Oleh Fadhil. ZA

Harta berlimpah, hidup berkecukupan jauh dari kemiskinan, kelaparan dan kekurangan. Apa saja yang diinginkan segera bisa didapat dengan mudah. Jangan disangka bahwa semua itu didapat karena Allah memberi keistimewaan pada kita…. tidak! bahkan semua itu adalah ujian dan cobaan dari Allah. Apakah kita bersyukur pada-Nya atau tidak. Nabi Sulaiman tatkala melihat Singgasana Ratu Bulqis bisa dibawa dari kerajaan Saba’ (sekitar Yaman) ke padanya (disekitar Palestina Sekarang) dalam sekejap mata, ia mengucapkan :” Ini adalah karunia Tuhanku, untuk menguji aku apakah aku bersyukur atau tidak”, sebagaimana diceritakan dalam surat An Naml ayat 40:

 

  Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata: “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”. (An Naml 40)

Banyak orang yang tahan ketika diuji dengan berbagai kesulitan dan kepahitan hidup, namun ketika diuji dengan berbagai kenikmatan dan kemewahan, ia lupa pada Allah. Ia hanyut dalam memperturutkan syahwat dan hawa nafsu. Setiap hari kerjanya hanya berfoya-foya memenuhi keinginan nafsu dan syahwatnya. Ia lupa pada kewajibannya terhadap fakir miskin, anak yatim, jihad pada jalan Allah, bahkan lebih ekstrim lagi ia bahkan sampai lupa untuk menjalankan ibadah sholat yang diwajibkan 5 kali sehari. Ia baru ingat pada Allah ketika semua nikmat itu telah lenyap dari dirinya, atau ketika nyawa telah sampai ditenggorokan Nau’dzubillah min dzalika.

Allah menjelaskan sifat sebagian manusia yang seperti itu dalam surat Al Fajr ayat 15-16:

15- Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”.

16- Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: “Tuhanku menghinakanku”. ( Al Fajr 15-16)

Itulah watak buruk dari sebagian besar manusia didunia ini, insya Allah orang yang ber-Iman dan yakin pada kehidupan akhirat tidak demikian.

Seseorang bisa sukses dan berhasil mendapatkan segala yang diinginkan bukanlah semata mata karena kemampuan dirinya, tapi itu adalah karunia dari Allah, yang berupa ujian baginya. Allah telah memberi karunia kepada Fir’aun, Qorun, Haman, dan banyak lagi orang didunia ini, namun mereka lupa pada Allah. Mereka lupa berterima kasih dan mengabdikan dirinya pada Allah yang telah memberi berbagai kenikmatan itu. Mereka hanya mengabdi kepada kepentingan hawa nafsu dan syahwatnya masing masing. Kalaupun mereka mau berbagi dan menyumbangkan sebagian hartanya untuk kegiatan sosial, itu mereka lakukan hanya demi kepentingan popularitas bserta mendapat pujian, penghargaan dan sanjungan dari orang banyak. Mereka melakukan semua kegiatan sosial itu bukan karena pengabdian pada Allah, tapi karena ingin mendapat sanjungan, penghargaan dan pujian dari orang banyak.

Allah melapangkan dan menyempitkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki. Orang yang dikehendaki dan ditakdirkan Allah untuk menjadi kaya raya, hidup sukses dengan harta berlimpah, akan dibimbing dan dimudahkan Allah untuk mendapatkan semua itu. Allah memberi burung kemampuan untuk terbang diangkasa, ia terbang dengan mudah tanpa kesulitan yang berarti. Allah juga menjadikan ikan mampu hidup dan berenang didalam air dengan mudah. Demikian pula Allah memberi kemampuan dan kelebihan pada orang yang dikehendaki untuk meraih sukses dan kekayaan berlimpah didunia ini. Orang yang telah dipilih Allah untuk hidup sukses dan mendapat kekayaan berlimpah serta kemuliaan dimudahkan Allah untuk mendapatkan semua itu. Kesuksesan dibidang materi itu adalah ujian baginya, apakah ia bersyukur pada Allah atau tidak.

Sebagian besar orang yang diberi kemampuan oleh Allah untuk hidup sukses dan berkelimpahan, menyangka bahwa ia mendapatkan semua itu karena kemampuan dirinya. Ia bangga dan takjub pada dirinya sendiri. Ia lupa pada Allah yang telah memberinya kemampuan dan kelebihan dari orang yang lain. Ia tidak menggunakan kemampuan lebih yang diberikan Allah padanya itu untuk bersyukur dan mengabdi pada sang pencipta. Ia menggunakan semua kelebihan yang diterimanya itu hanya untuk memuaskan berfoya – foya memuaskan syahwat dan hawa nafsunya. Semoga kita tidak termasuk golongan orang yang seperti itu.

Memang pada dasarnya sedikit sekali orang yang menyadari betapa besar rahmat Allah yang telah diterimanya. Mereka menyangka semua itu didapat hanya karena kemampuan diri dan hasil kerja kerasnya. Mereka menyangka bahwa semua kenikmatan itu memang sudah menjadi hak mereka, sebagai balasan dari jerih payah dan perjuangan mereka selama ini. Kebanyakan manusia kurang mengakui peranan Allah dalam berbagai nikmat yang mereka dapat,sehingga sedikit sekali orang yang mau bersyukur dan berterima kasih pada Allah. Hal ini memang telah disinyalir Allah dalam surat Al A’raaf ayat 10

 

Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu
bersyukur. (Al A’raaf 10)

Hati hati dengan paham sekuler yang berusaha memisahkan kehidupan beragama dari kegiatan sehari hari. Kaum sekular berusaha menghilangkan peranan Allah dalam kehidupan sehari hari. Mereka hanya melihat dirinya dan berbagai kebutuhan nafsu dan syahwat mereka yang harus dipenuhi, mereka tidak merasa perlu untuk berterima kasih kepada Allah yang telah memenuhi semuah hajat kebutuhan mereka. Orang yang berpaham sekuler dan materialis merasa bahwa semua yang mereka dapat adalah hasil jerih payah mereka,tidak ada campur tangan Allah dalam keberhasilan mereka. Karena itu mereka merasa Allah tidak perlu campur tangan mengatur tata cara kehidupan mereka. Paham ini cukup banyak mempengaruhi pola fikir dan sikap hidup manusia dewasa ini, sehingga muncul paham sekuler yang memisahkan masalah dunia dengan urusan akhirat.

Berbagai kenikmatan dan fasilitas hidup yang diberikan Allah pada manusia dibumi ini adalah ujian bagi Manusia. Siapa yang bersyukur dan berterima kasih pada-Nya dan siapa yang kufur serta berpaling daripada-Nya. Orang yang bersyukur dan berbakti pada-Nya akan mendapat kebaikan yang banyak didunia dan akhirat. Orang yang kufur dan engkar pada-Nya akan ditimpa kesempitan, kesulitan dan penderitaan selama hidup didunia dan diakhirat kelak. Harta berlimpah, teman yang banyak, serta pangkat dan kemuliaan yang dimiliki tidak akan memberi kebahagiaan pada mereka, bahkan semua itu hanya menimbulkan beban bagi kehidupannya. Kehidupan mereka penuh kepalsuan, orang menyangka mereka hidup bahagia denga harta berlimpah, padahal mereka dalam keadaan stress dan tertekan.

Karena itu sadarilah bahwa jika Allah berkenan memberi kita karunia, hidup cukup dan berkelimpahan, semua itu adalah ujian dari Allah. Apakah kita bersyukur pada-Nya atau tidak. Gunakanlah harta dan kelimpahan yang diberikan Allah untuk beribadah dan mengabdi pada-Nya. Bukan untuk berfoya foya serta memperturutkan hawa nahsu dan syahwat.

2 thoughts on “UJIAN ALLAH DENGAN KEJADIAN YANG MENYENANGKAN”
  1. Terima kasih pak, tulisan yang tertuang dalam kumpulan kultum ini sangat membantu kami untuk belajar lebih dalam dan maju lagi. Terima kasih, semoga amal ibadah melalui kultum ini mendapatkan ganjara yang berlimpah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *