Islam selalu dihujat, difitnah, dituding sebagai teroris demikianlah musuh Islam selalu berusaha memojokan dan mendiskriditkan Islam agar ditolak diseluruh dunia. Namun para musuh Islam terperangah, Islam tetap tumbuh dengan pesat, usaha mereka sia –sia. Terlebih lagi setelah tragedi 11 September 2001, Amerika menuduh teroris Islam sebagai pelakunya. Dunia terkejut, apa betul Islam demikian buruk, mengajarkan umatnya melakukan tindakan teroris yang brutal. Masyarakat Amerika heran apa betul Islam demikian brutal? Mereka ingin tahu, mereka mulai memburu Al-Qur’an dan buku-buku tentang Islam. Alih-alih membenci Islam, sebaliknya setelah mempelajari Al-Qur’an dan Islam mereka justru menemukan ajaran kedamaian. Mereka menemukan kesejukan dalam Islam dan al-Qur’an. Akibatnya banyak masyarakat Amerika yang tertarik untuk masuk Islam… sungguh menakjubkan. Benarlah firman Allah dalam surat As-Shaf ayat 8:

Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci. ( As-Shaf 8 )

Usaha musuh Islam untuk memojokan Islam dengan menuduh sebagai pelaku teroris yang menghancurkan gedung WTC tidak mampu memojokan Islam, sebaliknya peristiwa tersebut malah menambah simpati terhadap Islam. Jumlah pemeluk Islam di Amerika meningkat pesat setelah tragedi WTC. Berikut ini kami sampaikan beberapa tulisan tentang perkembangan Islam di Amerika setelah tragedi 11 September 2001 yang kami kutip dari berbagai sumber, mudah mudahan bisa menambah wawasan kita.

Islam di Amerika: Keajaiban Bernama 9/11

Moeflich Hasbullah
(Pikiran Rakyat, 6 Maret 2008)

Sejumlah data yang dikomposisikan oleh Demented Vision (2007), dari sebuah observasi di Amerika Serikat tentang perkembangan jumlah pemeluk agama-agama dunia menarik untuk dicermati. Dari data observasi itu, terdapat angka-angka yang menunjukkan perbandingan pertumbuhan penganut Islam dan Kristen di dunia. Lembaga itu mencatat, pada tahun 1900, jumlah pemeluk Kristen adalah 26,9% dari total penduduk dunia, sementara pemeluk Islam hanya 12,4%. 80 tahun kemudian (1980), angka itu berubah. Penganut Kristen bertambah 3,1% menjadi 30%, dan Muslim bertambah 4,1% menjadi 16,5% dari seluruh penduduk bumi. Pada pergantian milenium kedua, yaitu 20 tahun kemudian (2000), jumlah itu berubah lagi tapi terjadi perbedaan yang menarik. Kristen menurun 0,1% menjadi 29,9% dan Muslim naik lagi menjadi 19,2%. Pada tahun 2025, angka itu diproyeksikan akan berubah menjadi: penduduk Kristen 25% (turun 4,9%) dan Muslim akan menjadi 30% (naik pesat 10,8%) mengejar jumlah penganut Kristen

Bila diambil rata-rata, Islam bertambah pemeluknya 2,9% pertahun. Pertumbuhan ini lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk bumi sendiri yang hanya 2,3% pertahun. 17 tahun lagi dari sekarang, bila pertumbuhan Islam itu konstan, dari angka kelahiran dan yang masuk Islam di berbagai negara, berarti prediksi itu benar, Islam akan menjadi agama nomor satu terbanyak pemeluknya di dunia, menggeser Kristen menjadi kedua. World Almanac and Book of Fact,
#1 New York Times Bestseller, mencatat jumlah total umat Islam sedunia tahun 2004 adalah 1,2 milyar lebih (1.226.403.000), tahun 2007 sudah mencapai 1,5 milyar lebih (1.522.813.123 jiwa). Ini berarti, dalam 3 tahun, kaum Muslim mengalami penambahan jumlah sekitar 300 juta orang (sama dengan jumlah umat Islam yang ada di kawasan Asia Tenggara).

Fenomena di Amerika sendiri sangat menarik. Sangat tidak masuk di akal pemerintah George Bush dan tokoh-tokoh Amerika, masyarakat Amerika berbondong-bondong masuk Islam justru setelah peristiwa pemboman World Trade Center pada 11 September 2001 yang dikenal dengan 9/11 yang sangat memburukkan citra Islam itu. Pasca 9/11 adalah era pertumbuhan Islam paling cepat yang tidak pernah ada presedennya dalam sejarah Amerika. 8 juta orang Muslim yang kini ada di Amerika dan 20.000 orang Amerika masuk Islam setiap tahun setelah pemboman itu. Pernyataan syahadat masuk Islam terus terjadi di kota-kota Amerika seperti New York, Los Angeles, California, Chicago, Dallas, Texas dan yang lainnya.

Atas fakta inilah, ditambah gelombang masuk Islam di luar Amerika, seperti di Eropa dan beberapa negara lain, beberapa tokoh Amerika menyatakan kesimpulannya. The Population Reference Bureau USA Today sendiri menyimpulkan: “Moslems are the world fastest growing group.” Hillary Rodham Cinton, istri mantan Presiden Clinton seperti dikutip oleh Los Angeles Times mengatakan, “Islam is the fastest growing religion in America.” Kemudian, Geraldine Baum mengungkapkan: “Islam is the fastest growing religion in the country” (Newsday Religion Writer, Newsday). “Islam is the fastest growing religion in the United States,” kata Ari L. Goldman seperti dikutip New York Times. Atas daya magnit Islam inilah, pada 19 April 2007, digelar sebuah konferensi di Middlebury College, Middlebury Vt. untuk mengantisipasi masa depan Islam di Amerika dengan tajuk “Is Islam a Trully American religion?” menampilkan Prof. Jane Smith yang banyak menulis buku-buku tentang Islam di Amerika. Konferensi itu sendiri merupakan seri kuliah tentang Immigrant and Religion in America. Dari konferensi itu, jelas tergambar bagaimana keterbukaan masyarakat Amerika menerima sebuah gelombang baru yang tak terelakkan yaitu Islam yang akan menjadi identitas dominan di negara super power itu.

Anomali 9/11

Peristiwa 9/11 menyimpan misteri yang tidak terduga. Pemboman itu dikutuk dunia, terlebih Amerika, sebagai biadab dan barbar buah tangan para “teroris Islam.” Setelah peristiwa itu, kaum Muslimin di Amerika terutama imigran asal Timur Tengah merasakan getahnya mengalami kondisi psiokologis yang sangat berat: dicurigai, diteror, diserang, dilecehkan dan diasosiasikan dengan teroris. Hal yang sama dialami oleh kaum Muslim di Inggris, Perancis, Jerman dan negara-negara Eropa lainnya. Pemerintah George Walker Bush segera mengetatkan aturan imigrasi dan mengawasi kaum imigran Muslim secara berlebihan. Siaran televisi Fox News Channel, dalam acara mingguan “In Focus” menggelar diskusi dengan mengundang enam orang nara sumber, bertemakan “Stop All Muslim Immigration to Protect America and Economy.” Acara ini menggambarkan kekhawatiran Amerika tidak hanya dalam masalah terorisme tetapi juga ekonomi dimana pengaruh para pengusaha Arab dan Timur Tengah mulai dominan dan mengendalikan ekonomi Amerika. Tapi, rupanya Islam berkembang dengan caranya sendiri. Islam mematahkan “logika akal sehat” manusia modern. Bagaimana mungkin sekelompok orang nekat berbuat biadab membunuh banyak orang tidak berdosa dengan mengatasnamakan agama, tetapi tidak lama setelah peristiwa itu, justru ribuan orang berbondong-bondong menyatakan diri masuk agama tersebut dan menemukan kedamaian didalamnya? 9/11 telah berfungsi menjadi ikon yang memproduksi arus sejarah yang tidak logis dan mengherankan. Selain 20.000 orang Amerika masuk Islam setiap tahun setelah peristiwa itu, ribuan yang lain dari negara-negara non Amerika (Eropa, Cina, Korea, Jepang dst) juga mengambil keputusan yang sama masuk Islam. Bagaimana arus ini bisa dijelaskan? Sejauh saya ketahui, jawabannya “tidak ada” dalam teori-teori gerakan sosial karena fenomena ini sebuah anomali. Maka, gejala ini hanya bisa dijelaskan oleh “teori tangan Tuhan.”

Tangan Tuhan dalam bentuk blessing in disguise adalah nyata dibalik peristiwa 9/11 dan ini diakui oleh masyarakat Islam Amerika. Karena peristiwa 9/11 yang sangat mengerikan itu dituduhkan kepada Islam, berbagai lapisan masyarakat Amerika justru kemudian terundang kuriositasnya untuk mengetahui Islam lebih jauh. Sebagian karena murni semata-mata ingin mengetahui saja, sebagian lagi mempelajari dengan sebuah pertanyaan dibenaknya: “bagaimana mungkin dalam zaman modern dan beradab ini agama “mengajarkan” teror, kekerasan dan suicide bombing dengan ratusan korban tidak berdosa?” Tapi keduanya berbasis pada hal yang sama: ignorance of Islam (ketidaktahuan sama sekali tentang Islam). Sebelumnya, sumber pengetahuan masyarakat Barat (Amerika dan Eropa) tentang Islam hanya satu yaitu media yang menggambarkan Islam tidak lain kecuali stereotip-stereotip buruk seperti teroris, uncivilized, kejam terhadap perempuan dan sejenisnya. Seperti disaksikan Eric, seorang Muslim pemain cricket warga Texas, setelah peristiwa 9/11, masyarakat Amerika menjadi ingin tahu Islam, mereka kemudian ramai-ramai membeli dan membaca Al-Qur’an setiap hari, membaca biografi Muhammad dan buku-buku Islam untuk mengetahui isinya. Hasilnya, dari membaca sumbernya langsung, mereka menjadi tahu ajaran Islam yang sesungguhnya. Ketimbang bertambahnya kebencian, yang terjadi malah sebaliknya. Menemukan keagungan serta keindahan ajaran agama yang satu ini. Keagungan ajaran Islam ini bertemu pada saatnya yang tepat dengan kegersangan, kegelisahan dan kekeringan spritual masyarakat Amerika yang sekuler selama ini. Karena itu, Islam justru menjadi jawaban bagi proses pencarian spiritual mereka selama ini. Islam menjadi melting point atas kebekuan spiritual yang selama ini dialami masyarakat Amerika. Inilah pemicu terjadinya Islamisasi Amerika yang mengherankan para pengamat sosial dan politik. Inilah tangan Tuhan dibalik peristiwa /9/11.

Motivasi Menjadi Muslim

Dari banyak wawancara yang dilakukan televisi Amerika, Eropa maupun Timur Tengah terhadap mereka yang masuk Islam atau video-video blog yang banyak menjelaskan motivasi para new converters ini masuk Islam, menggambarkan konfigurasi latar belakang yang beragam.

Pertama, karena kehidupan mereka yang sebelumnya sekuler, tidak terarah, tidak punya tujuan, hidup hanya money, music and fun. Pola hidup itu menciptakan kegersangan dan kegelisahan jiwa. Mereka merasakan kekacauan hidup, tidak seperti pada orang-orang Muslim yang mereka kenal. Dalam hingar bingar dunia modern dan fasilitas materi yang melimpah banyak dari mereka yang merasakan kehampaan dan ketidakbahagiaan. Ketika menemukan Islam dari membaca Al-Qur’an, dari buku atau kehidupan teman Muslimnya yang sehari-harinya taat beragama, dengan mudah saja mereka masuk Islam.

Kedua, merasakan ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan yang tidak pernah dirasakannya dalam agama sebelumnya yaitu Kristen. Dalam Islam mereka merasakan hubungan dengan Tuhan itu langsung dan dekat. Beberapa orang Kristen taat bahkan mereka sebagai church priest mengaku seperti itu ketika diwawancarai televisi. Allison dari North Caroline dan Barbara Cartabuka, seorang diantara 6,5 juta orang Amerika yang masuk Islam pasca 9/11, seperti diberitakan oleh Veronica De La Cruz dalam CNN Headline News, Allison mengaku “Islam is much more about peace.” Sedangkan Barbara tidak pernah merasakan kedamaian selama menganut Katolik Roma seperti kini dirasakannya setelah menjadi Muslim. Demikian juga yang dirasakan oleh Mr. Idris Taufik, mantan pendeta Katolik di London, ketika diwawancara televisi Al-Jazira. Mantan pendeta ini melihat dan merasakan ketenangan batin dalam Islam yang tidak pernah dirasakan sebelumnya ketika ia menjadi mendeta di London. Ia masuk Islam setelah melancong ke Mesir. Ia kaget melihat orang-orang Islam tidak seperti yang diberitakan di televisi-televisi Barat. Ia mengaku, sebelumnya hanya mengetahui Islam dari media. Ia sering meneteskan air mata ketika menyaksikan kaum Muslim shalat dan kini ia merasakan kebahagiaan setelah menjadi Muslim di London.

 

 

[youtube 69pme1jxQbA]

 

 

Ketiga, menemukan kebenaran yang dicarinya. Beberapa konverter mengakui konsep-konsep ajaran Islam lebih rasional atau lebih masuk akal seperti tentang keesaan Tuhan, kemurnian kitab suci, kebangkitan (resurrection) dan penghapusan dosa (salvation) ketimbang dalam Kristen. Banyak dari masyarakat Amerika memandang Kristen sebagai agama yang konservatif dalam doktrin-doktrinnya. Eric seorang pemain Cricket di Texas, kota kelahiran George Bush, berkesimpulan seperti itu dan memilih Islam. Sebagai pemain cricket Muslim, ia sering shalat di pinggir lapang. Di Kristen, katanya, sembahyang harus selalu ge Gereja. Seorang konverter lain memberikan kesaksiannya yang bangga menjadi Muslim. Ia menjelaskan telah berpuluh tahun menganut Katolik Roma dan Kristen Evangelik. Dia mengaku menemukan kelemahan-kelemahan doktrin Kristen setelah menyaksikan debat terbuka tentang “apakah Yesus itu Tuhan?” antara Ahmad Deedat, seorang tokoh Islam dari Afrika Selatan dan seorang teolog Kristen. Argumen-argumen Dedaat dalam diskusi menurutnya jauh lebih jelas, kuat dan memuaskan ketimbang teolog Kristen itu. Menariknya, misi awalnya ia menonton debat agama itu justru untuk mengetahui Islam karena ia bertekad akan menyebarkan gospel ke masyarakat-masyarakat Muslim. Yang terjadi sebaliknya, ia malah menemukan keunggulan doktrin Islam dalam berbagai aspeknya dibandingkan Kristen. Angela Collin, seorang artis California yang terkenal karena filmnya Leguna Beach dan kini menjadi Director of Islamic School, ketika diwawancarai oleh televisi NBC News megapa ia masuk Islam, ia mengungkapkan: “I was seeking the truth and I’ve found it in Islam. Now I have this belief and I love this belief,” katanya bangga.

Keempat, banyak kaum perempuan Amerika Muslim berkesimpulan ternyata Islam sangat melindungi dan menghargai perempuan. Dengan kata lain, perempuan dalam Islam dimuliakan dan posisinya sangat dihormati. Walaupun mereka tidak setuju dengan poligami, mereka melihat posisi perempuan sangat dihormati dalam Islam daripada dalam peradaban Barat modern. Seorang convert perempuan Amerika bernama Tania, merasa hidupnya kacau dan tidak terarah jutsru dalam kebebasannya di Amerika. Ia bisa melakukan apa saja yang dia mau untuk kesenangan, tapi ia rasakan malah merugikan dan merendahkan perempuan. Setelah mempelajari Islam, awalnya merasa minder setelah tahu bagaimana Islam memperlakukan perempuan. “Women in Islam is so honored. This is a nice religion not for people like me!” katanya. Dia masuk Islam setelah mempelajarinya beberapa bulan dari teman Muslimnya.

Perkembangan Islam di dunia Barat sesungguhnya lebih prospektif karena mereka terbiasa berfikir terbuka. Dalam keluarga Amerika, pemilihan agama dilakukan secara bebas dan independen. Banyak orang tua mendukung anaknya menjadi Muslim selama itu adalah pilihan bebasnya dan independen. Mereka mudah saja masuk Islam ketika menemukan kebenaran disitu. Angela Collin, seorang artis di California yang terkenal karena filmnya Leguna Beach menjadi Muslim dengan dukungan orang tua. Ketika diwawancarai televisi NBC, orang tuanya justru merasa bangga karena Angela adalah seorang “independent person.” Nancy seorang remaja 15 tahun, masuk Islam setelah bergaul dekat temannya keluarga Pakistan dan keluarganya tidak mempermasalahkan walaupun telah lama hidup dalam tradisi Kristen.

 

Dampak Hubungan Islam – Barat

Perkembangan ini tentu akan berpengaruh signifikan terhadap hubungan Islam-Barat (Kristen) yang sudah mengalami ketegangan historis berabad-abad. Dengan pesatnya perkembangan umat Muslim di Amerika, Eropa dan negara-negara maju lainnya, akan berpengaruh signifikan terhadap beberapa hal. Pertama, masyarakat Barat akan lebih dekat dan lebih kenal dengan Islam melalui umat Islam yang ada di Barat sendiri. Mereka akan menjembati kesalahafahaman yang selalu terjadi terhadap Islam dan kaum Muslimin. Ketidaksukaan masyarakat Barat terhadap Islam lebih karena the ignorance of Islam dan ini akan semakin berkurang. Umat Islam di Barat akan menjadi komunikator yang efektif dan duta-duta yang handal untuk menjelaskan dan memperlihatkan wajah Islam yang sesungguhnya di sana. Melalui mereka, nasib umat Islam diluar Barat akan disuarakan dan penderitaan demi penderitaan negara-negara Muslim akibat dominasi Barat yang kebijakannya sering yang tidak adil akan berkurang. Kedua, akibat dari ajaran Islam yang semakin tersosialisasi di Barat dan suara politik kaum Muslimin semakin kuat, jembatan untuk terciptanya saling pemahaman dan pengertian akan semakin kondusif dan menguat. Islam dan Barat mudah-mudahan akan masuk ke dalam sebuah babak baru sejarah yang lebih adil, lebih fair dan lebih demokratis. Wallahu a’alam!!

Penulis, Alumni Southeast Asian Studies, ANU Canberra.

(Sumber Moeflich.Wordpress.Com)

 

 

Amerika Negeri Islami?

Oleh Akhmad Kusaeni

Jakarta (ANTARA News) – Indonesia harus bangga memiliki Syamsi Ali, imam asal Bulukumba yang menjadi jurubicara Muslim di Amerika Serikat. Ia adalah penyiar Islam di negara adidaya yang sekarang sedang berperang melawan terorisme, yang celakanya sering dikait-kaitkan dengan Islam.

Syiar Islam dan dakwah Ustadz Syamsi Ali (40), tidak terbatas kepada jemaah warga Indonesia saja, melainkan juga Muslim Amerika. Khususnya di New York dan Washington DC.

Selain sebagai imam pada Islamic Center, masjid terbesar di New York, Syamsi Ali juga dipercaya menjadi Direktur Jamaica Muslim Center, sebuah yayasan dan masjid di kawasan timur New York yang dikelola komunitas Muslim asal Asia Selatan, seperti Bangladesh, Pakistan dan India.

Syamsi berasal dari sebuah desa kecil di Sulawesi Selatan. Kepintarannya berdakwah sudah tampak sejak menjadi santri di pondok pesantren Bulukumba. Ia pergi ke Arab Saudi untuk memperdalam ilmu agama dan ke Pakistan untuk belajar ilmu dunia, sebelum menjadi lokal staf di Perwakilan Tetap RI di New York. Ia mengharumkan citra Islam Indonesia yang moderat dengan pandangan dan aktivitasnya di berbagai forum internasional.

Misalnya saja ia pernah tampil berdakwah di mimbar “A Prayer for America” di Stadion Yankee, kota New York, 23 September 2004. Sekitar 50 ribu orang memadati stadion itu. Tua-muda, lelaki dan perempuan, kulit putih dan kulit hitam, dan pelbagai ras dan bangsa di Amerika “tumplek blek” di situ.

Di panggung, hadir ratu acara bincang-bincang televisi Oprah Winfrey, mantan Presiden Bill Clinton, senator Hillary Clinton, Gubernur Negara Bagian New York George Pataki, Wali Kota New York Rudolph Giuliani, artis Bette Midler dan penyanyi country Lee Greenwood. Di New York, statistik menunjukkan terdapat lebih 800.000 kaum Muslimin.

Di podium, Syamsi membacakan dan mengupas surat Al-Hujurat ayat 13 yang intinya bercerita tentang asal-usul manusia yang dijadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Tidak ada bangsa yang paling tinggi derajatnya, karena yang termulia adalah yang paling bertakwa.

Dengan mengurai makna ayat itu, Syamsi ingin menceritakan kepada publik Amerika bahwa Islam adalah agama yang mengakui persaudaraan umat manusia.

“Islam tak membenci umat lain. Justru Islam datang untuk mengangkat derajat semua manusia,” kata Syamsi Ali, berusaha mengurangi kebencian sebagian warga Amerika terhadap Islam pasca serangan teroris 11 September 2001.

Sejak peristiwa itu, semakin banyak orang di Amerika Serikat yang ingin tahu lebih mendalam mengenai Islam. “Inilah tugas kami untuk memberi penjelasan sebenarnya tentang Islam yang rahmatan lil alamin,” katanya.

Amerika negara Islami?

Ustadz Ali juga punya kebiasaan menulis kegiatan dakwahnya di “mailinng list”.

Tanggal 22 Oktober lalu, misalnya, ia berkisah tentang pengalamannya menjadi pembicara bersama Rabbi Marc Shneier dari East New York Synagogue dalam acara “Dialog Muslim-Yahudi: Tantangan dan Peluang Hubungan di Masa Depan”. Acara yang dihadiri lebih dari 400-an mahasiswa dan professor Universitas New York (NYU) itu, menurut Syamsi Ali, berjalan hangat dan seru.

Moderator diskusi, Joel Cohen, mantan jaksa dan penulis buku “Moses and Jesus in Dialogue” bertanya mengenai bagaimana Syamsi Ali menyikapi jika suatu ketika ada Muslim, yang dalam bahasa Cohen “a Mullah”, ingin mendirikan negara Islam di Amerika.

Jawaban Syamsi Ali mengejutkan peserta. Banyak di antara mereka geleng-geleng kepala. Syamsi menegaskan bahwa “syariat phobia” yang masih menggeluti kebanyakan warga Amerika seharusnya dikurangi.

“Amerika, dalam banyak hal lebih pantas untuk dikatakan negara Islam ketimbang banyak negara yang diakui sebagai negara Islam saat ini,” ujar Syamsi Ali.

Amerika, katanya, telah lebih banyak menegakkan syariat Islam ketimbang negara-negara yang mengaku mengusung syariat. Untuk itu, seorang Muslim yang paham tentang konsep masyarakat dalam Islam, tidak akan pernah mempermasalahkan itu lagi. Sebaliknya, non-Muslim juga seharusnya tidak perlu “over worried” mengenai hal tersebut.

Dalam pandangan Syamsi Ali, syariat adalah landasan hidup seorang Muslim. Berislam tanpa bersyariat adalah sesuatu yang mustahil. Hukum-hukum yang mengatur kehidupan seorang Muslim, mulai dari masalah-masalah keimanan, ritual, hingga kepada masalah-masalah mu`amalat (hubungan antar makhluk) masuk dalam kategori syariah. Untuk itu, memutuskan hubungan antara kehidupan seorang Muslim dengan syariat sama dengan memisahkan antara daging dan darahnya.

Amerika yang didirikan di atas asas kebebasan, kesetaraan dan keadilan untuk semua, sesungguhnya didirikan di atas asas nilai-nilai dasar Islam. Islam juga didasarkan kepada nilai-nilai kebebasan (al-hurriyah), keadilan (al `adaalah) dan persamaan (al musawah).

Atas dasar itu, Syamsi Ali dengan keyakinan penuh menegaskan bahwa kehadiran Islam di Amerika adalah ibarat benih subur yang terjatuh di atas lahan yang subur. Dia akan tumbuh dengan baik dan subur karena memang lahan yang ditempatinya sesuai dengan kebutuhan benih tanaman ini.

Kelak, lanjut Syamsi, tanaman ini pasti akan dirasakan karena memang manusia yang mendiaminya telah lama marasakan kehausan untuk itu.

Di mana-mana dan dalam acara apapun, seperti dikemukakan sesepuh warga Indonesia di New York Achyar Hanif, Syamsi Ali selalu mengatakan kehadiran umat Islam di Amerika itu tidak perlu dikhawatirkan, tapi sebaliknya harus disyukuri. Umat Islam akan memberikan sumbangsih yang besar untuk menampakkan ke seluruh penjuru dunia bahwa tanah Amerika memang subur untuk menanamkan nilai-nilai Syaria`h yang universal itu.

“Amerika bukan musuh, tapi Amerika adalah lahan subur untuk Islam. Inilah pesan yang selalu disampaikan Ustadz Syamsi dalam berbegai kesempatan,” kata Achyar Hanif yang tahun ini kembali berangkat haji dari kota New York.

Pada 5 Nopember 2007 lalu, Syamsi Ali juga tampil dalam acara talk show televisi “Face to Face, Faith to Faith”. Acara yang dimoderatori oleh Ketie Couric, pembawa acara televisi AS yang masyhur itu, menampilkan tiga panelis, Rabbi Rubin Stein, Senior Rabbi pada Central Synagogue, Rev. Michael Lindvall, Senior Pastor The Brick Church dan Syamsi Ali.

Lebih 500 tamu yang hadir memenuhi ruangan Gotham building di Broadway yang terkenal rela membayar mahal. Meja utama dijual dengan harga 50.000 dolar AS per meja dengan kapasitas delapan orang.

Ketie Couric sebelum memulai acara dialogu malam itu mengatakan dirinya sudah mempelajari semua agama, seperti Kristen, Yahudi dan Islam. Makin dalam ia mempelajari agama-agama itu, makin dalam pula penyesalan dirinya karena telah salah persepsi terhadap agama, khususnya Islam. Mulai saat itu, Ketie bersumpah untuk lebih menghargai dan menghormati Islam dan kaum Muslimin.

Syamsi sendiri mengaku acara itu sangat membanggakannya. Selain karena pujian terhadap agama Islam begitu besar di saat media kurang bersahabat dan masih luasnya salah paham terhadapnya, juga karena Ia telah menyampaikan agama ini secara lugas dan apa adanya.

Banyak di antara warga AS yang pernah mendengarkan syiar Islam Syamsi Ali berkunjung ke Islamic Center yang dipimpinnya. Sebagian ingin mempelajari lebih dalam lagi masalah Islam, sebagian lagi malah langsung ingin di-Islam-kan. (*)

(Sumber Antara.com )

Da’i asal Indonesia spesialis narapidana di Washington, Ustad Muhammad Awod Joban


Sumber: Majalah Suara Hidayatullah (http://www.hidayatullah.com)

Islam Bangkit Juga di Penjara-penjara Amerika Dihitung-hitung, sudah hampir 12 tahun Muhammad Awod Joban bergaul erat dengan para narapidana di berbagai penjara negara bagian Washington, Amerika Serikat. Dua belas tahun! Subhaanallaah.

Salah satunya merupakan diantara yang paling angker di seluruh negeri itu, yaitu komplek penjara di pulau McNeil, dekat kota Olympia. Namanya McNeil Island Corrections Center (MICC). Mirip dengan penjara Alcatraz di seberang San Fransisco. Segala jenis penjahat dan gangster sudah pernah dihadapi pria asal Purwakarta, Jawa Barat ini. Agaknya belasan tahun itu hampir tak terasa lamanya, karena pekerjaan da’wah kepada para narapidana begitu dia nikmati. “Sekitar 80% narapidana yang keluar dari penjara akan kembali lagi ke penjara. Kecuali yang Muslim,” kata lelaki kelahiran 2 Juni 1952 ini. Bahkan sampai ia menamatkan studi masternya di Universitas Al-Azhar, Kairo, tahun 1975, pikiran untuk berkonsentrasi di penjara-penjara Amerika belum terbetik sedikitpun di benaknya. Niat awalnya merantau ke Amerika sama dengan banyak orang Indonesia lainnya, melanjutkan sekolah.

Selepas dari universitas tertua di Mesir itu Joban mendapat pekerjaan sebagai penyiar Radio Kairo suara Indonesia selama lima tahun. “Meski disiarkan di Mesir namun siarannya didengar juga oleh masyarakat kita Indonesia,” kenang Joban. Saat asyik siaran radio Joban berjumpa dengan Amien Rais yang sedang melakukan riset untuk tesisnya tentang Al-Ikhwanul Muslimin. “Pak Amien sempat tinggal dua tahun di Kairo dan sering ikut pengajian di sana. Di situlah saya sering ketemu dia. Pak Amien menyarankan saya meneruskan kuliah ke Universitas Chicago (almamaternya Amien Rais),” kenang suami Moeti Amrina ini. Atas saran itu, pada tahun 1989 Joban kemudian hijrah ke Amerika. “Waktu itu saya berencana mengambil PhD di bidang Islamic Studies di Chicago,” kata Joban. Allah berkehendak lain. Sesampai di Amerika, Joban tidak bisa langsung kuliah, karena tersandung biaya yang tinggi. “Sampai di sini saya baru tahu, kalau kita tidak punya greencard (izin tinggal permanen) maka biaya hidupnya besar.” Meski begitu Joban tidak buru-buru pulang. “Saya fikir, daripada saya pulang, saya memutuskan untuk mencari biaya sekaligus menghabiskan visa saya selama setahun di sini.”

Dalam masa penantian itu, kawan lamanya di Al-Azhar, seorang Muslim Campa (Kamboja) menyarankan Joban pergi ke masjid An-Nur, milik jama’ah Campa di kota Olympia, negara bagian Washington. Masjid itu punya jama’ah tapi tidak punya imam. Alhasil Joban lantas diangkat sebagai imam di masjid tersebut. Kehadiran Joban disambut gembira masyarakat Campa, karena telah mengembalikan mereka kepada Islam. “Sebelumnya mereka sudah lupa mengaji dan lupa macam-macam ilmu agama. Anaknya sudah dibesarkan dengan cara Amerika,” Joban mengenang.

Dua tahun kemudian ada pengumuman di Islamic Center setempat, penjara di negara bagian itu membutuhkan tenaga chaplain, yakni imam atau pembina ruhani bagi para narapidana (napi). “Meski di Amerika ini tidak ada departemen agama-karena Amerika negara sekuler-namun berbagai instansi, pemerintah Amerika hampir selalu menyediakan tenaga chaplain. Ada Muslim Chaplain, Christian Chaplain, Catholic Chaplain, dan lain-lain,” jelas Joban. Mula-mula Joban bertugas di penjara Monroe, yang jaraknya sekitar dua jam perjalanan mobil dari Olympia. Ia kemudian mendapat tugas pula menjadi pembina ruhani di sebuah penjara di pulau Mc Neil di dekat Tacoma. Seperti dijelaskan Joban, penjara in agak mengerikan, “Karena penjara ini terletak di sebuah pulau-seperti penjara Alcatraz di California yang terkenal itu- maka penghuninya hampir tak mungkin melarikan diri. Penghuninya kelas berat semua. Diantaranya pembunuh yang dihukum tiga puluh tahun sampai empat puluh tahun.” Seperti belum cukup, ia juga mengambil tugas serupa di penjara transit bernama Shelton Correction Center. “Penjara ini tempat transit napi dari mana-mana. Ada juga yang tinggal di situ. Semuanya ada sekitar 3000 napi. Saking banyaknya sel di sana, dari satu tempat ke tempat yang lain harus lewat terowongan di bawah penjara.” Karena penjara transit itu, tempat itu justeru subur untuk berda’wah. Setelah dida’wahi di situ tiga sampai empat bulan, mereka dikirim ke tempat-tempat lain, lalu digantikan oleh napi lain. Tentu banyak pengalaman menarik berda’wah di ‘sarang’ para gangster Amerika itu. Misalnya saja, Joban menemukan fenomena menarik bahwa da’wah yang paling efektif di penjara adalah da’wah yang justru dilakukan oleh para napi kepada napi lainnya. Kenapa bisa begitu? Jawabannya bisa Anda dapatkan dalam perbincangan antara Joban dengan Kasman Harun, kontributor majalah Suara Hidayatullah di Amerika. Perbincangan mereka lakukan di sela-sela Muktamar Indonesian Muslim Students Association (IMSA) belum lama ini di Hotel Holiday Inn Columbia, Missouri. Petikan perbincangan keduanya bisa Anda ikuti di bawah ini. Selamat menikmati.

Bagaimana Anda mengatur jadual da’wah antara penjara dan masyarakat biasa?

Penjara di negara bagian Washington ini semakin banyak. Kalau harus saya layani semua, takkan ada waktu lagi untuk masyarakat. Alhamdulillah saya kemudian punya sejumlah asisten chaplain. Salah seorang di antaranya bernama Amir Abdul Matin. Dia orang Amerika yang masuk Islam di penjara. Setelah keluar dari penjara, masya Allah, ia malah lebih hebat. Sekarang ia sudah jadi chaplain di sebuah penjara perempuan. Asisten lain saya bernama Thohir, orang Kenya. Jadi sebetulnya perkembangan da’wah Islam di penjara ini pesat sekali. Kita justeru sering kewalahan melayaninya. Sekarang ada beberapa penjara yang kekurangan tenaga pembimbing ruhani karena jauh dari masyarakat Muslim, seperti yang terjadi di Spokane. Kami sulit kita ke sana karena harus berkendaraan dengan jarak jauh. Padahal Correctional Center-nya sudah siap membiayai.

Apa saja kegiatan pembimbing ruhani di penjara itu, apakah harus tinggal di dalamnya, lalu ceramah setiap hari?

Karena saya punya kesibukan juga di masyarakat maka tugas ceramah di penjara saya gilir. Ada giliran untuk masjid dan ada giliran untuk penjara. Penjara Shelton Correctional Center saya datangi sebulan sekali.

Selama di penjara ada waktu khusus untuk ceramah?

Ya, kegiatan rutinnya ada jatah waktu. Misalnya di penjara Pulau Mc Neil, pertama diberi kesempatan untuk ketemu dengan orang yang dipenjara dengan hukuman maksimum. Dengan orang demikian ini sistemnya one to one (satu orang imam menghadapi satu orang napi). Penjagaan keamanannya pun maksimun, kami bicara melalui sebuah lubang saja. Penjara seperti itu biasanya dikhususkan bagi napi yang dianggap sulit dikontrol dan suka membuat kegaduhan. Orang yang demikian di dalam maupun di luar sel selalu tetap diborgol. Pertemuan berikutnya menggunakan sistem kelas. Biasanya kegiatan ini dimulai dengan shalat Maghrib berjama’ah. Sebelumnya di dapur sudah ada pengumuman: Bible Studies di ruang A, Islamic Studies di ruang B, dan seterusnya. Dan setiap orang boleh datang asal mendaftar. Yang datang bisa 20. 30, 40, ataupun 50. Banyak orang Amerika yang sudah tahu Bibel (Injil), sehingga terkadang mereka ingin tahu kajian agama lain. Jadi orang non-Muslim boleh ikut Islamic Studies asalkan mendaftar dulu. Bagi yang sudah tahu banyak tentang dasar-dasar keislaman biasanya ikut kelas ‘advance’ (lanjutan) pada jam kedua, pelajarannya antara lain studi tafsir.

Perubahan apa yang mereka alami setelah masuk Islam?

Ada seorang napi kulit hitam, dulu namanya Smith, sekarang namanya Lukman. Orangnya seperti Mike Tyson. Sebelum masuk Islam dia di penjara Walawala, penjara untuk napi kelas berat, seperti penjara Nusakambangan-lah kalau di Indonesia. Dia dipenjara seumur hidup karena pembunuhan. Dulu dia orang yang temperamental. Kalau tidak senang pada seseorang main hajar saja. Kalau tidak suka pada makanan, akan dilempar olehnya. Makanya dia harus dikawal terus. Tapi setelah masuk Islam luar biasa perubahannya. Semua orang kaget, karena dia menjadi sangat sopan. Makanya dia kemudian dipindahkan ke penjara Monroe. Lukman dulu seorang ketua geng, sehinga kemudian jadi orang yang sangat berpengaruh dalam da’wah di penjara. Sebelum saya bertugas di penjara Monroe, saya sering ketemu napi yang masuk Islam. Saya tanya, “Kenapa kamu masuk Islam?” “Karena Lukman,” kata mereka. Ceritanya, Lukman -dan juga orang Amerika pada umumnya- senang kalau diterangkan fadhilah-fadhilah, atau keutamaan-keutamaan, misalnya keutamaan shalat malam (tahajud). Pernah saya sampaikan pada Lukman tentang fadhilah shalat malam. Dia senang sekali mendapatkan fadhilah itu. Dan sejak itu dia tak pernah sekalipun meninggalkan shalat malam. Bangun jam tiga sampai subuh. Pengaruhnya luar biasa. Ada seorang napi kulit putih yang sekamar dengan dia. Setelah tiga bulan rupanya si napi ini penasaran melihat perilaku Lukman. Ditanyalah Lukman, “Exercise (latihan olahraga) apa yang kamu lakukan tiap malam?” “Ini bukan exercise, tapi praying (shalat). Jesus (Nabi Isa) juga shalatnya begini ini,” kata Lukman. “Lalu apa ini yang kamu baca?” tanyanya lagi. “Ini kitab suci Al-Qur’an,” kata Lukman. “Boleh saya baca?” “Boleh, silakan,” kata Lukman. Lukman setiap hari Senin pergi ke Monroe untuk mengikuti ceramah saya. “Kita punya guru agama dari Indonesia,” kata Lukman sambil mengajak si Napi kulit putih itu ikut kajian Islam. Ternyata dia mau. Hampir tiap Senin dia datang. Namanya John, orang Amerika. Sewaktu membawa jama’ah haji ke tanah suci, saya sempat tiga bulan tida a k datang ke Monroe. Ketika saya ke Monroe lagi, saya lihat John ada di kelas itu. Tapi sudah pakai kopiah, pertanda dia sudah masuk Islam. Saya sapa dia,”Apa kabar John?” “No, no,no. Nama saya bukan itu lagi. Nama saya sekarang adalah Salman,” katanya. Alhamdulillah dia dapat hidayah melalui shalat malamnya Lukman.

Bagaimana kondisi penjara di Amerika?

Di Amerika ini penjara seperti hotel. Semua fasilitas ada. Anda mau mengambil studi PhD dari penjara juga bisa. Mau ke perpustakaan lengkap. Mau olahraga apalagi. Jadi kalau Anda masuk ke sana seperti tidak di penjara. Seperti kampus saja. Ada nomornya, ada kamarnya. Kalau makanan tidak enak, napi bisa demonstrasi. Semua napi -di Amerika disebut inmates- diperlakukan sama tanpa diskriminasi. Itulah kenapa saya bilang, nilai-nilai Islam kok lebih banyak saya temukan di Amerika. Masyarakat di sini cenderung lebih ‘Islami’. Di penjara di Amerika semuanya enak. Makanan enak, tempat tidur enak. Saking enaknya, lebih enak jadi narapidana daripada jadi tunawisma. Seorang tunawisma, karena tak punya rumah, akan mengalami kedinginan di musim salju. Karena itu jadi wajar jika ada tunawisma sengaja mencuri supaya masuk penjara.

Selama berinteraksi dengan napi, ada pengalaman yanag mengesankan?

Banyak. Karena dekatnya hubungan kami, setelah mereka keluar penjara kami masih sering kumpul. Sekarang ini ada di antara mereka yang tinggal di Olympia dan ada yang tinggal di Seattle. Setiap Sabtu dia datang ke tempat kami. Suasananya lebih semarak lagi pada bulan Ramadhan. Di bulan puasa ini para napi biasanya buat reuni.

Kalau bekas napi sering kumpul, jangan-jangan malah kambuh lagi kejahatannya?

Ada kemungkinan begitu. Dulu ketika saya baru bertugas di sini hanya ada empat penjara besar. Kini ada 12 penjara. Artinya jumlah napi semakin banyak, sehingga penjara yang ada tak mampu menampungnya. Yang membuat parah kondisi itu, 80% napi yang sudah keluar akan masuk penjara lagi, karena berbuat kejahatan lagi. Kecuali mereka yang masuk Islam, sedikit saja napi Muslim yang masuk penjara kembali.

Apa pertanyaan yang paling banyak ditanyakan oleh napi kepada Anda?

Tergantung zamannya. Kalau sekarang-sekarang ini kebanyakan masalah Islam dan terorisme. Juga masalah Islam dan wanita. Dan isu-isu yang diangkat banyak oleh media. Tapi kalau dalam suasana tenang mereka banyak bertanya tentang nabi Isa. Pertanyaan yang sering diungkap antara lain, “Siapakah Muhammad itu? Bagaimana dia bisa menjadi seorang nabi? Bagaimana ceritanya?” Kemudian tentang Al-Qur’an, mereka bertanya “Bagaimana Qur’an diturunkan kepada Muhammad, apa isinya?” Yang menarik, para napi ini -dan juga orang Amerika pada umumnya- kalau kita kasih Qur’an, umumnya mereka melihat indeks. Mereka mencari perihal Yesus. Mereka ingin tahu, apa yang Islam katakan tentang Jesus. Tapi sebetulnya yang membuat mereka tertarik pertama-tama adalah karena ketemu dengan Muslim.

Jadi faktor pribadi sangat berpengaruh dalam kegiatan da’wah di penjara ya?

Ya, faktor pribadi-lah yang paling menarik mereka masuk Islam. Para napi yang Muslim inilah yang berperan penting menda’wahi napi lainnya. Sebab mereka kan setiap hari tinggal di situ, sedangkan saya hanya sepekan dua kali. Mereka sama-sama orang Amerika, bahasanya sama, pengalamannya serupa, sama-sama pernah terlibat perkara pidana kriminal. Sehingga kalau berlangsung da’wah di antara sesama napi jadi sangat efektif. Lewat interaksi itu mereka bisa menda’wahi napi yang belum beragama Islam. Pengaruh itu semakin mendapat momentum pada bulan Ramadhan. Di bulan ini yang masuk Islam bertambah banyak sekali karena ibadah napi Muslim nampak sekali pada bulan tersebut. Pada jam tiga pagi mereka beramai-ramai bangun kemudian mengenakan kopiah dan jalan menuju tempat sahur di penjara. Lalu mereka membaca Al-Qur’an sampai satu juz setiap hari. Ketika napi-napi lain makan pagi dan makan siang, para napi Muslim tidak makan. Mereka baru makan setelah buka puasa. Pada bulan puasa, para napi Muslim juga sangat menghindari bicara kotor. Padahal di Amerika ini kan orang sangat biasa bicara kotor. Sehingga ketika melihat seseorang itu omongannya baik, napi lain jadi tertarik. “Dia orang bersih. Saya ingin seperti dia,” komentar yang lain.

Anda pernah mengalami kekerasan secara fisik ketika berhubungan dengan napi, dipukul atau bersitegang misalnya?

Alhamdulillah di Amerika ini keamanan penjaranya relatif baik. Dan Alhamdulillah saya sendiri belum pernah mengalami kejadian serius yang mengancam saya. Kalau antar napi dengan napi sering terjadi. Sehabis peristiwa 11 September ada peristiwa menarik. Demi keselamatan, para napi Muslim diamankan dari yang lain. Sebelumnya ada satu napi Muslim yang badannya besar dikeroyok sepuluh orang. Tapi karena dia jago tinju, dia bisa lawan mereka semua.

Ada perasaan takut atau was-was ketika bertemu dengan napi, khususnya mereka yang dihukum berat?

Alhamdulillah tidak ada. Yang kasar ada, tapi biasanya cuma ya sekedar ngomong doang. Misalnya ketika ramai-ramai perang teluk, ada yang panggil saya, “Hai Saddam!”

Busana apa yang Anda pakai saat bertugas sebagai pembimbing ruhani di penjara?

Ya seperti inilah, pakai kopiah. Bila hari Jum’at kadang saya pakai baju Pakistan (gamis panjang).

Jadwal kunjungan dan acara di penjara, itu diatur oleh pengelola penjara atau oleh Anda sendiri?

Pengelola penjara yang mengatur. Misalnya saya di McNeil diberi jatah 32 jam, di Shelton 16 jam, maka tinggal kemudian saya menyesuaikan diri untuk menggilir. Saya harus tahu kapan waktu-waktu yang tepat buat ketemu napi, karena di penjara itu kan para napi bekerja. Jadi penjara di Amerika ini seperti pabrik. Mereka bekerja dan dapat gaji, hanya gajinya kecil. Tapi bagi napi itu lebih baik daripada dia menganggur. Mungkin sekarang Anda banyak menerima tawaran menggiurkan bekerja di luar penjara.

Tapi mengapa Anda tetap bertahan di posisi ini?

Memang betul, sekarang ini banyak tawaran menggiurkan untuk saya. Di berbagai masjid banyak lowongan tersedia untuk menjadi imam dengan gaji besar, apalagi kalau di kota besar seperti New York. Masalahnya di sini (di Seattle) jarang ada tenaga ahli agama Islam. Juga jarang orang Amerika yang bisa mengajarkan Islam. Padahal sekarang banyak orang yang ingin belajar Islam, terutama setelah peristiwa 11 September. Saya tidak tega untuk meninggalkan mereka yang di penjara ini.

Ada rencana untuk kembali ke Indonesia?

Ada, mungkin sepuluh tahun lagi.

Dari tiga kota: Jakarta, Kairo, Seattle, mana yang menimbulkan kesan paling dalam bagi Anda?

Ya di Amerika inilah, khususnya di Seattle. Saya menemukan Islam di sini. Di sini Saya bisa menimba ilmu dan mengamalkannya. Di sini ini kalau ada orang Amerika masuk Islam, mereka serius sekali. Baru mengenal beberapa ayat Al-Qur’an sudah langsung dijalankan. Mereka jadi seperti Al-Qur’an berjalan. Ada seorang mualaf namanya Jalaluddin. Setiap hari dia berkendara dari Olympia ke Seattle, hanya untuk belajar Islam. Suatu waktu dia bilang dia ingin menikah dengan Muslimah Indonesia. Jalaluddin ini orang bule asli keturunan Jerman. Kebetulan ada kawan perempuan istri saya, teman waktu sekolah di Bandung dulu. Saya kenalkan dia dengan Jalaludin. Setelah saling kirim data akhirnya mereka saling setuju untuk menikah. Jalaluddin ini fenomena yang mengagumkan, masya Allah. Saya tidak bisa mengantar dia ke Bandung, sehingga dia datang sendirian ke Indonesia. Sebelum menikah dia tinggal sekitar sepekan di rumah mertua saya di Bandung, untuk melakukan persiapan. Jalaluddin punya kebiasaan berdzikir ba’da shalat Maghrib hingga masuk waktu shalat Isya. Dia dzikir di mushalla. Kebetulan di rumah mertua saya ada mushalla. Mertua saya bertanya, “Kamu kok kalau dzikir nikmat sekali?” Dia bilang, “Saya ini dulu suka minum alkohol, suka mengganja, suka fly. Sekarang saya juga bisa fly, tapi dengan cara dzikir. Alaa bi-dzikrillah tathmainul qulub (Ketahuilah, bahwa dengan berdzikir/mengingat Allah, hati menjadi tenang).”

Lalu bagaimana pernikahan mereka?

Nah, saat dinikahkan di Haurgelis, Bandung, Jalaluddin menolak duduk bersanding. Padahal adat di berbagai tempat ‘kan pengantin biasa bersanding di pelaminan. Dia ingin duduknya dipisah dengan pengantin wanita. Kata dia, “Kita ini masuk Islam untuk meninggalkan jahiliyah.” Akhirnya pelaminan dipisah. Begitu juga tamu perempuan dan laki-laki terpisah. Selama tinggal sementara di rumah mertuanya, dia jadi sosok perhatian orang sekitar, karena begitu mendengar adzan dia langsung ke masjid. Untuk pergi ke masjid dia harus lewat pasar. Bagaimana tidak jadi perhatian, ada orang bule tinggi besar pakai baju batik pergi ke masjid. Padahal banyak orang di pasar dan madrasah dekat situ yang sudah puluhan tahun di tempat bila terdengar adzan tidak peduli. Akibatnya mereka merasa malu. Begitu pula ustadz-ustadz di madrasah ini juga merasa malu. Sehingga akhirnya mereka ke masjid juga. Anak-anak muda yang suka main bola juga penasaran. Ini bule bisa shalat nggak sih. Akhirnya mereka semua pergi ke masjid, sehingga masjid jadi penuh.

Waktu pulang ke Indonesia beberapa waktu lalu, di ANTeve, Anda bercerita seorang Rabbi dalam wawancara dengan CNN menyitir hadits Nabi yang mengatakan menjelang hari kiamat nanti orang Islam akan memerangi orang Yahudi?

Hadits ini shahih. Jadi pada hari mendekati kiamat orang Muslim dan orang Yahudi akan berperang dan orang Muslim akan mengalahkan orang Yahudi. Sampai orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan batu memberitahukan keberadaannya. Saat bersembunyi di balik pohon, pohon pun akan memberitahukan. Kecuali satu saja yaitu pohon gharqat. Anehnya orang Yahudi mempercayai hadits tersebut. Kebetulan saya pernah ke Israel tiga kali. Ternyata di sana pohon gharqad banyak ditanam orang Yahudi. Di New York kalau kita pergi ke tempat orang Yahudi Orthodox, juga ada pohon itu. Apa penjelasan rabbi Yahudi itu? Dia bilang, “Ya saya percaya dengan apa yang dikatakan Muhammad. Tapi jangan takut. Ini masih lama.” Ketika orang bertanya, “Kapankah waktu itu akan datang?” Sang rabbi tersebut mengatakan, “Hal itu baru akan terjadi ketika jumlah ummat Islam yang datang ke masjid pada saat shalat Shubuh sama dengan jumlah yang datang pada shalat Jum’at.” Maksud Rabbi itu, hal tersebut baru terjadi ketika umat Islam sudah menjalankan Islam secara bersungguh-sungguh.

Selama di Amerika apakah Anda melihat ada kemajuan dalam lobi politik Islam dibandingkan dengan lobi politik Yahudi?

Setelah berdirinya CAIR (Council on American-Islamic Relation) agak lumayan. Sehabis peristiwa 11 September kedudukan ummat Islam justeru jadi lebih kuat lagi. Dulu tidak mungkin Presiden Amerika datang ke Islamic Center. Sampai berkali-kali lagi. Juga agak janggal kalau FBI atau pejabat Departemen Luar Negeri berkali-kali minta bertemu dengan organisasi-organisasi Islam, mengajak kerjasama. Berarti kan hubungannya kuat. Juga bagaimana kita bisa memaksa untuk melakukan propaganda tidak langsung tentang Islam? Coba apa kata Bush setelah 11 September? “Islam adalah agama

(di kutip dari : http://harry.sufehmi.com)

Demikianlah beberapa artikel yang menggambarkan pertumbuhan pesat jumlah pemeluk Islam di Amerika setelah tragedi 11 september 2001. Hal serupa juga terjadi di Eopa, masyarakat Eropa mulai melirik Islam. Paham sekuler-liberal di Eropa menyebabkan turunnya kepercayaan masyarakat Eropa terhadap ajaran Kristen. Gereja mulai sepi dan ditinggalkan pengikutnya, masyarakat jauh dari kehidupan ber-agama. Masyarakat Eropa terjebak dalam kebebasan yang kebablasan, freesex, gay, lesbian, minuman keras, narkoba telah merusak moral generasi muda, mereka butuh pegangan rohani, masyarakat Eropa mulai melirik Islam untuk mendapatkan ketenangan dan kedamaian.

Manusia yang berjumlah hampir 7 milyar dibumi ini semua adalah mahluk ciptaan Allah, kalau Allah mau niscaya mereka semua akan ber-iman. Namun Allah tidak menghendaki demikian Ia menjadikan dunia ini kancah ujian bagi hamba-hambanya. Ia memberi petunjuk pada siapa yang dikehendaki dan membiarkan sesat siapa yang dikehendaki. Allah telah menciptakan Syurga dan Neraka masing masing tentu harus ada penghuninya. Manusia diberi akal, fikiran dan hati serta diberi kebebasan untuk memilih mau jadi penghuni Syurga atau Neraka. Masing – masing telah ada kriteria yang ditetapkan, orang yang seperti apa yang akan menghuni Syurga dan orang seperti apa pula yang akan menghuni Neraka.

Saat ini jumlah umat Islam diseluruh dunia baru mencapai 1,7 milyar, umat Islam masih merupakan golongan minoritas dari seluruh penduduk dunia. Mungkinkah kelak umat Islam menjadi golongan mayoritas di dunia ini? Wallahu alam. Terserah pada kehendak Allah, kewajiban kita hanya menyampaikan dakwah dan menghidupkan syiar Islam. Mari kita renungkan beberapa firman Allah pada kutipan beberapa ayat Qur’an berikut ini:


Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan. (An Nahl 93)

 

Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (Al AnAam 125)

 

Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya? (Yunus 99)

 

Jika mereka tetap berpaling, maka sesungguhnya kewajiban yang dibebankan atasmu (Muhammad) hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.

(An Nahl 82)

 

Beberapa ayat diatas menggambarkan bahwa Islam dikembangkan dengan damai bukan dengan kekerasan sebagai dituduhkan oleh sebagian orang di Negara barat. Nyatanya sebagian besar masyarakat Amerika yang masuk Islam setelah tragedi 11 september 2001 bukanlah karena ancaman atau paksaan, tapi karena kesadaran mereka sendiri.

27 thoughts on “ISLAM DI AMERIKA SETELAH TRAGEDI 11 SEPTEMBER 2001”
  1. ALLAHuAkbar, ALLAHuAkbar, ALLAHuAkbar. ALLAH Maha Kuasa, Subhanallah, ALLAH Maha segala-galanya. Laillahhainlallah Muhammadurrasulullah. Tiada Tuhan di alam semesta ini selain ALLAH !!!!

  2. Alhamdulillah…… Maha Besar Allah…. saya terharu membaca semua ini… ternyata saudara kita mulaf Amerika begitu mendapat hydayah dari Allah langsung konsisten menjalankan ibadah ….semogga Allah memberi pentunjuk kepada orang-orang yang selama ini memusuhi islam karena ketik tauanya…..dan menambah keimanan orang-orang islam khususnya di indonesia yang sebagian besar menjalankan yang wajib saja masih sering ditinggalkan……Laillah ha’illalloh Muhammadhar Rosullullhoh…

  3. Saya tidak bisa berbicara lagi,,,, saya hanya bisa mengucapkan “ALHAMDULILLAH”, “ALLAHUAKBAR”, “LAHAULAWALAKUWWATA ILLABILAHI”.

  4. Have you ever thought about adding a little bit more than just your articles? I mean, what you say is important and all. However think of if you added some great visuals or videos to give your posts more, “pop”! Your apple cider vinegar content is excellent but with pics and video clips, this blog could undeniably be one of the most beneficial in its field. Terrific blog!

  5. subhanallah…. i’m really crying when i read this page, when i remind this page….. ISLAM IS THE BIGGEST RELIGION THE NEXT…

  6. subhanallah, mereka dapat hidayah, tapi permasalahan jutru di negeri indonesia banyak sekali prilaku2 yang menyimpang dari ajaran islam.

  7. Aku Percaya bahwa Yesuslah Tuhan dan Juruselamat saya,Dialah jalan yang lurus itu, dan Penyelamat bukan untuk diselamatkan . Bukan putujuk jalan tapi Dialah Jalan itu , buktikan nanti. Agama bukanlah penyelamat , agama tidak ada apa apanya , kekerasan tidak akan bisa masuk ke kerajaan sorga . Hanya Didalam Rab dan Kalimat Allah dan Dialah Allah itu sendiri. cobalah berdoa dan jangan ragu pasti Allah menunjukkan jati dirinnya Didalam Yesus . Buktikan setelah kau mati nanti , tidak pengampuan dan penyucian setelah mati. tetapi apakah agama menyelamatkan kamu hai saudaraku. Tuhan tak perlu jumlah tapi kwalitas iman kita saudara ku . dan jangan salah iblis juga mau menyetarakan dirinnya dengan Tuhan. Terlebih kalau engkau yang haus dan letih akan Sorga. Dan Tuhan telah menempatkan umatNYA diatas orang 0rang kafir sampai hari kiamat tiba. Dan Isah Al Masih lah Hakim Yang ADIL , tiada yang Lain selain Dia saudaraku. Aku Berdoa Sama Tuhanku Biar jangan ditunda lagi kedatanganNYA. Karena Dunia sudah penuh dengan agama dunia .

    1. anda sgt patut dikasihani…..dari sisi akal sehat yg mana anda meletakkan kepercayaan dan keimanan anda dg teologi yg dangkal dan hanya sebagai dokrin 2 yg tdk sedikitpun bisa diterima oleh yg memiliki akal yg jernih & sehat itu? cobalah untuk jujur…..patutkah posisi KETUHANAN disandang oleh sang YESUS ini? dlm islam dan AL QUR’AN Dia adalah isa bin mariyam seorang yg di muliakan oleh ALLOH sebagai seorang nabi dan rosul yg menyampaikan risalah agama tauhid yg tdk sedikitpun memberikan tempat bagi selain ALLOH untuk di yakini menempati posisi KETUHANAN..!!! LALU…sebagian dari org 2 yg diseru nya itu memerangi da’wah rosul itu dg menempatkan nya sebagai TUHAN dg beberapa mu’jizat yg di berikan ALLOH kepada nabi isa sebagi bukti KETUHANAN bagi beliau……sungguh kalian sudah sgt tertipu dg tipuan yg hanya bisa menipu orang 2 yg dungu….dan sgt dungu!!!??? masihkah anda merasa tentram dg kedunguan yg sangat ini????????? bertaubatlah dari kekafiran ini…surga ALLOH ITU bukanlah tempat org2 yg bodoh lagi DUNGU …..yg hidup dg kekafi ran seperti anda saat ini…..

  8. Dalam ajaran islam Nabi Isa adalah panutan kami, Dia adalah Rosululloh yang diutus oleh Alloh untuk menyelamatkan manusia dari kemusyrikan dan kesesatan tapi dia bukan tuhan. Tuhan tetaplah Alloh yang Esa. Dia tempat meminta. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakan. dan tak ada satupun yang yang dapat menyamai-Nya.Setelah Alloh mengutus Nabi Isa kemudian Alloh mengutus Nabi Muhammad dengan membawa ajaran Islam yang berisikan ajaran tauhid (meng esakan Alloh) sama seperti ajaran Nabi Isa. ajaran tersebut disebut Ad-dien Al Islam atau agama Islam. memang agama bukan tujuan tetapi jalan menuju Alloh. tanpa agama tidak mungkin kita bisa hidup sesuai dengan perintah Alloh. karena kita bisa mengetahui mana yang benar dan yang salah, alam akhirat,surga, neraka, siapa yang menjadi juru selamat kita di akhirat, dlsb adalah ajaran agama. dan dari Perkembangan pemeluk Islam di AS pasca peristiwa 11 September yang pesat perkembangannya walaupun dituduhkan berbagai stereotif negatif pada Islam, bagi saya ini adalah “dalil sosial” kebenaran Agama Islam secara Universal.

  9. Supaya Kalian Tau Mantan Pemimpin Al Qaeda Osama Bin Laden yg dlam Video Rekamannya Mengatakan dia (osama) yg bertanggung jawab atas runtuhnya Gedung WTC coba kalian pikir apakah Islam bkan Teroris,sementara pemeluknya yg menyebabkan ribuan orang meninggal..
    bagi org2 yg muallaf dia telah membuang tiket ke pintu sorga…
    Supaya kalian tAu Dalam Alkitab muhamad adalah keturunan dari Ismael,,Ismael adalah Anak Haram dri Abraham dan Hagar dngan kata Lain Islam berasal dri Kristen Klo tidak ada Kristen Maka Tidak ada Islam…

    Aq hnya mengingatkan Bertobatlah Sebab Pintu Sorga Semakin Dekat….

    1. dengan org2 guoblok seperti andalah akan menjadikan kesesatan agama kristen yg anda anut itu semakin ditelanjangi,belajarlah jujur….beranikan hati anda untuk mengenal islam dg mengenal AL QUR’AN ….bukankah anda mengagungkan “OBJEKTIFITAS”….lalu…apa yg menghalangi anda untuk memulai berkenalan dg keobjektifitasan islam? mulailah dg bekal kejujuran!!

  10. walaupun peristiwa 11 september dipublish kan oleh media dilakukan oleh osama bin laden dengan al-qaida nya tetapi kita jangan terkecoh bahwa dalam ajaran islam tidak membenarkan teror untuk alasan jihad, jadi perbuatan teror kecil maupun besar bertentangan dengan ajaran islam yang rohmatan lilalamiin, perbuatan teror 11 september merupakan peristiwa yang mendiskreditkan islam yang mempunyai nilai-nilai luhur. dan ternyata fakta membuktikan mereka (non Muslim) Amreika yang berusaha mengenal dan memahami islam berangkat dari ajaran islam dalam alquran dan hadis yang asli kemudian convert to islam.

  11. xbox new games…

    The world is filled with willing people: some prepared to work and several prepared to let them….

  12. Baked solutions warm out of your oven usually are awesome. The smell, the melt-iness, the heat… worth just about burning your current fingers! Most certainly! At dwelling, I enjoy the role of particular cheff so that you can my sibling and the friends. Whether they’re inside mood with regard to pizza, pancakes, or potstickers, I’ll allow it to become for these. And.. I love performing it! It’s furthermore fun for making food along with your friends. My friend and My spouse and i once made the most amazing milkshake possibly. It seemed to be strawberry, honey, cinnamon flavored and it was delightful!
    does flex seal work
    Fantastic article Jahnson, you served me take a step special really I under no circumstances dreamed I can ever be able to make. I need I’ve got such innovative inspiring brain like the one you may have lol blesses. I’ve experienced a “get-on-nerves” prob. unexpectedly; to specify a grid design is such always easy but for you to my astonishment once I employ the grid by way of bucket resource I receive a bizarre grid of the squre by using five squres within to build up the overall grid. Have an individual encountered because of this before? Anyways, I needed to apply this grid with no Jessica’s experience finally in that case added the particular layer beneath the grid’s level. agreed!!!!! thanx for the link.. it actually is useful.. id adore to send myself an email to wonder me with later foreseeable future..:)

  13. assalamuaalaikum wr wb. maaf, sebenarnya islam itu telah datang sejak dulu, dan kitab-kitab seperti zabur taurot injil itu mengajarkan tentang ke esaan alloh dan berbagai macam hukum-hukumnya. orang kristen yang menyembah nabi isa itu salah besar. nabi isa saja menyembah alloh dan nabi isa mengajarkan isi kitab injil juga mengajarkan seperti islam, namun pengikut dari nabi isa membelok dari ajaran yang di ajarkan oleh nabi isa sehingga sampai sekarang menjadi kafir . mau tau buktinya kalou ajaran kalian melenceng?
    buktinya kitab kalian saja sering banyak amandemen,banyak perubahan, pembaruan. jujur saya sakit hati ketika kalian bilang kalau islam sesat. isalam itu sangat murni lo tanpa ada amandemen, isinya juga sampai kapanpun tetap mengikuti perubahan zaman, dan apa yg tertulis dalam islam semua telah terbukti benar, coba saja kalian pelajari, insyaalloh kalian menyesal dengan ucapan kalian. terimakasih maaf apabila menyinggung sy hanya ingin meluruskan saja,wasalamuallaikum wr wb.

  14. benar kata Hamba Allah, bahwa Islam sudah datang sejak Nabi – Nabi Terdahulu.
    Nabi Muhammad SAW tidak membawa Agama Baru, tapi penyempurna dari Agama Para Nabi yang diutus terlebih dahulu.

  15. Islam memang mengajarkan banyak kejahatan yang di benarkan,, bahkan mengajarkan untuk membunuh orang-orang kristen…..
    banyak sumber menyatakan demikian….

    1. islam mengajarkan kelembutan kasih sayang,cinta,marah, benci dan ketegasan sampai pada tingkat memerangi siapapun yg harus di perangi semua itu berdasarkan ketentuan hukum dari ALLOH dlm alqur’an . bukankah sejarah telah menjadi saksi kekejaman orang2 kristen membantai org2 islam dari org tua nya,para wanita dan anak2 nya…..yg islam tdk mengajarkan demikian di dlm perang sekalipun.lalu inikah agama yg kalian yakini sebagai agama kasih sayang itu ? yg pastur 2 kalian bilang: “kalau di tampar pipi kiri berikan pipi kanan mu ” kedustaan apa ini????jujurlah dlm beragama ,dg kejujuran md mdhan anda akan dapatkan kebenaran.

  16. Semua kembali kepada Allah,,,,,aku orang Islam, tapi tidak fanatik, setiap agama sebenarnya sama mengajarkan kasih sayang sesama ,,hanya para penganutnyalah yang membuat kerukunan itu hancur. sifat iri, dengki, egois, merasa lebih dari yang lain inilah yang mengakibatkan semuanya ,,,,kejadian terror yg selalu di lakukan / di beritakan yang melakukannya adalah pasti org islam itu sebenarnya belum ttu pasti ,bisa jadi dibalik semua itu rencana dan muslihat agama lain yg ingin menghancurkan agama islam. Saya hanya berpesan pada semua umat islam” yakinilah agamamu dan berbuatlah sesuai dengan Alqur’an”. kebanyakan dari pemeluk islam di jaman modern ini hanya KTP/ identitas saja ,,,sehingga islam sangat lemah.

  17. 3rd, place to the ideal shoes. You can essentially have on any pair of footwear. When you will likely be clothed with small shorts, skirt, limited jeans or leggings, you’ve quite possibly the most possibilities – slippers, high-cut sneakers, low-cut sneakers, boots, doll sneakers, sandals, just about anything at all. If a pair of trousers with loose-end is your alternative, high-cuts usually are not genuinely a good idea. Limit the length of the footwear approximately your ankles.

  18. berita hoax yg di tulis oleh org2 GELO !
    banyak WNi yg ke amrik di tolak visanya sampai sekarang makin susah ke USA!

  19. This is the perfect site for anyone who hopes to find out
    about this topic. You understand so much its almost tough to argue with you (not
    that I personally will need to…HaHa). You certainly put a new spin on a subject that has been written about for years.
    Great stuff, just excellent!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *