RENUNGAN 006 – KEHIDUPAN ABADI

You may also like...

13 Responses

  1. LastSamurai says:

    Ketika agama wahyu mulai menjadi dogma doktrin dan dilembagakan, disitulan awal mula keruntuhan spiritualitas dan kerohanian manusia, hawa nafsu dan campurtangan manusia mngotori wahyu tadi,
    Ketika khusyuk dan aturan2 lain mempersempit dan dijadikan ukuran “bertemunya” manusia fana dengan sang Pencipta, disitulah awal mula kediktatoran, tirani penyembahan thd manusia mulai diciptakan dan terbentuk..
    Saya menulis disini karena kebebasan berpendapat di blog pembahasan god spot mulai dibatasi dan tidak kehendaki.

    Menjadi Islam tidak berhenti pada aturan2 yang membentuk atau menegakkan pilar2 agama, disana kita dituntut untuk berpikir, apa yang harus kita pikirkan? seperti training esq kita dituntut utk berpikir tentang diri kita, sapa diri kita, dan kemana kita setelah mati

    Jika kebebasan berpendapat di blog sudah mati apatah lagi kebebasan berpikir dan kemampuan kita untuk menyelami makna hidup yang sejati…

    pertanyaan saya kpd Pak Fadhil yth, adakah kemampuan manusia yang fana, ini semasa hidup mampu utk bertemu dengan Tuhannya, sang pencipta, roh yang terperangkap dalam tubuh dan dagini ini hanyalah ciptaan, jika roh ini nantinya akan “menyatu”, “bertemu” berarti ada kesamaan sifat, sehingga dzat Allah-pun dapat “terperangkap” dalam tubuh berupa manusia ini…

    jazakallahu,

  2. Fadhil.ZA says:

    Ass wr wb

    “Barang siapa yang mengharapkan pertemuan dengan Allah, maka waktu yang dijanjikan itu pasti datang” (Al Ankabut 5). Bertemu bukan berarti menyatu , saya tidak sepakat dengan konsep wihdatul wujud, menyatunya hamba dengan sang pencipta. Allah penguasa Tunggal dialam semesta tidak bisa disamakan dengan apapun, dan tidak ada sesuatupun yang mampu menyamainya.

    Bertemu dengan Allah tidak harus menunggu kita wafat dahulu. Kita bisa melihat tanda tanda kebesaran dan keberadaan Allah disekitar kita. Dengan menyaksikan dan melihat tanda kebesaran Allah berarti kita sudah bertemu dengan-Nya. Namun tidak semua orang mampu melihat tanda tanda ini. Sebagian besar manusia mata, telinga , fikiran dan hatinya terhijab dari memandang dan menyaksikan kebesaran Allah oleh ego dan kesombongannya.

    Perhatikan ayat tanda kebesaran dan keradaan Allah disekitar kita , tawadhu, berendah diri dan mohon bimbingan pada-Nya. Insya Allah Ia akan menuntun kita hingga mampu melihat tanda tanda kebesaran-Nya itu. Kita akan merasakan betapa dahsyanya Ia , betapa Indahnya -Dia. Jika hijab yang menutup hati telah terbuka , kita akan merasakan kehadiran dan keberadaan-Nya, karena Dia lebih dekat kepada kita dari urat leher kita sendiri. Hati dan tubuh bergetar hebat, histeris, bahkan ada yang sampai pinsan.

    Mudah2an Allah merahmati kita semua

  3. LastSamurai says:

    Subhanallah,
    Saya pikir komentar saya kali ini akan dibungkam juga sama seperti komen2 saya sebelumnya,
    Saya setuju dengan pendapat Bapak, dan saya diajarkan oleh guru saya mengenai Tauhid uluhiyah dan rububiyah, dan saya tidak mengenal prinsip penyatuan diri manusia (ciptaan) dengan sang pencipta…
    Beberapa komen saya memang diluar konteks, tapi saya bermaksud apakah kita ini beragama ber-taklid saja atau dengan berpikir.
    Pendapat saya pribadi, kemampuan manusia beragama hanya sebatas dia berpikir, ada batas2 tertentu yang menyebabkan manusia tidak mampu melampaui batas2 yang telah ditentukan itu…
    Yang melampaui batas tentulah kaum yang mencoba berdagang dengan masa depan (Gaib) seperti kaum yang memiliki konsep riba, serta kaum karena tidak ikhlas akan keterbatasan pikirannya, sehingga menuhankan Allah di dunia dengan menciptakan tuhan seri kedua, ketiga dstnya serta patung2 sebagai personifikasi dari persepinya tentang Allh swt.

    Terima kasih atas pembabarannya Pak,

  4. Solihin says:

    Assalam wrwb…
    Mas latsamuray.sy suka dgn coment2ya mas, blh gk klo sya ingn knl lbh akrab.ni email saya. [email protected] hp 085722180651. Unk pak ustadz trma ksh ats pencerahanya. Semoga qt selalu dlm rhdla ALLAH SWT. Amin

  5. ichsan says:

    ingin banyak kisah nyata keagungan tuhan guna menambah keyakinan..

  6. yani says:

    Asslkum wr wb,pak saya snga sependapat dgn bapak,, tp perlu saya tnyakan lagi k bapa Or kpada pak Ust, giman cara agar kita da[at mengindari dr hal2 yg buruk, pdahal kita tau itu dosa,, ?? sbelumnnya makasi Jzk,, waslam

    • fadhilza says:

      Ass wr wb
      Sebagai manusia kita adalah mahluk yang lemah. Kita tidak akan mampu merubah dan memperbaiki diri tanpa izin dan kehendak Allah. Terlalu berat godaan dan rintangan yang menghadang, syetan dan iblis berusaha setiap detik menyesatkan kita. Mintalah pertolongan pada allah untuk memperbaiki diri. Ketika berdoa dan membaca Alfatiha dalam sholat perhatikan kalimat :
      ” Ihdinashiroothol mustaqiim. shirotholladzii naa an’amta alaihim , ghoiril maghdubi alaihim walad dholliin…..tunjukilah kami jalan yang lurus yaitu jalan orang yang telah Engkau berikan nikmat atas mereka , bukan jalan orang yang murkai dan bukan pula jalan orang yang sesat”

      Baca do’a tersebut dengan khusuk dan penuh konsentrasi, insya Allah do’a itu kita baca minimal 17 kali sehari semalam. Juga perhatikan denag khusuk do’a ketika duduk ifthiros (bangun dari sujud) :” Robbighfirli, warhamni , warfa’ni, warzukni, wahdini, wa’afini, wa’fuanni…ya allah ampuni aku, rahmati aku, tutupi semua keburukanku, angkat derajatku, beri aku rezeki, beri aku petunjuk, beri aku kesehatan, dan maafkan aku…” . Insya Allah jika semua do’a yang dibaca pada tiap rakaat sholat itu ndibaca dengan sungguh sungguh dan Allah mengabulkannya, niscaya kita akan terpelihara dari berbagai sifat buruk dan godaan syetan.

  7. ibnusis says:

    Assalmu’alikum wr. wb.

    Bapak ustadz yang Allah mulyakan dan saya hormati,
    Mohon penjelasan tentang perjalanan hidup manusia ini berkaitan dengan QS Al-Insan: 1, disitu dijelaskan:
    “Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?” (QS Al-Insan (76): 1)
    Apakah ini juga, fase/masa dari kehidupan kita?
    Demikian matur nuwun.

  8. ibnusis says:

    Oh ya Bapak Ustadz, saya mohon ijin untuk mencopy file di atas untuk referensi pada kajian keislaman di tempat saya.
    Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat. matur nuwun

  9. restu says:

    Assalamualaikum, pa Ustadz..
    pa, tlong bntu jelasin apa mksud dari Q.S Yaasin ayat 68 “Dan barang siapa yang kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian (nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?
    tolong reply ya pa..

    • Fadhil ZA says:

      Wa alaikum salam

      Maksudnya siapa yang dipanjangkan usianya akan dikembalikan oleh Allah seperti keadaan semula , yaitu menjadi lemah tidak berdaya seperti pada masa kanak kanak dan bayi. Bahkan ada diantara orang tua yang menjadi pikun dan tidak tahu lagi apa yang pernah diketahuinya.

      Menjadi tua dan lemah adalah proses alam yang tidak bisa kita cegah, Rasulullah mengingatkan semua penyakit ada obatnya kecuali tua.

  10. ramos says:

    fase 1 alam dunia romeo dan jukiet kisah sahabat dan cinta pernikahan, doa sukur (sholat) meninggalkan perintah tuhan neraka mengerjakan perintah allah surga , menutut dunia dan menutut akhirat , fase 2 kiamat kecil (kematian) di kafani setelah menjawab 3 pertanyaan malikat lalu manusia fase 3 di bangkitkan di padang mashar (mekah) untuk penyempurnaan dan renungan suci di dunia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


*

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>