Oleh Fadhil ZA
Dalam menjalani kehidupan didunia ini manusia terbagi menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama adalah orang yang lebih mengutamakan kehidupan dunia, mereka tidak percaya dan tidak peduli dengan kehidupan akhirat. Mereka mengukur segala sesuatu dengan kekayaan, kemenangan, kemuliaan, kesenangan hidup dan kepuasan syahwat didunia. Mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa saja yang mereka inginkan, mereka tidak peduli dengan istilah halal dan haram. Seluruh hidup mereka hanya tertuju untuk meraih berbagai kesenangan dan kenikmatan hidup dunia dan mereka tidak peduli dengan kehidupan akhirat . Kelompok inilah yang dimaksud Allah dalam surat al Insan ayat 27:
Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat) .(Al Insan 27)
Kelompok kedua adalah orang yang lebih mengutamakan kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia. Mereka sangat berhati hati dalam menjalani kehidupan dunia agar semua perbuatannya tidak membebani mereka kelak di akhirat . Mereka percaya pada Allah yang menguasai seluruh jagat raya , dan mereka yakin bahwa setelah kehidupan dunia ada kehidupan yang abadi diakhirat kelak. Mereka menjalani kehidupan dunia dengan penuh kewaspadaan dan pertimbangan, mereka menjaga segala sesuatu yang diharamkan dan dihalalkan Allah. Mereka takut menghadapi hari berhisab dimana segala perbuatannya kelak akan dimintai pertanggungan jawab oleh Allah. Mereka inilah yang dimaksud Allah dengan firmannya pada surat Al Baqarah ayat 4:
dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu[17], serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat (Al Baqarah 4).
Mereka yang ada pada kelompok dua ini lebih mengutamakan kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia, mereka tidak segan segan mengorbankan kehidupan dunianya untuk kepentingan akhirat. Mereka mengukur segala sesuatu dengan kebahagiaan dan kemenangan hidup diakhirat. Mereka tidak takut menderita, merugi dalam bisnis , dihina dan dikucilkan orang, diancam dan diintimidasi, mereka rela mengorbankan kesenangan dunianya untuk kesuksesan hidup diakhirat
Balasan bagi para pencinta dunia
Terhadap para pencinta dunia atau mereka yang termasuk kedalam kelompok pertama Allah mengingatkan dalam surat Al Israak ayat 18:
18. Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. (Al Israak 18)
Allah akan memberikan apa saja yang mereka inginkan didunia ini sepuas puasnya. Maka janganlah kita merasa takjub dan heran melihat orang yang kafir dan tidak percaya dengan kehidupan akhirat memiliki kekayaan berlimpah penuh kemewahan dan segala hal yang disukai oleh nafsu dan syahwat. Mereka bermandikan harta dan berbagai kesenangan hidup. Dunia ini seolah olah dikuasai oleh mereka, hal ini menambah kesombongan dan kepongahan mereka, dan mereka semakin jauh dari kehidupan agama.
Mereka merasakan kesenangan hidup didunia hanya sekejap saja, kemudian begitu datang kematian mulailah mereka mengalami kesulitan demi kesulitan yang akan mereka jalani kekal selamanya. Dialam barzakh mereka baru menyadari kebodohan mereka dan mereka berseru agar dikembalikan hidup lagi ke dunia agar mereka bisa memperbaiki semua kebodohan mereka, sebagaimana disebutkan dalam surat Al Mukminuun ayat 99-100 :
99. (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) (al Mukminuun 99)
100. agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan (Al Mukminuun 100)
Kehidupan dunia adalah kehidupan yang serba terbatas, umur kita dibatasi dalam kurun waktu tertentu, jika datang ajal tidak bisa diundur atau dimajukan. Kemampuan kita menikmati segala sesuatu juga dibatasi oleh kemampuan tubuh kita. Kita tidak bisa memenuhi perut kita dengan semua makanan dan minuman yang dihidangkan dimeja makan , walaupun kita mampu membeli hidangan itu sebanyak banyaknya. Punya mobil sepuluh toh yang bisa kita pakai hanya satu saja, punya rumah dan gedung bertebaran diseluruh negeri dan kota, yang bisa kita hunipun hanya satu saja. Pangkat dan kedudukan juga ada batasnya, jika habis masa jabatan kita akan digantikan oleh orang lain yang lebih pantas.
Rasulullah mengumpakan perbandingan kehidupan dunia dengan akhirat seperti orang yang pergi ketepi pantai kemudian memasukan telunjuknya kedalam laut, maka air yang melekat diujung jarinya itulah perumpaan kehidupan dunia. Sedangkan air yang tertinggal dilautan itulah perumpamaan hidup diaklhirat. Sungguh tidak sebanding antara kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat. Karena itu Allah mengingatkan pada kita agar jangan takjub dengan kekayaan dan kemewahan yang diberikan Allah kepada orang yang kafir dan tidak percaya dengan kehidupan akhirat sebagaimana pesannya dalam surat At Taubah ayat 55:
55. Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir. (At Taubah 55)
Para pencinta dunia telah menggadaikan kehidupan akhiratnya, mereka menukar kehidupan akhirat yang kekal dan abadi dengan kehidupan dunia yang hanya amat sedikit dan tidak ada artinya dibandingkan kehidupan akhirat. Mereka telah tertipu oleh syaitan dan kehidupan dunia yang penuh tipu daya.
Mereka menikmati kehidupan dunia yang serba terbatas ini sepuas puasnya, kemudian dihari kebangkitan kelak mereka dibenamkan kedalam neraka jahannam dan hidup kekal selamanya disana.Sebagaimana disebutkan Allah dalam surat At thagobun ayat 10 :
10. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali ( At Thagobun 10)
Mereka adalah orang orang bodoh yang merasa paling pintar dan cerdas, mereka tidak menyadari kebodohan dan kekeliruannya. Mereka merasa puas dan bangga dengan kekayaan, kemewahan, pangkat dan jabatan yang mereka miliki. Mereka tidak menyadari bahwa semua itu akan berakhir dan mereka akan dihalau memasuki neraka jahanam yang panas membara.
Balasan bagi Para pencinta akhirat
Para pencinta akhirat atau mereka yang termasuk kedalam kelompok kedua adalah mereka yang disebutkan Allah keberadaannya dalam surat Al Israak ayat 19
19. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.(Al israak 19)
Kelompok ini menjalani kehidupan dunia dengan hati hati dan waspada , mereka menyadari bahwa kehidupan dunia ini hanya kehidupan sementara. Kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan dikampung akhirat nanti. Semua usaha dan kegiatannya ditujukan untuk meraih ampunan Allah dan kehidupan yang kekal dan abadi disisiNya. Mereka lebih mengutamakan kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia. Mereka tidak silau dengan kemewahan dan keindahan dunia , mereka menyadari bahwa kehidupan dunia ini penuh dengan jebakan dan tipu daya yang dapat menyesatkan mereka.
Mereka tidak segan segan mengorbankan kepentingan dunianya demi kepentingan hidup diakhirat. Mereka tidak pernah lelah dan letih dalam beribadah pada Allah, mereka mencintai apa yang dicintai Allah, dan membenci apa yang dibenci Allah. Mereka telah menggadaikan dirinya untuk mengabdi pada Allah. Mereka siap mengorbankan semua yang dimilikinya demi mendapatkan ridha Allah, mereka itulah yang dimaksud Allah dengan firmanNya dalam surat Al Baqarah ayat 207
207. Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. (Al Baqarah 207)
Seluruh usaha dan kegiatanya ditujukan untuk mendapatkan ridha Allah, mereka telah berikrar ketika mendirikan shalat dengan janji setia yang selalu dibaca pada pembukaan shalatnya (doa iftitah) :
Inna sholati wanusuki wamah yaya wamamati lillahirobbil alamin…..Sesungguhnya shalatku, pengorbananku, hidupku dan matiku seluruhnya hanya bagi Allah Tuhan sekalian alam
Allah membalasi mereka dengan memasukan mereka kedalam taman syurga yang mengalir sungai sungai dibawahnya, dan mereka hidup kekal abadi selamanya disana. Sebagaimana yang disebutkan Allah dalam surat Luqman ayat 8 dan surat ibrahim ayat 23 berikut ini:
8. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka syurga syurga yang penuh kenikmatan, (luqman 8)
23. Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam syurga itu ialah “salaam”. (Ibrahim 23)
Demikianlah balasan yang disediakan Allah bagi masing masing kelompok pencinta kehidupan dunia dan pencinta kehidupan akhirat. Masing masing mereka mempunyai pola dan cara hidup yang berbeda. Mereka bisa kita kenali dengan mudah dari pola hidup dan berbagai kegiatannya didunia ini. Allah membebaskan manusia untuk memilih kehidupan dunia atau akhirat. Allah telah menurunkan al Qur’an sebagai petunjuk bagi mereka yang menginginkan keselamatan hidup didunia dan akhirat. Allah mempersilahkan manusia untuk beriman pada al Qur’an ini atau tidak sama sekali sebagaimana disebutkan dalam surat al Israak ayat 107
107. Katakanlah: “Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, (Al Israak 107)
Orang yang cerdas, mau berfikir dan menggunakan akalnya pasti lebih memilih kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia. Orang orang yang bodoh, dungu namun merasa paling cerdas dan pintar dan tidak menyadari kebodohannya , pasti memilih kehidupan dunia. Mereka tidak peduli dengan kehidupan akhirat. Mereka memandang hina dan rendah pada orang yang berhati hati dalam hidupnya dan memilih kehidupan akhirat sebagai tujuan hidup. Mereka baru menyadari kekeliruannya kelak setelah datang kematian dan nyawa mereka telah berpisah dari jasad. Mereka menjalani kehidupan akhirat dengan penuh penyesalan dan penderitaan yang tidak pernah berakhir.
Wamahyaya bukannya wamayahya
Terima kasih atas koreksinya , sudah kami perbaiki
Izin copas tad, buat materi Khutbah Jumat. Jazakallah Khairan