -Maha Suci Engkau dan dengan mengucapkan puji-pujian padaMu, tiada Tuhan melainkan Engkau.” Dalam riwayat lain disebutkan: “Lalu jatuhlah tanganku -Aisyah- pada kedua tapak kakinya yang bagian dalam dan beliau sedang ada di dalam masjid, sedang kedua tapak kaki itu didirikan. Diwaktu itu beliau s.a.w. mengucapkan -yang artinya: Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan dengan keridhaanMu daripada kemurkaanMu dan dengan pengampunanMu dari siksaanMu. Juga saya mohon perlindungan padaMu, saya tidak menghitung-hitungkan pujian atasMu. Engkau adalah sebagaimana yang Engkau pujikan pada diriMu sendiri. (Riwayat Muslim)
- Dari Sa’ad bin Abu Waqqash r.a., katanya: “Kita semua berada di sisi Rasulullah s.a.w., lalu beliau bersabda: “Adakah seorang diantara engkau semua itu tidak kuasa mencari seribu kebaikan dalam setiap harinya?” Kemudian ada seorang dari golongan yang duduk-duduk di waktu itu bertanya pada beliau s.a.w.: “Bagaimanakah caranya mencari seribu kebaikan itu?” Beliau s.a.w. menjawab: “Hendaknya orang -yang ingin mendapat seribu kebaikan dalam sehari itu- tadi membaca tasbih seratus kali, maka untuknya dicatatlah sebanyak seribu kebaikan atau dihapuskanlah dari dirinya seribu kesalahan.” (Riwayat Muslim) Al-Humaidi berkata: “Demikianlah yang disebutkan dalam kitab Muslim yakni dengan kata-kata: “Au yuhaththu” -artinya: atau dihapuskan. Al-Barqani berkata: “Hadis ini diriwayatkan oleh Syu’bah dan juga Abu ‘Awanah dan Yahya al-Qaththan dari Musa yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari arahnya itu. Mereka mengatakan: Wa yuhaththu -artinya: dan dihapuskan, tanpa kata: “Alfin -yakni seribu.”
- Dari Abu Zar r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Atas setiap ruas tulang dari seorang diantara engkau semua itu pada setiap paginya harus ada masing-masing sedekahnya. Maka setiap sekali bacaan tasbih adalah sedekah, setiap sekali bacaan tahmid adalah sedekah, setiap sekali bacaan tahlil adalah sedekah, setiap sekali bacaan takbir adalah sedekah, memerintahkan kepada kebaikan juga sedekah, mencegah dari kemungkaran juga sedekah dan keseluruhannya itu dapat dicukupi oleh dua rakaat yang dikerjakan oleh seorang itu dari shalat Dhuha.” (Riwayat Muslim)
- Dari Ummul mu’minin yaitu Juwairiyah binti al-Harits radhiallahu ‘anha bahwasanya Nabi s.a.w. keluar dari rumahnya pada pagi hari ketika bershalat Subuh. Waktu itu Juwairiyah ada di dalam masjidnya. Kemudian beliau s.a.w. kembali setelah melakukan shalat Dhuha, sedangkan Juwairiyah duduk. Kemudian beliau s.a.w. bersabda: “Engkau masih tetap dalam keadaan di waktu tadi saya tinggalkan.” Juwairiyah menjawab: “Ya.” Nabi s.a.w. lalu bersabda: “Saya telah mengucapkan setelah meninggalkan engkau tadi empat macam kalimat, sebanyak tiga kali, andaikata kalimat-kalimat itu ditimbang dengan kalimat-kalimat yang engkau ucapkan sejak hari ini tadi, niscaya kalimat-kalimat yang saya ucapkan itu menang daripada yang engkau ucapkan. Kalimat-kalimat itu ialah: “Subhanallah wa bihamdihi ‘adada khalqihi wa ridba nafsihi wa zinata ‘arsyihi wa midada kalimatihi -Maha Suci Allah dan dengan mengucapkan puji-pujian padaNya, sebanyak hitungan makhluk-Nya, sesuai dengan keridhaan ZatNya, seberat timbangan ‘arasyNya dan sepanjang beberapa kalimatNya.” (Riwayat Muslim) Dalam riwayat Imam Muslim lainnya disebutkan: Subhanallah ‘adada khalqihi. Subhanalfah ridha nafsihi. Subhanallah zinata ‘arsyihi. Subbanallah midada kalimatihi.” Dalam riwayat Imam Tirmidzi disebutkan: Nabi s.a.w. bersabda: “Tidakkah engkau suka kalau saya ajari beberapa kalimat yang baik engkau membacanya, yaitu: Subhanallah ‘adada khalqihi, tiga kali; Subhanallah ridha nafsihi, tiga kali; Subhanatlah zinata ‘arsyihi, tiga kali; Subhanallah midada kalimatihi, tiga kali.”
- Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Telah dahululah orang-orang yang menyendiri.” Para sahabat bertanya: “Siapakah orang-orang yang menyendiri itu, ya Rasulullah?” Beliau s.a.w. menjawab: “Mereka itu ialah yang sama berdzikir kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya, baik lelaki ataupun perempuan.” (Riwayat Muslim) Maksudnya: Menyendiri dalam ingatnya kepada Allah di waktu orang-orang lain tidak mengingat kepadaNya. Inilah yang lebih dahulu memperoleh keridhaan Allah Ta’ala. Diriwayatkan Almufarridun dengan tasydidnya ra’ dan ada yang meriwayatkan dengan takhfifnya -yakni ra’nya tanpa syaddah lalu dibaca mufridun. Tetapi yang masyhur yang dikatakan oleh Jumhur Ulama ialah dengan tasydid.
- Dari Jabir r.a., katanya: “Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: “Seutama-utama dzikir ialah lafaz ‘La ilaha illallah’.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.
- Dari Abdullah bin Busr r.a. bahwasanya ada seorang lelaki berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya syariat-syariat Islam sudah banyak -yakni hukum-hukumnya sudah lengkap- atas diriku, maka beritahukanlah kepada saya akan sesuatu yang saya dapat berpegang padanya.” Beliau s.a.w. bersabda: “Supaya lisanmu itu senantiasa basah dengan berdzikir kepada Allah.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.
- Dari Jabir r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: “Barangsiapa mengucapkan: Subhanallah wa bihamdih, maka ditanamlah untuknya sebatang pohon kurma dalam syurga.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.
- Dari Ibnu Mas’ud r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Saya bertemu Nabi Ibrahim a.s., pada malam saya di isra’ kan, lalu beliau berkata: “Hai Muhammad, sampaikanlah salam saya kepada umatmu dan beritahukanlah kepada mereka bahwasanya syurga itu bagus tanahnya, tawar airnya dan bahwasanya ia adalah merupakan tanah datar yang rata dan benih tanaman syurga itu ialah: ‘Subhanallah walhamdulillah wa la ilaha illallah wallahu akbar’.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.
- Dari Abuddarda’ r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidakkah engkau semua suka kalau saya beritahukan kepadamu semua akan sebaik-baik amalanmu, juga seindah-indahnya bagi Tuhan yang Maha Merajaimu semua, serta yang tertinggi dalam derajat-derajatmu semua, bahkan lebih baik untukmu semua daripada menafkahkan emas dan perak, juga lebih baik untukmu semua daripada engkau semua bertemu dengan musuhmu lalu engkau tebas leher-leher mereka itu dan merekapun menebas leher-lehermu semua?” Para sahabat berkata: “Baiklah.” Beliau s.a.w. lalu bersabda: “Yaitu berdzikir kepada Allah Ta’ala.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi. Imam Hakim, Abu Abdillah mengatakan bahwa isnad hadits ini adalah shahih.
- Dari Abu Musa al-Asy’ari r.a., katanya: “Rasulullah sa..w. bersabda kepadaku: “Tidakkah engkau suka kalau saya tunjukkan kepadamu pada sesuatu gedung simpanan dari beberapa gedung simpanan syurga?” Saya -Abu Musa- berkata: “Baiklah, ya Rasulullah.” Beliau s.a.w. lalu bersabda: “Yaitu ucapan: La haula wala quwwata illa billah -Tiada daya dan tiada kekuatan, melainkan dengan pertolongan Allah.” (Muttafaq ‘alaih)
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Nabi saw. bersabda: Allah itu memiliki sembilan puluh sembilan nama yang bagus. Barang siapa yang mampu menghafalnya, maka dia akan masuk surga. Sesungguhnya Allah itu ganjil dan Dia menyukai yang ganjil. (Shahih Muslim No.4835)
Demikianlah beberapa ayat Qur’an dan hadis yang menyatakan keutamaan berdzikir pada Allah. Salah satu kegiatan dzikir adalah shalat sebagaimana disebutkan dalam surat Thaha ayat 14 “…dirikanlah shalat untuk mengingatKU”. Kegiatan dzikir diluar shalat tidak banyak contohnya dari Rasulullah, sehingga berkembanglah berbagai cara dzikir seperti yang dikembangkan oleh para sufi dan ahli tarekat.
Diantaranya ada yang sesuai dengan tuntunan al Qur’an dan hadist namun ada pula yang tidak sesuai dengan tuntunan Al Qur’an dan Hadist seperti berdzikir dengan berteriak teriak seperti orang mabuk. Atau membaca asmaulhusna dan ayat tertentu dengan jumlah sampai ribuan kali . Ada pula yang berdzikir menyebut nama Allah dengan niat untuk mendapatkan ilmu kesaktian dan mendatangkan khodam jin . Adanya penyimpangan ini sudah diingatkan Allah dalam surat Al A’raaf ayat 180. Membaca Qur’an secara rutin setiap hari juga termasuk kedalam kegiatan dzikir. Dimasa lalu para sahabat Rasulullah ada yang menkhatamkan membaca Qur’an satu juz setiap hari, sehingga ia khatam membaca Qur’an dalam waktu satu bulan. Ada yang menkhatamkan Qur’an sebulan dua atau tiga kali. Dzikir mengingat Allah dengan menyebut namaNya atau mengagungkan kebesarannya bisa kita lakukan didalam hati sambil berdiri, duduk dan berbaring, sehingga menyatu dengan kegiatan sehari hari.
Memperhatikan perintah Allah dalam surat Al Jumuah ayat 10 dan an Nisa ayat 103 maka kegiatan dzikir itu seharusnya kita lakukan secara terus menerus , tidak berhenti walaupun hanya sesaat.
Assalamualaikum …..
Bpk Fadhil,
Dari beberapa Ayat Al Qur’an diatas disebutkan bahwa “Berdzikirlah Sebenyak-banyaknya dengan menyebut nama Allah”, dari kata ‘Sebanyak-banyaknya’ disini apakah ada ketentuan berapa jumlahnya atau tak terbatas hitunganya…
Wa alaikum salam
jumlah hitungan yang disebutkan dalam hadist hanya 33 kali paling banyak 100 kali, tidak sampai ratusan atau ribuan kali seperti yang dilakukan pada ajaran tertentu. Dalam Al Qur’an tidak pernah menyebutkan jumlah tertentu, kerjakanlah sebanyak yang bisa dilakukan tergantung kesanggupan dan kemampuan masing masing. Berdzikirlah sebanyak banyaknya tanpa memperhatikan jumlah. Orang yang memperhatikan jumlah hitungan kadangkala lebih fokus pada hitungannya dari pada makna kalimat yang dibaca. Ia lupa pada makna dan maksud kalimat yang diucapkan karena sibuk menghitung 100, 200 , 300 atau 10.000 kali, kuatir salah hitung.
assalamu’alaykum warahmatullaahiwabarakaatuh…
syukron pak ustadz… mohon pencerahaan…. apakah dibolehkan berzikir dengan dipimpin oleh satu orang ustadz atau imam dan diikuti oleh jamaah… sementara yang memimpin menggunakan microphone sehingga suara yang terdengar cukup keras… tidak lagi lirih (rendah) sebagaimana yang diperintahkan Allah Tabaraka wata’ala…
wassalam.. ajos.
assalamu’alaykum warahmatullaahiwabarakaatuh…
Mohon tanya ustad, apakah boleh diamalkan walau tanpa bimbingan guru?
Terima kasih
Wa alaikum salam
Jadikanlah Allah sebagai guru, Dia menunjuki siapa yang dikehedaki kepada jalan yang lurus dan membiarkan sesat siapa yang dikehendaki Nya. Barang siapa yang diberi hidayah oleh Allah tidak ada seorangpun yang bisa menyesatkannya demikian pula siapa yang dibiarkan sesat oleh Allah tidak ada yang bisa memberinya bimbingan selain Allah pula.
Kalau kamu sungguh sungguh berdzikir ingin dekat dengan Allah maka Allah akan memberi kamu bimbingan sebagaimana firmannya dalam surat AL ANKABUT 69
69. Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
Mintalah bimbingan dan petunjuk pada Allah , perhatikan doa dalam surat al fatihah yang selalu kamu baca setiap shalat. Ihdinashiroothol mustaqim….dst. Insya Allah Dia akan menuntun kamu.
Assalamualaikum pak ustadz,
Terimakasih banyak atas artikelnya yang sangat berguna. Alhamdulillah saya jadi banyak belajar.
Saya mau tanya pak, di keluarga saya ada yang mengikuti tarekat, dan yang saya dengar dari cerita-ceritanya, mereka mengikuti yang namanya suluk, dan melakukan ibadah zikir dan diisolasi dari dunia luar selama beberapa hari. Saya tidak paham apa tepatnya yang mereka lakukan didalam suluk tersebut dan bacaan zikir apa yang tepatnya mereka baca. Dan mereka percaya bahwa ketika berzikir, mereka melihat ada cahaya yang menghampiri mereka dan itu pertanda bahwa mereka sudah “naik kaji” dan cahaya yang dilihat itu adalah cahaya Allah SWT.
Yang mau saya tanyakan Pak,
1. apakah suluk dan jenis zikir yang dilakukan dalam suluk itu diperbolehkan dalam islam?
2. mereka percaya pengobatan dan menolak bala dengan menggunakan air tawajjuh (air yang sudah didoakan dan dizikirkan katanya). Apakah ini juga diperbolehkan dan ada dalam ajaran islam?
3. saya pernah membaca salah satu buku Yasin dari guru tarekat mereka, dan disana saya membaca ada do’a yang dimasukkan dengan kata-kata “kami berdoa membayangkan wajah-wajah guru kami, kekasih-Mu ya Rabb.” apakah ini sesuatu yang benar, ustadz?
Mohon bimbingannya ya ustadz, saya takut salah. terima kasih.
Assalamualaikum wr.wb
Wa alaikum salam
Aliran tarekat itu banyak macamnya , diantaranya ada yang benar dan lurus namun ada pula yang menyimpang dari tuntunan Rasulullah dan al Qur’an. Berhati hatilah mengikuti aliran tarekat. kalau sesuai dengan ajaran al qur’an dan Rasulullah ikutilah , kalau menyimpang tinggalkanlah.
Berdzikir denga nmengisolasi diri dari dunia luar dalam waktu tertentu , tidak ada larangannya dalam ajaran Rasulullah. Rasulullah juga pernah melakukan hal itu ketika berkhalwat di Gua hira selama 40 hari hingga turun wahyu pada beliau.
Rasulullah juga mengajarkan kita untuk beritikaf di masjid pada bulan Ramadhan selama beberapa hari, memutuskan huibungan dengan aktivitas dan dunia luar untuk berdzikir mengingat Allah. Semua kegiatan itu mirip dengan suluk.
Melakukan pengobatan dengan air yang didoakan diperbolehkan dalam islam. Profesor Masaru Emoto dari Jepang menemukan bahwa kristal air yang didoakan berbeda dengan kristal air yang tidak didoakan. Kristal air yang didoakan bersinar lebih terang dari pada kristal air yang tidak didoakan. Rasulullah juga mengajarkan kita untuk selalu membaca bismillah ketika akan makan maupun minum.
Berdzikir atau berdoa dengan membayangkan wajah guru atau mursyid adalah tindakan yang berbahaya, dan mendekati kemusyrikan. Menyebut nama Allah dengan membayangkan wajah mursyid akhirnya akan menjadikan mursyid sama dengan Allah. Ketika menyebut nama Allah otomatis ia akan membayangkan mursyid. Ia sudah menyamakan Allah dengan mursyidnya itu.
Dalam surat al ikhlas disebutkan bahwa Allah tidak beranak dan diperanakan dan tidak ada satupun yang serupa dan sama dengan Nya. Menyebut Allah dengan membayangkan wajah guru atau mursyid berarti menyamakan Allah dengan mursyid itu.
Assalamualaikum pak ustad.
Apakah maksud nya dalam alquran bertasbihlah pda pagi dan petang.pd ayat2 alquran yg sering saya baca.
Wa alaikum salam
Waktu paling baik untuk bertasbih adalah pada waktu pagi dan petang hari, ketika itu alam semesta, burung, serangga, matahari, bulan , bintang bintang semua bertasbih pada Allah sebagaimana disebutkan juga dalam surat al israak ayat 44.
44. Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun
Burung bertasbih dengan kicauannya, ombak bertasbih dengan deburan ombaknya, angin bertasbih dengan hembusannya, matahari bertasbih dengan sinarnya. Biasanya menjelang matahari terbit dan menjelang matahari terbenam.
Pak mau tanya kalo berdoa diantara jam 9 malam sampe jam 12 malam, fadilahnya ap pak?
Sustain the excellent job and delivering in the crowd!
pak…,lok itung dzikir ampe 101 bid’ah kah…??
lok nggk salh kata bpk, dzikir yg bxk ada jumlh bilangan.a trtentu bisa mbuat tidak fokus krn hxa sibuk itung…,pak menurut sy yg 100 atau 300 sama ajj tidk mbuat org ilang fokus lok niat.a dzikir…,
saran lok takut ilang fokus…dzikir ajj dgn itungan seratus seratus tiga kali…
mohon maaf sebelumnya…
Yang utama didalam berdzikir itu menghayati apa yang dibaca dan diucapkan didalam berdzikir, bukan banyak jumlah bacaannya. Kebanyakan orang mengutamakan banyak jumlah bacaannya walaupun tidak mengerti dan paham apa yang dibaca, sehingga kadangkala yang berdzikir hanya mulutnya saja sedang hati dan fikirannya melamun dan melantur kemana mana. sehingga dia tidak mendapatkan manfaat dari dzikirnya itu.
Didalam Al Qur’an kita hanya diperintahkan berdzikir sebanyak banyaknya baik dengan lisan maupun didalam hati ketika duduk , berdiri dan berbaring. Tidak ada disebutkan jumlah tertentu. Masalah jumlah Rasulullah menganjurkan 3, 11, 33 atau 100 kali . Silahkan dikerjakan mana saja yang dirasa nyaman.
assalamuaalaikum ustad
saya mau nanya tentang dzikir dan wiridan.ter utama wiridan yang di tentukan jumlahNya.
assalamualaikum ustad
tentang wiridan ustad,doa2 yang di wiridkan dan jumlah nya tertentu,
seperti klw mau berMimpi bertemu Nabi muhammad saw.baca doa nurbuat 100kali,dan kalau mau rizqi banyak baca basmalah 786kali.
seperti begitu ustad,karena dlm segolongan ulama ada yang mengatakan bid’ah karena jumlahNya di tentukan,pandangan ustad gmn??
wassalam
Wa alaikuim salam
Sebaiknya berdoalah dengan doa doa yang banyak diajarkan didalam Qur’an seperti surat Al Baqarah 284-286 , Ali Imran 191-195, doa wirid yang populer dari Rasulullah antara lain sep0erti yabng disampaikan pada artikel DOA DAN WIRID SESUDAH SHALAT diblog ini. Pahami dan hayati makna dari doa yang kamu baca , jangan sampai kamu membaca doa yang kamu tidak tahu makna dan artinya.
Baca dzikir dan doa sebanyak banyaknya tidak perlu ditentukan hitungannya, lakukan semampu kamu. , Jangan terlalu memaksakan diri untuk mimpi berjumpa Rasulullah dengan membaca doa nurbuat itu. Cita citakanlah untuk berjumpa denga Allah melalui ibadah dan ketaatan kamu padaNya. Itulah tujuan akhir setiap orang yang beriman. Biarkan Allah yang menentukan rahmat apa yang akan diberikannya pada kita sebagai balasan atas apa yang kita kerjakan.
Assalamualaikum Ustadz
Trimakasih atas ilmunya..
Ini sangat bermanfaat sekali untuk saya