Oleh Agahnugraha
PENDAHULUAN
Semakin tingginya biaya pengobatan dewasa ini di Rumah Sakit – Rumah Sakit, memacu bermunculannya para penyembuh yang mengerek bendera bernama “pengobatn alernatif”. Tak sedikit para pasien yang telah divonis dokter, mengidap penyakit berat dan harus menjalani pembedahan, ternyata bisa kembali sehat, setelah menjalani terapi di salah satu klinik alternatif, bahkan ada yang tanpa harus bersinggungan dengan pisau bedah.
Para penerapi itu bisa menyembuhkan pasen-pasennya, lewat tenaga yang tidak kasat mata. Ada yang berasal dari tenaga ; bioenergi, biofeedback, prana, chi, qi. guided imagery, biokosmik, teknik relaksasi progresf, energi, energi alam, energi vital, ada pula yang menyebutnya “energi Illahi “ Dan masih banyak lagi nama-nama yang mengacu pada tenaga yang tidak kasat mata itu, yang sebenarnya maknanya adalah suatu tenaga halus dari dalam, masarakat awam, sudah lama menyebutnya cukup “ tenaga dalam “ saja.
Sesudah lahir ilmu kedokteran dari Barat, kita diajarkan hanya percaya pada “seeing is believing “ / percaya pada hal-hal yang kelihatan saja, alias kasat mata, seperti obat-obatan kimia, jarum suntik, pisau bedah, serta seabreg perangkat medis yang dewasa ini tampak semakin canggih. Karena itu tatkala muncul penawaran pengobatan alternatif, tak sedikit orang yang yang sulit mempercayai cara penyembuhan yang tidak kasat mata, karena tidak menguunakan obat atau alat apapun .
Tenaga yang dihimpun untuk membangkitkan tenaga penyembuhan tidak kasat mata itu diantaranya ada yang mengandalkan, olsh pernapasan dibarengi latihan gerak tubuh, mirip jurus-jurus untuk bela diri, ada juga yang fokus pada pengetahuan berbagai cakra dalam tubuh, beragam corak cara meditasi, dll. Hasil dari ketekunan latihan ini, banyak dari para lulusannya yang membuahkan hasil penyembuhan yang memuaskan bagi pasien-pasien yang sudah ditangani dokter, tapi belum juga sembuh.
Nah, adakah metode yang lebih gampang, untuk memperoleh tenaga penyembuhan, tanpa harus melalui ketekunan olah napas,jurus atau meditasi? Jawabannya, ya, ada!.
Pertanyaan penting itu, adalah bagaimana cara memperoleh akses menuju pintu gerbang tenaga penyembuhan yang disebut “energi”. Daya itu adalah melalui gabungann kekuatan ; pikiran, imajinasi positif, ingatan, visualisasi /fantasi dan kosentrasi Itulah kuncinya. Penggabungan lima kekuatan itu telah penulis praktekan sendiri sejak tahun 2001. Berdasarkan pengalaman sendiri, beberapa penyakit berat, dimana pasien seharusnya menjalani pembedahan, ternyata bisa disembuhkan hanya melalui penggabungan kosentrasi ke lima unsur itu tadi. Penyakit-penyakit yang bisa disembuhkan menurut pengalaman penulis itu antara lain, benjolan di payu dara, kista di peranakan, hernia, tumor di leher ,dll.
.Sudah lama alam pikiran kita terpengaruh oleh pandangan hidup yang rasional,
saintifik dan mekanistik. Pengaruh ini tampak pula pada bidang ilmiah kedokteraan Barat,
kata James. S. Gordon, M.D.Direktur Center For Mind / Body Studies ( Pusat Penelitian
Jiwa Dan Raga ) dan Profesor di Fakultas Psikiatri Dan Ilmu Kesehatan Masyarakat Dan Keluarga, di George Town University Scholl Of Medicine.
Jauh sebelum bangsa –bangsa Barat menemukan ilmu kedokteran moderen, para waskita Timur dari India, Cina, Tibet, Timur Tengah, Jepang dan Indonesia telah mengenal penyaluran energi untuk penyembuhan raga dan batin. Para ilmuwan Barat, akhirnya mengakui fenomena yang mereka sebut kekuatan enerji ini, lalu mengadaptasi kearifan dari Timur itu, dan dewasa ini di Barat lahirlah bidang baru . yang disebut “mind body medicine “yaitu ilmu pengobatan baru yang disebut” penyembuhan secara holistik, “ yaitu penyembuhan yang mempertimbangkan aspek jiwa dan raga.
”Mereka berargumentasi, penyembuhan dengan tidak kasat mata, bukanlah fenomena gaib, tapi fenomena ilimiah belaka, yang lalu digolongkan kedalam bidang magnetisme. Begitu kesimpulan mereka. Fenomena ini, jelasnya lagi, adalah alamiah yang hadir secara mandiri.
Mereka ingin membuktikan logika magnetisme, seperti, tenaga dalam, prana, chi, qi, bioenergi atau apapun namanya, adalah benar-benar fenomena ilmiah, Seperti salah satu eksperiman yang dilakukan di tahun tahun 1930-an. Seorang ilmuwan asal Uni Soviet (sekarang Rusia) bernama Semyon Davidich Kirlian memulai eksperimennya yang pertama di dunia, dengan menggunakan perangkat ilmiah atau laboratorium untuk mengungkap keberadaan energi. Dia secara sungguh-sungguh ingin tahu, melalui suatu proses fotographi yang dapat menangkap gambar aura, yaitu medan energi yang tampak disekeliling tubuh manusia atau mahluk hidup lainnya.
Kirlian memotret tangan para penyembuh dengan suatu perangkat, apa yang sekarang disebut “fotographi Kirlian” (di beberapa kota besar di Indonesia alat ini telah hadir untuk melayani masarakat yang ingin mengetahui warna auranya. ) Kirlian terus mengamati. Ketika para penerapi mulai menyalurkan energi penyembuhan, tampak pada foto jari tangan yang sebelumnya menunjukan bentuk yang mulus, sekarang saat difoto oleh Kirlian, mulai menampilkan alur cahaya panjang yang keluar dari tangan dan jari-jari penerapi itu. Jelaslah bahwa suatu peristiwa yang konkrit (kasat mata ) sedang berlangsung ketika seseorang menyalurkan energi penyembuhan. Sekaligus fenomena ini menjawab keraguan orang yang beranggapan, bahwa fenoneman penyaluran tenaga penyembuhan, semata-mata , kabut misteri / atau penuh kegaiban.
Penyaluran energi penyembuhan yang dialirkan melalui tangan atau hanya kekuatan pikiran saja, hanyalah fenomena alam, tak ubahnya seperti fenomena listrik, anda tak akan mampu melihat aliran listrik, namum toh anda yakin listrik bisa dibuktikan secara ilmiah dengan serangkaian alat, minimal dengan alat paling sederhana, seperti test pen.
MENJADI PENYEMBUH
Berangkali timbul keraguan besar dalam benak anda, “Masa sih hanya dengan mengandalkan imajinasi tok?” pasien bisa sembuh ? Jawabannya ijinkan saya mengutip dari para pakar penyembuhan enerji asal Amerika, Benyamin O. Bibb & Joseph J.Weed dalam bukunya, “Amazing Secrets Of Psychic Healing “ ”Batin manusia itu kreatif secara otomatis. Hal ini berarti bahwa tiap pikiran dan tiap penghayatan yang diciptakan dalam benak atau batin, memiliki kebeberadaan yang nyata”, jelasnya
Pengalaman saya berikut ini, berangkali bisa menjadi pertimbangan pemikiran anda, benarkah, yang dijelaskan Benyamin?
Pada tahun 2001 saya dinyatakan lulus dan bersertifikat sebagai “penerapi” atau penyembuh, melalui metode penyaluran enerji. Suatu kali kami berlima, para lulusan suatu pelatihan penyembuhan ini, ditugaskan instruktur di klinik cabang .di Kalapa Nunggal, Pasir Koja. Bandung.
Suatu hari datanglah seorang pasien yang mengaku bernama Kodar, dia berprofesi sebagi tukang bakso tahu keliling dengan cara dipikul. . Mang Kodar yang seputar tahun 2001, taksirannya berusia 30-an. mendaftar pada klinik kami, setelah ia mendengar kesaksian para pasien yang telah tersembuhkan dengan penyaluran enerji lewat promosi di radio, ia penasaran berniat mencoba diterapi karena mengidap penyakit semacam benjolan di lehernya. Benjolan itu lumayan besar, sekira sebesar telur ayam kampung., memang cukup menghawatirkan melihatnya
Kami berempat waktu itu – seorang lagi penerapi tingkat senior sedang sibuk menerapi pasiennya – yang masih dalam tingkat magang, tentu saja antusias, menghadapi pasien yang “istimewa” ini, sehubungan saat magang, kami belum pernah menemukan kasus penyakit yang berat seperti kasus tumor besar yang diderita tukang bakso tahu. Jadi Mang Kodar akan kami “keroyok” berempat.
Maka kami berempat mulai mencoba mempraktekan, apa yang kami pelajari saat masa-masa pelatihan. Penerapian berlangsung dalam kondisi mata tertutup ( kelak bila telah terlatih menerapi bisa dilakukan dengan mata terbuka, yang penting batinnya itu yang bekerja ). kedua tangan saya dan juga rekan-rekan tidak menyentuh tubuh pasien, bergerak-gerak, sekira satu meteran dari leher pasien. Namun kelak dalam bebagai praktek penerapian , ada juga metode menyentuh pasien, yang diistilahkan, “therapeutic touch”
Setelah kira-kira setengah jaman, selesai sudah prosedur penerapian. Kami berempat menyarankan pada mang Kodar agar datang ke klinik, setiap minggu, sampai penyakitnya sembuh.
Kami pun memberikan sebotol air putih dalam kemasan botol plastik .Air itu secara estafet kami pegang lalu, kami bacakan doa positif, sambil membayangkan menyalurkan enerji ke dalam air, memohon kepada Tuhan agar pasien disembuhkan dari penyakitnya Kami anjurkan agar Kodar meminum air putih itu 3 x sehari, seakan- akan resep dokter saja, kami anjurkan pula agar ia mengolesi benjolan dengan air, setiap usai minum “resep” itu
Kodar pun datang tiap hari minggu. Dari pekan ke pekan kami berempat menyaksikan “telur ayam” di leher Kodar, semakin lembek dan ukurannya ada perubahan mengarah ke mengecil. Sampailah pada penerapian ke 8 kalinya, apa yang kami lihat ? kami berempat takjub sendiri, apa lagi sang pasien Kodar. Benjolan itu sudah tak nampak lagi di lehernya, seolah-olah baru saja dibedah di Rumah Sakit. Anehnya, tak sedikut pun tampak bekas goresan pisau dan bekas jahitan, sebagaimana halnya kondisi tubuh yang baru usai di bedah di Rumah Sakit. Leher si tukang bakso tahu itu, kini tampak mulus , sepertii leher bayi yang baru dilahirkan. Keajaiban itu menjadi bahan renungan mendalam bagi saya sampai hari ini..Sayang catatan alamat Mang Kodar, tidak kami simpan dengan baik, ceroboh memang, entah dimana?padahal itu bernilai dokumentasi amat penting bagi suatu langkah penyembuhan yang hanya mengandalkan metode sederhana. Seandainya saja, masih kami simpan, alamat itu, akan kami tulis disini, biar anda mengecek kebenarannya, pada si tukang bakso itu, untuk kesaksiannya,bahwa ia pernah mengalami “pembedahan” secara batin. Namun yang jelas Kodar biasanya menjajakan dagangan bakso tahunya sekitar terusan jalan Pasirkoja tak jauh dari pintu tol Pasirkoja,siapa tahu anda bisa bertemu dengannya..
Mang Kodar girangnya bukan alang ke palang, Tak kebayang katanya, seandainya ia harus ke Rumah Sakit untuk menjalani pembedahan, pasti biaya operasi itu tidak akan bisa terjangkau olehnya, mengingat ia hanyalah seorang pedagang kecil
MENGAMBIL PENYAKIT MELALUI MATA BATIN & RASA
Bagaimana proses itu bisa terjadi? Bagaimana mungkin, Mang Kodar lehernya , tidak lagi ditumbuhi tumor segede telur ayam kampung? Padahal kami tidak menggunakan pisau bedah ! Itulah “keajaiban,” dari hasil berimajinasi, berfantasi, bervisualisasi dan kosentrasi. Inilah rahasianya,
Kami, berempat para penerapi duduk mengelilingi mang Kodar. Mata semua penerapi dalam keadaan tertutup, begitupun pasien yang duduk dihadapan kami, mengatupkan kedua matanya, dan kami suruh berdoa. Saya lalu berkosentrasi , mengandalkan mata batin saya, berimajinasi seolah saya sedang memegang pisau bedah, meniru jalannya pembedahan dalam film-film ilmiah kedokteran. Dalam visualisasi saya, pisau tajam itu mengiris dan membuka benjolan itu, mengeluarkan isinya, membuangnya ke dalam ember berisi larutan asam keras. lalu memberikan obat anti infeksi, memberi obat regenerasi sel baru, berupa cahaya hijau, cahaya biru untuk meredam rasa nyeri, serta cahaya putih, untuk kesembuhan total. lalu menjahit untuk menutup luka dan saya mengunci energi saya di dalam tubuh pasien, agar enerji itu tidak kembali lagi ke tubuh saya.
Semuanya itu hadir hanya dalam ruang “khayalan kreatif” belaka,namun seolah sangat hidup dalam imajinasi saya. Sudah barang tentu kami pun khusus berdoa memohon pada Yang Maha Penyembuh Agung, mengabulkan permintaan kami, agar Mang Kodar sembuh. Penerapi di sebelah saya, Hariyadi sama seperti saya, mengandalkan mata batinnya, mengoprasi tumor mang Kodar, tapi saya tak tahu, bagaimana cara dia membedah? Semantara dua rekan lainnya, Sujak dan Muksin hanya mengandalkan feeling atau perasaannya, tangan mereka menggapai-gapai di udara, mulutnya komat-kamit, berdoa, saya pun tidak tahu, entah apa yang difantasikannya?
Saya dan rekan hanya belajar kosentrasi “menghayal”alias berimajinasi, itu saja kuncinya.. imajinasi yang positif, membayangkan pasien bisa sembuh dari penyakitnya. Memang tidak sembarangan imajinasi, ada metode-metodenya, tapi tidak rumit.
Saya juga pernah “membedah” seorang wanita berprofesi guru. Ibu guru itu menderita penyakit mioma./kista dalam peranakannya. Prosedur pengambilan penyakit, sama dengan Kodar, saya terawang dulu dalam peranakan ibu itu, memang terdapat gumpalan semacam lemak, berwarna putih kusam. Pasien itu saya bedah dengan imajinasi, memotong gumpalan itu, membuangnya, dan memberikan obat anti infeksi, memberinya cahaya putih , cahaya biru dan hijau, lalu menjahitnya. Minggu berikutnya saya suruh datang lagi. Di luar dugaan, hanya satu kali menerapi, ibu itu mengaku telah sembuh, dibuktikan lagi dengan keterangan dari dokter di sebuah Rumah Sakit di Bandung Selatan. Pasien yang lain yang berhasil disembuhkan dengan metode imajinasi positif ini, adalah seorang gadis pelayan toko swalayan, yang mengidap bernjolan di payu daranya. Prosedurnya begitu-begitu saja, saya menghayal di depan pasien dengan cara membuang benjolan itu.Lama penyembuhan delapan kali pertemuan setiap hari Minggu.
Mungkin materi pelatihan yang dianggap perlu ketekunan, adalah bagian pelajaran menyerap energi dari alam, Terus terang saya agak malas, bila harus bangun pagi-pagi untuk berjemur sembari membayangkan energi matahari memasuki tubuh sayai, atau pergi ke hutan untuk menyerap energi pohon, atau begadang di malam hari, untuk menyerap energi bulan, atau pegi ke pantai untuk menyerap enerji laut. Semua teori itu tidak saya tekuni, namun pada mata pelajaran “menghayal “atau imajinasi positif, justru yang paling saya suka. Maklum modalnya tinggal duduk di kamar, atau di mana saja. itulah modal saya untuk berangkat jadi penerapi. Namun dengan hasil “menghayal kreatif “ itu, oleh tim instruktur,saya dinyatakan lulus dengan sertifikat, pada tahun 2001, dengan demikian saya diijinkan buka praktek Namun seperti yang dikatakan intruktur, menerapi berkelompok lebih bagus hasilnya dibanding sendirian, maka saya pun sempat beberapa tahun bergabung dalam satu klinik
Kembali pada rahasia sukses “mengoprasi”tumor mang Kodar, Apa yang kami lakukan, adalah semata-mata hanyalah “kekuatan pikiran”, delapan tahun kemudian ( 2009) saya membaca buku best seller,”internasional, The Secret”. Salah seorang penulis buku itu, Bob Doyle, menjelaskan, bahwa, prinsip kekuatan pikiran, bisa diringkas lagi, menjadi tiga kata sederhana, “pikiran menjadi sesuatu !”.
Tadi saya sebutkan, ketika menerapi“saya mengandalkan mata batin “ juga Hariyadi, tapi dua rekan penerapi lainnya, Sujak dan Muksin hanya mengandalkan feeling atau perasaannya. Saya akan jelaskan di sini , dalam masa pelatihan, instruktur menentukan dua klasifikasi siswa menurut talentanya masing-masing. Ketika kami, para calon siswa mendaftar untuk pelatihan, seminggu sebelum hari pertama pelatihan tiba, kami semua menjalani metode screening dulu. Hasil dari test itu, ketahuanlah, dua klasifikasi, ketegori pertama, mana siswa yang dinilai mampu menggunakan “mata” batinnya atau melihat yang tidak kasat mata, artinya lagi mampu melihat organ tubuh dan penyakit pasien, dan kategori kedua adalah calon siswa yang tidak mampu “melihat”, yang dalam istilah pelatihan “siswa blank “tapi feeling –nya “rasa”atau perasaannya kuat.
Baik kemampuan melihat dengan “mata” batin atau mengandalkan “rasa” dalam menyembuhkan penyakit, kita terlibat dengan fenomena enerji.
Tujuan penulisan eBook ini adalah untuk memberikan anda sebuah pengalaman tentang enerji penyembuhan yang cukup luas bagi anda untuk mempelajarinya dan mengolahnya secara kreatif. Secara empiris atau berdasarkan pengalaman menerapi semenjak tahun 2001, saya akan membagikan pengalaman saya kepada anda, melalui metoda yang saya kembangkan, menjadi lebih sederhana dan mudah dipraktekan.
BERAPA LAMA?
Berapa kali waktu penerapian, sampai pasien sembuh? Terus terang kami tidak tahu, itu rahasia Tuhan. Disamping juga ada beberapa faktor, seperti; tingkat ketulusan hati para penerapi, tingkat kosentrasi penerapi, besar atau kecilnya deposit enerji dalam tubuh penerapi dan juga, yang tak kalah penting, adalah tingkat kepercayaan pasien. Namun kami menetapkan batas maksimal jadwal pertemuan /penerapian pasien, seperti kasus pasien Kodar pengidap tumor, kami tetapkan delapan kali pertemuan. Pada kasus-kasus penyakit lain, standar tiga kali pertemuan. Tapi, itu tadi, sulit menjanjikan pada pasien, berapa kali penerapian? Kadang-kadang satu kali diterapi sudah sembuh, atau tiga kali pertemuan, baru pasien sembuh. Tak jarng kejadian, pasien langsung sembuh seketika di tempat penerapian. Saya pernah menyembuhkan seorang pasien berpenyakit asma seketika itu juga. Yang relative mudah disembuhkan, adalah penyakit yang diderita anak-anak atau bayi, saya pernah menyembuhkan dua orang pasien bayi yang masih menyusu, hanya dalam satu kali pertemuan. Namun tak jarang, saya dan rekan-rekan menemukan kasus penyakit yang lama disembuhkan, apa penyebabnya, teruskan membaca, akan anda jumpai pada bab-bab berikutnya.
POTENSI MELIHAT ORGAN TUBUH MELALUI MATA BATIN
Tatkala saya mengikuti pelatihan penyaluran enerji, para instruktur tidak mengajarkan siswa-siswanya, bagaimana supaya siswa bisa melihat lewat gambar batin. Karena itulah diadakan seleksi atau saringan. Nantinya para intruktur akan mengklasifikasi menjadi dua golongan siswa, mereka yang tidak bisa melihat dan mereka yang mampu melihat dengan mata batinnya. Dari sini, para instruktur akan memandu atau melipatgandakan masing-masing talenta itu. Contohnya mereka yang kuat perasaannya dilatih mendeteksi penyakit dan membuangnya . Begitupun bagi yang mampu melihat dipandu untuk mendeteksi penyakit, lalu menyembuhkannya.
Di sini tidak berlaku hukum, “bahwa mereka yang mampu melihat dengan mata batinnya, akan lebih mujarab dalam melakukan penerapian,’ bisa saja ia hanya bagus penglihatannya, tapi kurang baik dalam menarik penyakit. Sebaliknya mereka yang blank atau “gelap’ namun energinya besar, ia akan handal untuk mencabut penyakit dan membuangnya, tapi tak tertutup kemungkinan, mereka pun lemah dalam menarik penyakit, Jadi semua bergantung pada keseriusan berlatih dan terutama adalah keyakinannya. Pertanyaan yang akan timbul diantara pembaca, “bagaimana caranya bisa melihat dengan “mata Batin “?
Melihat dengan mata batin, menurut hemat saya, memang lebih cenderung ke “anugerah Illahi”, karena seperti fenomena yang saya alami, kemampuan melihat lewat mata batin itu, datang begitu saja, meski begitu pada awalnya, ketika saya menjalani screening, saya dites instruktur untuk menggunakan kosentrasi, lalu tiba-tiba saja timbul gambar dalam batin saya, saya bisa melihat seonggokan lendir berwarna putih dalam rongga bagian dalam hidung seorang ibu penderita penyakit sinusistis yang sedang diterapi seorang instruktur. Dari situ saya dinyatakan sebagi calon siswa yang mampu melihat penyakit dengan”mata batinnya”.Kesimpulannya, menurut pengalaman saya saat mengikuti pelatihan, instruktur tidak memberikan metode, bagaimana caranya, agar bisa menggunakan “mata batin” untuk melihat organ tubuh berikut “penyakit pasien”,namun sesudah instruktur mengetahui bakat alami-nya bisa “melihat” barulah instruktur memberikan arahan, bagaimana cara menyembuhkan penyakit pasien.
POTENSI MENGAMBIL PENYAKIT DENGAN METODA RASA
.Suatu kali, ketika saya mengikut magang di klinik, tiba-tiba saya merasakan pusing di kepala, terus terang saya masih belum mampu menarik nyeri itu dari kepala saya, meski saya mampu melihat penyakit di kepala saya itu. Saya pun minta pertolongan kekuatan enerji yang dimiliki rekan sepenerapian, Sujak namanya. Ketika itu tangan Sujak menempel di sekeliling dahi kepala saya. Beberapa saat kemudian, saya sungguh merasakan betul, rasa nyeri di kepala itu sedikit –demi sedikit berkurang, detik per detik, rasanya seperti sehelai benang penimbul rasa nyeri itu sedang dicabut pelahan-lahan ke luar oleh enerji di tangan Sujak.. Itulah potensi “energi rasa” atau “feeling “ Sujak. Meskipun ia tak mampu melihat organ atau “benang”penyakit dalam kepala saya, Sujak dengan mudahnya menariknya keluar dari kepala saya, hanya berdasarkan pemusatan kosentrasi, dan dipandu oleh saya yang menunjukan arah rasa nyeri di dahi saya.
Saya yakin, para pembaca pun bisa memiliki kemampuan seperti Sujak ini, karena Allah Pencipa telah membekali semua umat manusia denga potensi “energi” atau ‘bioenergi” ( bio=kehidupan, enerji = daya/tenaga halus dari dalam tubuh ) ini, namun mereka belum menyadarinya.
Baik siswa yang mampu melihat dengan batinnya, ataupun blank, tentu saja perlu terus mengasah talentanya itu. Siswa yang berkemampuan melihat dengan batinnya, harus terus diasah ketajaman penglihatannya, jangan sampai “tertipu “pandangan, jelas instruktur. Maksud “tertipu”di sini,adalah ketidakakuratan penglihatan, atau salah menterjemahkan makna gambar lewat mata batin. Begitu pun siswa klasifikasi blank, harus terus mengasah feeling nya, agar jangan sampai salah, lalu keliru menarik penyakit. Ada kalanya juga siswa yang tajam penglihatan batinnya, artinya mampu melihat dengan akurat penyakit dalam organ tubuh pasen, tapi lemah dalam menarik penyakit. Karena itulah, sebelum ia mampu mandiri dengan potensinya itu, untuk mendapatkan “jam terbang “ kecakapan penyembuhan, sebaiknya dibentuk tim dalam satu klinik. Model membentuk tim penerapi dalam satu klinik ini pernah kami jalankan, waktu itu malahan sampai lima penerapi.
AIR PUTIH SEBAGAI OBAT
Dalam penyaluran energi melalui imaginasi positif ini, air putih adalah sarat lain yang harus disertakan dalam proses penyembuhan. Air putih ini berfungsi ibarat “obat” dari dokter, yang harus dibawa pasien ke rumahnya. Air putih dalam kemasan botol plastik itu kami salurkan energi atau doa ke dalamnya. Penyertaan air dalam penyembuhan yang kami katakana pada pasien sebagai“air enerji” ini berfungsi sebagai obat atau enerji kesembuhan yang kami titipkan pada air itu. Menurut instruktur kami, energi positif yang kita fokuskan sambil berdoa akan menempel di air tersebut dan nanti diminum pasien untuk mempercepat kesembuhannya. Jangka waktu atau masa kekuatan enerji dalam air itu bervariasi, untuk penyakit berat, bisa tiga hari sekali, diganti, sambil diterapi kembali, kasus penyakit tidak terlalu berat, bisa seminggu sekali.
Apa yang dilakukan pini sepuh kita pada jaman dulu dengan memberikan air doa, ternyata mengandung nilai-nilai ilmiah juga. Belum ini terbit sebuah buku karya seorang ilmuwan Jepang yang telah melakukan penelitian secara laboratorium. Hasil penelitian, ternyata air itu sangat merespon, apa kemauan atau niat kita, kalau niat kita baik, air itu akan bermanfaat, Begitupun bila kita berniat dan mendoakan pasein sembuh, sambil diimajinasikan, enerji dan doa kita larut dalam air terapi itu. Maka hasilnya akan sangat baik bagi pasien, atau akan mempercepat kesembuhan pasien.
. Berdasarkan landasan ilmiah dan kewaskitaan dan kearifan nenek moyang inilah kami pun percaya pada kekukatan air putih sebagai penunjang “Tenaga Penyembuhan Melaluli Imaginasi Positif”. Pemberian air putih, berangkali juga sama fungsinya dengan efek yang dalam dunia medis moderen diistilahkan efek “placebo” bagi pasien, seperti saya kutip dari buku The secret ini
“Dalam ilmu penyembuhan kita mengenal efek placebo. Placebo adalah sesuatu yang semestinya tidak berdampak dan berefek pada tubuh, misalnya tablet gula. Anda mengatakan kepada pasien, bahwa tablet itu sama efektifnya dan yang terjadi adalah, kadang-kadang plasebo itu memang berefek sama, bahkan berefek lebih kuat, dibandingkan obat yang sengaja dirancang untuk efek tersebut. Mereka telah menemukan bahwa akal manusia adalah fakor terbesar dalam seni penyembuhan, kadang-kadang lebih besar daripada obat-obatan “
demikian tulis Dr. John F. Demartini D.C, B, SC,. Doktor yang berpraktek di klinik penyembuhan alternative di Amerika.
Jadi kesimpulannya setelah kita memampatkan energi positif ke dalam air, ditambah dengan kepercayaan efek placebo pasien, bila pasien sudah percaya bahwa air itu bisa menjembuhkannya, maka efek yang akan terjadi, sembuhlah ia, seperti kata Bob Doyle, karena “Pikiran akan menjadi sesuatu !”
MENGENAL ENERGI – TEST TELAPAK TANGAN & PENDULUM
TEST TELAPAK ANGAN
Dunia kita ini seluruhnya terdiri atas enerji. Kita senantiasa terbenam di dalam dan dikelilingi oleh enerji. Albert Einstein membuktikan hal ini secara matematika dengan persamaannya yang amat terkenal, yaitu E = mc 2 yang menyatakan bahwa semua benda, dari sebuah atom sampai seekor gajah, terbentuk dari enerji. Bahkan stress, penyakit dan trauma emosional tak lain merupakan bentuk atau pola enerji pula! Karena itu semua dapat dipengaruhi enerji, termasuk enerji penyembuhan yang disalurkan, baik untuk penyembuhan diri sendiri, maupun untuk menerapi orang lain,.Imajinasi/visualisasi dan rasa, juga suatu bentuk energi.
. Untuk membuktikan tubuh anda dialiri enerji, silahkan anda mencobanya sendiri. Test sederhana ini adalah angkat kedua tangan dengan masing-masing telapak tangan berhadap-hadapan. Lalu gunakan pikiran, kosentrasi bahwa enerji itu ada dalam tubuh anda., rasakan enerji itu saling bersinggungan dengan masing –masing telapak tangan. Bila kosentrasi anda bagus, dalam beberapa detik, anda akan merasakan telapak tangan anda seperti disapu kuas amat halus, ada yang merasa seperti kena tiup angin sepoi-sepoi, ada pula yang merasa sedikit hangat, seperti rasa kesemutan ringan, bila ke tahap lanjut, biasanya rasa kesemutannya lebih keras, bahkan terasa ngilu, itu tandanya enerjinya memang besar atau sudah sering terlatih.
Latihan tahap selanjutnya adalah mencoba menyalurkan enerji pada orang lain. Carilah partner latihan, lebih baik, kalau partner anda itu, sama – sama tertarik pada bidang penyaluran enerji penyembuhan. Kedua orang harus duduk di kursi saling berhadapan, yang seorang bertindak seolah seorang penerapi, yang lainnya bersikap menerima enerji yang dikirimkan temannya. Pihak yang memberikan enerji, mengangkat telunjuknya lalu kosentrasi ke arah salah satu telapak tangan rekannya, untuk tahap pertama anda harus menutup mata, baik pihak yang memberi enerji maupun yang menerima enerji. Kelak anda berdua boleh menyalurkan atau menerima enerji dalam keadaan mata terbuka.Setelah dirasa cukup ada reaksi bagi si penerima, hentikan latihan lalu saling bertukar pendapat, apa yang dirasakan? Setelah rekan anda puas, bisa merasakan enerji, maka bertukar peranlah, yang tadinya menyalurkan enerji, kini balik menerima enerji dari lawan berlatihnya,. Berapa lama anda berdua berlatih? tak bisa ditentukan, bisa cepat atau lambat, tergantung keseriusan anda belatih.
PENDULUM
Ada lagi suatu test untuk menguji keberadaan enerji dalam tubuh kita. Yaitu melalui alat yang dinamakan “pendulum”. Alat ini berupa seikat benang atau rantai kecil yang diujungnya tergantung bandulan, bisa apa saja bandulannya, cincin sekalipun bisa dijadikan alat yang bisa bergoyang kian kemari. Dengan tidak menggerakan tangan, tapi melalui kosentrari pikirn, bandul pendulum akan bergerak sesuai dengan keinginan kita.Dan akhirnya pendulum bisa dijadikan alat pendeteksi atau prediksi yang bekaitan dengan kehidupan kita sehari-hari, misalnya, memilih pasangan hidup yang serasi, pendeteksian penyakit, malah deteksi terhadap enerji negatif yang mengganggu, misalnya fenomena “penampakan”
Di Barat, pendulum sudah digunakan secara luas, dibarengi dengan penelitian ilmiah. Kegunaannya antara lain, untuk mendeteksi sumber air, minyak bumi, gizi, penyakit bahkan para perajurit Amerika saat berkecamuk perang Vietnam, dibekali alat pendulum, untuk mendeteksi bom ranjau yang ditanam pasukan lawan. Secara sederhana pengertian dari metoda pendulum ini adalah, pendulum semacam alat komunikasi antara pikiran kesadaran dan pikiran bawah sadar. Adapun pikiran bawah sadar , atau batin tidak akan bisa mengakibatkan apapun juga. Apa yang dilakukannya hanyalah bertindak atas dasar saran yang diberikan kepadanya., yaitu oleh sumber-sumber luar, dalam hal ini adalah pikiran yang sadar, berupa lambang-lambang atau gerak-gerak, apa yang bisa diterima untuk makna.? Seperti misalnya mencari jawaban, “ya” atau “tidak” atau “mungkin”, bila kita misalnya bertanya, apakah si dia, jodoh saya ? dan banyak lagi pertanyaan, termasuk para serdadu Amerika itu tadi, apakah di hutan ini banyak ranjaunya? Bandul pendulum akan bergerak ke arah tiga kemungkinan itu,” ya” “, tidak” atau “mungkin “
Metoda pendulum semata-mata adalah fenomena ilmiah, yang maknanya adalah, jelas pikiran itu memiliki kekuatan untuk mempengaruhi benda. Pendulum adalah bukti yang sederhana, agar anda percaya, bahwa tenaga batin itu memang ada ! Jadi sekali-kali janganlah beranggapan bahwa alat pendulum itu memiliki “kesaktian”, batin kitalah yang berkuasa, bukan benda semacam pendulum.
PERISAI /MEMBENTENGI DIRI
Prosedur yang tak kalah penting adalah menciptakan “ energi perisai “ atau “membentengi diri “Maksudnya begini, Ketika anda menjelang menerapi, sebelum penerapian dimulai, aktifkan imajinasi anda dengan niat penuh, serta doa, agar anda tidak tertular dari penyakit pasien.
Caranya adalah bayangkan saja sebuah “kapsul energi”atau cahaya putih yang amat kokoh, menyelubungi tubuh .eteris (aura luar) dan tubuh pisik anda..
MENYALURKAN ENERGI PADA ORANG LAIN
Penyaluran energi penyembuhan itu terbagi menjadi tiga kategori,
a) penyaluran energi kepada orang lain / penyembuhan untuk orang lain
b ) penyaluran energi untuk diri sendiri. /penyembuahn diri sendiri
c ) penyaluran energi jarak jauh./penyembuhan jarak jauh
rumus, “energi mengikuti pikiran “,
. Tutup mata anda, lalu rasakan di atas kepala anda, ada pusat energi di luar tubuh, sekira 45 cm atau 60 cm di atas kepala.. Inilah metode yang gampang bagi para peminat untuk belajar menyalurkan enerji penyembuhan hanya berdasarkan imajinasi positif saja yang telah saya praktekan bertahun-tahun.
Untuk mereka yang mampu melihat dengan mata batinnya, lihat cahaya putih berkilauan, diatas kepala anda, serupa dengan cahaya putih lampu neon. Bagi siswa yang blank, tidak bisa menyaksikan aura dikepalanya , tidak usah berkecil hati, ada metode gampang, yaitu, tinggal “rasakan “saja, ingat rumus ini, “terlihat ataupun tidak cahaya di atas kepala itu, tetap ada, sampai kapan pun akan tetap berada di sana, di atas kepala anda, jannga khawatir, tidak akan pergi kemana-mana.. Rasakan saja, bahwa di atas kepala anda, ada “mata hari” putih cemerlang. Itulah salah satu pusat energi. Ingat kunci rumus “energi mengikuti pikiran” Jadi ketika anda berpikir keras ke arah matahari itu, secara otomatis anda mencatunya, membukanya dan membuatnya lebih hidup.lalu pikirkan lagi, mata hari menyalurkan energinya ke tubuh anda, masuk melalui kepala, terus ke anggota tubuh lainnya, terutama kedua tangan. Rasakan saja enerji, itu sudah ada di telapak tangan, yakini itu, terus tekan tombol keyakinan itu, jangan lepaskan, kemana pun anda mengarahkan energi, ia akan patuh menuruti kemauan anda.
Itulah yang telah dilakukan rekan saya, Sujak, ketika saya nyeri kepala, Sujak hanya merasakan enerjinya telah penuh di tangan, lalu dengan feeling-nya yang kuat, ia membayangkan rasa nyeri di kepala saya, lalu dirabutnya rasa nyeri itu. Saya lah yang menjadi saksinya, bahwa metode itu memang efektif, hanya sekian menit, saya sudah merasa lega lagi,
Melalui pendididkan di bangku sekolah menengah dulu, dalam pelajaran IPA, kita telah mengetahui bahwa planet bumi kita ini dikelilingi atmosfer. Sesungguhnya kita tidak dapat melihatnya,tetapi kita tidak meragukannya, seperti listrik yang “gaib” itu, kita tidak mampu melihatnya, tapi kita percaya keberadaannya. Dan disekeliling bumi itu, disamping udara, terdapat pula “medan elektromagnetik”, itulah sebabnya, mengapa sebuah kompas menunjuk ke arah utara
Demikian pula halnya dengan tubuh manusia. Menurut Ric A. Weinman dalam bukunya berjudul “Your Hands Can Heal “ – Learn to channel Healing Energy ( “Tangan Anda Dapat Menyembuhkan.”- Panduan penyaluran tenaga ) tubuh manusia juga memiliki sejenis “atmosfer elektromagnetik” di sekelilingnya. “Anda tidak bisa melihatnya, namun keberadaannya tidak diragukan lagi, istilah atmosfer disekeliling tubuh itu adalah “aura”. Anda harus mempercayainya, meskipun tidak bisa melihatnya, karena toh bisa dibuktikan menjadi kasat mata, setelah melalui pemotretan perangkat foto Kirlian. Kalau anda ingin membuktikannya, silahkan anda datangi studio yang memiliki foto Kirlian, seperti di sebuah studio foto di Jakarta, anda akan difoto, lalu diberi selembar gambar diri anda, beserta lingkaran-lingkaran enerji aura anda, yang berwarna-warni.
Secara sederhana jelas, Weinman lagi, aura dapat dibayangkan sebagai sebuah medan energi yang mengelilingi dan menembus ke dalam tubuh. Sepeti halnya atmosfer bumi yang jauh lebih padat di tempat rendah, daripada di puncak gunung , demikian pula aura, jauh lebih padat di tempat yang lebih dekat tubuh, sekira setebal 45 cm daripada di tempat yang jauh. Kesadaran tentang aura ini, baik anda siswa yang mampu bisa melihat, maupun blank akan menjadi penting untuk pelatihan, karena anda akan selalu berhubungan dengan enerji aura pasien atau sebaliknya, enerji aura pasien akan bersinggungan dengan enerji aura penerapi. Teruskan membaca, saya akan jelaskan nanti
Ingat. kemana arah anda berpikir, kesitulah enerji mengalir, bila anda berpikir keras sumber energi berada di atas kepala anda, kini diperintah memasuki kepala anda, lalu menyalur ke tangan, itu yang akan terjadi. Percayalah itu, ini sudah hukum yang pasti, asal anda meyakininya betul. Metode penyaluran yang memanfaatkan enerji yang mempunyai warna putih terang itu sifatnya memurnikan dan membersihkan
Karena itu jika anda ingin menghapus racun pada seorang pasien, atau membakar sel kanker, atau penyakit lainnya, gunakan energi mata hari putih ini. Energi putih cemerlang bak sinar mentari ini, diciptakan Allah adalah yang yang paling kuat, daya bakarnya mampu menghancurkan kondisi lunak seperti kanker, dan tumor atau hambatan lain pada organ tubuh bagian dalam Namun cahaya putih keras ini tidak cocok untuk jenis penyakit yang bersifat ketegangan otot, malah akan semakin membuat otot-otot semakin tegang. Menyalurkan energi penyembuhan pada orang lain bisa dilakukan
a) dengan cara tidak menyentuh, ambil jarak satu meteran di hadapan pasien. Perintahkan pasien menutup matanya, duduk menyerder pada punggung kursi, dan katakan agar jangan tegang. Anjurkan juga supaya pasien berdoa menurut kepercayaannya masing –masing. Mulailah menyalurkan enerji, sertakan imajinasi yang kuat. Baik penerapi bisa “melihat”maupun “blank”gunakan daya kreatif anda, bagaimana caranya anda mengambil penyakit pasien dan membuangnya.
b) Dengan cara menyentuh tubuh pasien (theurapetic touch). Rekan saya Muksin menyembuhkan seorang pasien yang cegukan terus menerus selama tiga hari. Ia menaruh telapak tangannya, beberapa menit, satu kali di punggung dan satu kali di dada. Kira-kira setengah jama kemudian pasien itu berhenti dari cegukannya.
PENYEMBUHAN DIRI SENDIRI
PENYEMBUHAN JARAK JAUH
Walaupun tampaknya “mengherankan” energi penyembuhan, ternyata dapat disalurkan kepada orang yang memerlukannya, walaupun mereka berada di tempat yang sangat jauh. Penerima enerji itu bisa berada di New York,sedangkan anda tinggal di Bandung, atau bahkan di Kutub Utara, enerji penyembuhan anda masih bisa mencapainya.
Saya dan rekan-rekan pernah mengisi acara “terapi jarak jauh” di sebuah setasiun Radio di Bandung utara. Siaran dengan tema konsultasi kesehatan jarak jauh, lewat interkasi antara para penerapi dengan para pendengar lewat telepon atau SMS ini, ternyata mendapat sambutan antusias dari para pendengar. berangkali dianggap unik, “menyembuhkan penyakit lewat udara”. Dan tentu saja karena gratis ! Banyak penelepon yang menggerutu pada kami, karena pulsanya tak bisa tembus studio, sehubungan peminat memang banyak sekali.
Biasanya penyakit- penyakit yang ringan sering sembuh seketika lewat penyembuhan lewat pulsa atau udara itu. Seperti misalnya saya pernah menyembuhkan pasien yang telinganya berdengung, Rekan saya menyembuhkan pasien yang menderta gatal- gata alergi. Namun kalau penyakitnya berat, pasien dipersilahkan datang ke klinik atau ke studio pemancar, untuk diterapi.,karena prosedur perawataanya memang agak lama, tak cukup di udara, yang durasi waktunya terbatas.
Begitulah pembaca, kami banyak menemukan kasus-kasus kesembuhan pasien, yang bagi kami sendiri, cukup mengherankan. Karena modal kami hanya imajinasi. Seperti rekan saya Fitri yang bisa menyembuhkan pasein berpenyakit gatal alergi, lewat udara hanya dalam waktu beberapa menit. Ketika saya Tanya Fitri apa rahasia imajinasinya? “Saya hanya membayangkan darah pasien yang menderita gatal itu, lalu saya kuras habis darahnya, saya isi dengan darah baru,. “ ujar Fitri. Begitulah pembaca, eBook ini, jawaban Fitri seperti main-main saja, masak sih darah pasien di kuras habis! Tapi itulah hasil dari imajinasi. Terbukti pasiennya sembuh.
Ada tip dari Ric A.Weinman dalam bukunya “Your Hands Can Heal “ Learn to channel healing Energy ( Tangan anda dapat menyembuhkan , Panduan penyaluran tenaga ),Weinman dalam bab “visualisasi” menulis, cara sederhana agar energi penyembuhan mengalir ke dalam inti daerah yang sakit adalah dengan melihat atau memvisualisasikan sebuah tempat sehat di bawah atau di tempat yang sakit,walaupun tempat itu sangat sempit dan berada dibawah timbunan penyakit. Visualisasikan saja tempat yang sehat itu menerima energi penyembuhan dan tumbuh sampai energi itu mengisi seluruh daerah yang sakit . Meski Weinman menulis bab ini bukan untuk prosedur penyembuhan jarak jauh, saya kira bagus itu dipelajari dan dipraktekan.
Sementara Benyamin O Bibb & Joseph J, Weed dalam bukunya “Amazing Secrets of Psychic Healing ( “Rahasia Daya Batin “untuk penyembuhan jarah jauh ) menulis.
“Begitu anda membuat kontak yang berhasil dan terhubungkan dengan batin bawah sadar pasien, maka anda bisa mulai dengan pemeriksaan Lihat dan periksalah badan “eteris” pasien, ( eteris =badan halus/ aura) Badan ini akan nampak jelas oleh batin bawah sadar anda, dan biasanya akan nampak sebagai gambar biru ke abu-abuan, yang pucat,.sesuai dengan badan fisik pasien, tapi sedikit lebih besar, ketika anda mengamatinya, mungkin anda melihat satu daerah gelap, mungkin abu-abu atau coklat atau bidang merah dalam badan eteris yang biasanya berkilau. Bila demikian keadaannya anda akan tahu bahwa tempat itulah yang sakit pada badan fisiknya. Petunjuk ini biasanya menguatkan diagnosa yang diberikan dokter yang pernah merawat pasien tersebut” tulisnya.
BERBAGAI WARNA ENERGI DALAM PENYEMBUHAN
Pengalaman saya menerapi pasien dengan menyertakan berbagai warna telah banyak membantu penyembuhan pasien, termasuk pemanfaatan untuk peyembuhan diri sendiri, misalnya, ketika saya merasakan rasa nyeri akibat kena benturan, saya bayangkan warna biru terang, Dan harap diingat, warna yang harus anda banyangkan , bukanlah warna pigmen seperti warna cat, melainkan warna hidup, atau cahaya yang terang, seperti cahaya lampu.
Ada banyak warna cahaya imajinasi, untuk peneymbuhan. Di sini saya sebutkan tiga warna pokok standar untuk berbagai penyembuhan, seperti cahaya biru terang misalnya sering dimanfaatkan untuk merdam berbagai rasa nyeri. Warna cahaya hijau adalah warna regenerasi sel, biasanya digunanakan untuk “menambal “ lubang bekas pembedahan , seperti kasus penyakit Mang Kodar. Tapi visualisasi warna putih terang, atau cahaya mata harii, paling sering digunakan karena paling kuat, dan juga karena dapat digunakan dengan berbagai cara, guna melakukan tugas yang banyak macamnya, di lain waktu dapat digunakan sebagai obat penyembuh, memperbaiki organ yang terganggu, atau membasmi kuman pada luka, dll, juga bisa untuk merangsang dan mengembalikan kekuatan pisik. Dan masih banyak lagi fungsi warna lainnya untuk penyembuhan.
“PERLAWANAN PASIEN “& “ MERASAKAN PENYAKIT”
Dalam dunia penerapian menggunakan daya energi untuk penyembuhan, termasuk “ Tenaga Penyembuhan Melalui Imajinasi Positif “, kelak bila anda berkesempatan menerapi pasien, kenalilah fenomena-fenomena yang mungkin saja akan membuat anda sedikit kaget ,Yang saya maksud adalah gejala “ merasakan penyakit “ pasen!”.
Anda jangan kaget dulu, maksud “merasakan penyakit” di sini hanyalah fenomena sesaat bukannya anda sedang tertular penyakit dari pasien-pasien anda. Seperti pengalaman rekan saya ini. Suatu hari rekan saya kedatangan seorang pasien. Ketika ia sedang menerapi, tiba-tiba saja ia merasakan nyeri di pundaknya, dekat ke bagian punggungnya. Rekan yang satu klinik dengan saya itu, awalnya tidak terlalu mengindahkan rasa nyeri di pundaknya, tapi ketika penerapian terus berlanjut, akhirnya ia tahu, ternyata pasien yang sedang ia terapi, mengalami masalah rematik pada punggungnya.
Fenomena seperti ini adalah hal yang biasa dalam dunia penerapian menggunakan tenaga enerji, meski tidak semua penerapi pernah mengalami hal seperti itu. Gejala tersebut adalah hanya dampak dari semakin pekanya feeling si penerapi. Ibaratnya ia telah memiliki “radar” yang bisa merasakan enerji negatif dari pasiennya. Bukan sekali, dua kali saja, rekan saya mengalami “merasakan penyakit” pasien-pasiennya itu, tapi boleh dikata cukup sering, kadang ia merasakan nyeri di bagian perutnya, bahkan pernah ipula merasakan ingin muntah saat menerapi.
Fenomena radar enerji yang kelewat peka itu, untungnya bagi rekan saya tidak menganggapnya sebagai suatu hambatan dalam menjalani profesinya itu, bahkan ia jadikan sebagai sarana pendeteksian awal. Misalnya ketika dikunjungi seorang pasien, rekan saya sudah tahu lebih dulu, penyakit apa yang dideritanya, lewat cara mengaktifkan “radar”nya.
Juga anda bakal mengalami reaksi atau “perlawanan dari pasien”. Maksud reaksi atau perlawanan di sinia, adalah, bawah sadar pasien yang menolak untuk diterapi.
Penyembuhan lewat enerji memang lain dengan penyembuhan lewat profesi dokter yang banyak berhubungan dengan tubuh pisik pasien. Dalam penerapian enerji, kita berhubungan dengan ranah atau wilayah batin/ tubuh eterik/aura atau batin bawah sadar pasien. Nah, mengapa terjadi reaksi perlawanan? padahal pasien ingin sembuh ?Hal ini bisa terjadi, karena,meski bagian batin sadar pasien, ingin disembuhkan, tapi batin bawah sadarnya masih tidak percaya, atau ragu-ragu. Para penerapi yang menggunakan penyaluran enerji, baik kategori “bisa melihat”maupun yang “blank” akan segera mengetahui, bahwa pasiennya, “menolak untuk disembuhkan” yaitu dari merasakan enerjinya saat akan memasukit tubuh eterik pasien, malah terjadi reaksi membalik, artinya enerji penerapi mentok, balik lagi pada tubuh penerapi. Faktor ini. selain bawah sadar pasien, masih belum percaya pada anda, juga mungkin saja, kepekaan pasien sendiri di luar kemauannya, yaitu, merasakan “sesuatu yang asing “, atau aura dari anda sedang memasuki medan auranya.
Inilah yang mengakibatkan, lamanya durasi penerapian, untk tidak dikatakan, pasien tak kunjung sembuh, seperti saya singgung di halaman depan. Kalau sudah terjadi hal begini, hentikan dulu sesi penerapian. Lalu adakan dialog dengan pasien. Tanyakan saja terus terang apakah pasein anda maih ragu-ragu. Rekan saya pernah menerima pengakuan dari salah satu pasiennya. Bahwasanya ketika ia diterapi, diberi enerji, pasien itu dalam hatinya terus berdoa. Menurut analisa rekan penerapi saya, itu, pasiennya “berdoa secara berlebihan” ia membentengi dirinya sedemikian rupa, sehingga aura-nya menjadi tertutup dari segala kemungkinan “diserang”, termasuk penyaluran energj dari penerapi, dianggapnya enerji yang negatif! Ini membuktikan dalil dari yang sudah saya terangkan di atas, bahwa kekuatan pikiran, memang ampuh. Terbukti auran pasien tidak bisa ditembus, walau yang akan memasukinya adalah enerji positif dari penerapi, tapi kalau pasien tidak percaya, dan lebih percaya kepada doanya, maka yang terjadi adalah kegagalan penyembuhan bagi pihak si penerapi dan juga kerugian bagi si pasien
Menghadapi kasus begini, anda harus mampu membujuk pasien, terangkan bahwa anda sungguh-sungguh ingin menyembuhkannya, dan terangkan bahwa enerji anda bukan enerji mejik atau klenik, hipnotis dan sebagainya. Atau anjurkan pada pasien agar berkata secara lisan degan bunyi kalimat “Saya dengan tulus mengijinkan aura anda memasuki aura saya, demi kesembuhan penyakit saya. “ Setelah penerapian dilanjutkan kembali, dan anda masih merasakan enerji anda tidak juga bisa masuk, hentikan saja penerapian. Karena pasien anda memang tidak percaya., dan itu “hak privacy”-nya yang harus kita hormati.
MEMBUANG PENYAKIT
Dalam bab ini, saya sertakan pula cara penanggulangan atau menghindar dan membuang energi negatif. Pada ilustrasi-ilustrasi di halaman sebelumnya, saya melukiskan. cara membedah penyakit, seperti pada kasus Kodar, ibu guru dan gadis pelayan took. Dalam ilustrasi-ilustrasi itu , saya beberapa kali menulis, memotong isi tumor dan membuangnya. Perlu diperhatikan makna “membuang” di sini adalah membuang energi negatif, atau dalam imajinasi penerapi tumor itu yang bersarang dalam tubuh pasien.” Nah, energi buruk ini agar tidak menular pada pasien lain atau penerapi, anda benar-benar harus mengamankannya. Prosedurnya adalah, bayangkan saja dengan kosentrasi penuh, anda menarik enerji buruk itu, lalu fantasikan sebuah ember berisi asam keras, anda buang penyakit itu ke dalam asam keras, biar musnah. Banyak cara lain, untuk membuang energi negatif, misalnya, membuang penyakit itu ke mata hari, biar terbakar di sana. Untuk kasus-kasus ringan, seperti rematik, dan penyakit ringan lainnya, anda bisa menarik penyakit itu, lalu menempelkannya ke tembok dinding, ke lantai biar dinetralkan pengaruh energi buruk itu, seperti halnya logam penangkal petir yang mengkap tegangn lilstrik yang berbahaya, lalu disalurkan ke dalam tanah. {ground )
KESIMPULAN
Baik, sekarang anda sudah dapat gambaran sekilas, apa yang dimaksud dengan imajinasi positif.? Di sini saya jelaskan lagi, butir-butir yang mungkin belum anda pahami betul
– PERBEDAAN TEMBUS PANDANG DENGAN IMAJINASI
Yang juga penting diperhatikan dalam penyaluran tenaga penyembuhan ini adalah perbedaan pengertian yaitu “tembus pandang” dengan imajinasi. Keduanya bermain di ruang benak kita. Namun harap dicamkan, melihat melalui mata batin, beroprasi tatkala kita sebagai penerapi hendak mendeteksi penyakit yang bersarang dalam tubuh pasien. Di sini diperlukan bimbingan instruktur atau penerapi yang sudah lama menjalani praktek.
Penjelasannya begini. Ketika pasien datang kepada anda, lalu menjelaskan keluhannya, mulailah anda mengaktifkan mata batin anda, langsung melihat ke arah organ yang mengandung penyakit. Anda harus benar-benar kosentrasi penuh, dan melihat “apa” adanya, maksudnya “apa adanya “disini, anda jangan berfantasi dulu. Anda nanti akan mengerti , mana bedanya makna “berfantasi” dengan “melihat tembus pandang” “ Berfantasi “ adalah “rekayasa pikiran”, sementara arti “ tembus pandang “ adalah melihat apa adanya. Ketika anda mengarahkan pandangan batin pada organ pasien, kosentrasikan, sambil gunakan feeling, bahwa anda ingin melihat kondisi organ dalam tubuh paseen. Mata batin dengan “rasa” atau feeling harus kerjasama dimana nanti akhirnya didapat gambar yang akurat.
Keakuratan gambar memang memerlukan “jam terbang” atau pengalaman praktek menerapi . Bagaimana anda bisa mempercayai pandangan mata batin? Apakah benar? , seiring waktu lamanya anda berpraktek menyembuhkan pasien, maka keyakinan anda akan meningkat, seiring dengan banyaknya pasien yang sembuh. Anda harus banyak membaca literatur tentang kesehatan, baik berupa; buku, artikel di surat kabar, majalah, , baik juga anda kliping bebagi artikel itu, anda juga harus sering nontin tayangan TV, film, atau internet, yang berisi artikel dan gambar-gambar anatomi tubuh manusia. Itu semua akan semakin membantu keyakinan anda, karena hasil-hasil pendeteksian penyakit pasien, sedikit-banyaknya anda bisa membandingkannya dengan literatur yang telah anda baca, atau saksikan.
Makin kaya wawasan anda tentang organ tubuh manusia dan beragam penyakit, termasuk penyakit-penyakit masa kini, maka anda akan lebih mudah menterjemahkan hasil pendeteksian, baik, lewat mata batin atau feeling anda dalam upaya penyembuhan.
Kemampuan melihat dengan mata batin ini, berdasarkan empiris, atau hasil diskusi dengan sesama rekan penerapi, dapat saya simpulkan, kemampuan melihat dengan mata batin terbagi menjadi
a) mereka yang mampu melihat organ tubuh secara gambling, misalnya ia mampu melihat organ dalam tubuh, seperti paru, jantung, ginjal, liver dengan sangat jelas,
b) mereka yang hanya mampu melihat melalui simbol. Rekan saya melihat paru-paru pasien hanya berupa “bilik”atau anyaman bamboo, ia melihat ginjal degan simbol dua pasang “pistol” Rekan saya lainnya, melihat simbol “karat besi” Bagaimana ia bisa menterjemahkan semua gambar hanya berupa simbol ini?Bagi pemula memang membingungkan, tapi berkat wawasan yang harus terus bertambah, rekan saya berhasil menerjemahka simbol itu, “karat besi” atau gambar kaleng berkarat, ternyata maknanya adalah “ zat besi” kesimpulannya, pasiennya kekurangan zat besi, dan ia menganjurkan agar pasiennya banyak makan vitamin ber zat besi , termasuk memakan sayuran bayam, hati dll.
c) Ada siswa calon penerapi yang hanya mampu meilhat warna-warna aura sajaTal lebih dari itu, ia tak mampu melihat organ tubuh, tapi organ tubuh yang dicurigai berpenyakit atau sehat, ia deteksi melalui warna-warna yang muncul dalam benaknya.
PENDETEKSIAN DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT DENGAN “RASA”
Bagi siswa calon penerapi yang sama sekali “tidak dikirim gambar “apa-apa ke dalam benaknya, tidak usah kecil hati. Menurut pengalaman saya sekian tahun menerapi dan bergaul dengan rekan-rekan penerapi, justru jumlah para penerapi yang “blank” ini jauh lebih banyak ketimbang penerapi yang bisa melihat melalui layar batinnya. Dan banyak diantara para penerapi “blank” yang meraih sukses dalam penerapian, artinya banyak pasien disembuhkan olehnya.
penerapi blank, juga bisa akurat menarik penyakit pasien, namun dengan syarat, pasien harus menunjukan dimana letak rasa sakit atau organ mana dalam tubuh pasien yang dicurigai bermasalah. Saya yakin banyak yang memiliki potensi kuat feeling, atau rasa dalam batinnya, untuk mendeteksi dan membuang penyakit.
Ada tip mudah dari rekan penerapi yang masuk kategori “blank” atau “tidak bisa melihat”ini. Sujak mengatakan, ketika menghadapi salah seorang pasiennya, ia menutup matanya, dan memasang kepekaan rasa-nya , maka ia merasa seolah dalam tubh pasiennya dikelilingi semacam “agar-agar” Ia pun yakin betul itu adalah simbol dari penyakit pasiennya, maka ia pun berimajinasi diikuti gerakan tangannya, seolah merabut penyakit itu, dan pasiennya sembuh.. Muksin, rekan penerapi saya lainnya, ia memasang feeling-nya, bahwa dalam tubuh pasiennya ada semacam “benang yang kusut” ia tidak ragu lagi, berimajinasi, menarik benang itu, uniknya juga melihat cara dia menerapi, saya lihat kedua tangannya bergerak-gerak seperti menggulung benang, ketika anak-anak bermain layangan. Dalam metode penerapian di perguruan kami, semua siswa pelatihan boleh bebas berimajinasi, asal semua demi kesembuhan pasien.
KELEBIHAN PENERAPIAN BERKELOMPOK
Karena masing-masing penerapi memiliki kelebihan dan kekurangan, maka cara terbaik untuk menyembuhkan pasien adalah dengan cara bekerjasama dalam kelompok penerapi, minimal dua orang. Kelebihanya, bila dibandingkan dengan seorang penerapi. Seorang penerapi yang tajam pandangan mata batinnya, kadang-kadang lemah enerjinya saat membuang penyakit pasien. Maka pilihlah teman penerapi yang blank , tapi kuat enerjinya dalam menarik penyakit. Suatu kali seorang penerapi melihat “paku”dalam kepala pasienitu –jangan salah interpretasi dalam metode kami”paku”itu lagi, lagi hanyalah simbol yang perlu penerjemahan lagi, yaitu maknanya “penyakit” itu saja, dan pasien mengaku memang merasakan sakit kepala. Maka penerapi yang mampu melihat paku itu, meminta tolong rekannya,lalu dicabutnya paku itu dicabutnya, ternyata pasiennya sembuh seketika itu juga. Cobalah menerapi secara berkelompok, rasakan hasilnya. Lain lagi bila anda memang memiliki talenta istimewa, silahkan anda menerapi sendirian saja.
TERAPI DENGAN SENTUHAN TANGAN (THERAPEUTIC TOUCH)
Seorang pasien mengeluh mengidap cegukan selama tiga hari, tak kunjung reda, tampaknya tersiksa, bayangkan, cegukan sampai tiga hari ! gejala yang lalu menaruh salah satu telapak tangannya, di dada pasien itu, ( di negara-negara Barat mungkin saja akibat sindrom psikologis atau stress. Kebetulan Muksin yang kena giliran menjadi “dokter jaga” hari itu, Muksin tak bisa melihat organ dalam bapak itu, karena cegukan itu adalah gejala pada otot solar pleksus atau diagframa yang terletak antara batas dada dan perut. Namun hanya dengan mengandalkan feeling-nya, ia lalu menempelkan salah satut telapak tangannya, sebentar di punggung, sebentar lagi di bagian dada pasien TAk berapa lama kemudian, pasien itu sembuh. Metode kontak telapak tangan dengan tubuh pasien ini, istilahnya therapeutic touch, atau terapi sentuhan tangan.
PENUTUP
“Tenaga Penyembuhan Melalul Imajinasi Positif “ adalah “seni”penyembuhan yang paling mudah dipelajari, dibandingkan dengan metode-metode penyembuhan lainnya. Keuntungan lainnya dari metode ini, makin lama anda menerapi orang lain, maka anda akan meyadari kemampuan batin lainnya, yang tidak disangka-sangka, seperti kemampuan melihat aura orang lain maupun aura diri sendiri,dll Yakinlah dan mulai berlatih sekarang juga.
(Sumber agahnugraha.wordpress.com)
wah makasih banyak atas pemuatan artikel ini. perkenankan saya mengopi artikel ini. saya akan mencoba praktikkan. terimakasih semoga bapak selalu dalam lindungah dan berkah ILLAHI.
Ass..wr..wb
Semakin banyak membaca artikel ini smakin banyk pengetahuan yg sy daptkan,
kepada pembuat artikel terimaksih banyak sudah membagi-bagikan ilmunya..
saya ingin bertnya ne sedikit dlam penyembuan imajinasi ini.. Kira-kira ada gk do’a yang khusus seblum melakukan penyembuhan.?
Terimakasih.
Dengan hormat,
saya ingin bertanya,apakah yang di maksud energi di atas adalah getaran di tangan seperti kesemutan yang menciprat ? sebab setiap saya berdoa dengan menengadahkan telapak tangan saya ke atas saya merasakan dari tangan saya
seperti kegetaran kesemutan tapi sangat halus.
Ass..wr.wb,…
Kalau boleh tahu apa nama Pelatihan yang bapak ikuti sekaligus alamatnya, sekian terimakasih,…
Wasallammu’alaikum, wr.wb,..
Dengan hormat.
Semoga para terapis ini bisa berkembang di setiap propinsi dan terimakasih untuk wawasannya.