Lebaran tahun 1980 ketika saya masih tugas belajar di Lembaga Polyteknik PU-ITB Bandung saya berlibur ke Jakarta beserta istri dan anak saya yang baru berumur 1 tahun. Perjalanan dari Bandung tidak ada masalah, saya berangkat sehari sebelum lebaran. Tempat duduk banyak yang kosong. Masalah timbul ketika saya mau kembali ke Bandung seminggu setelah Lebaran. Saya beli ticket kereta api dari Jakarta ke Bandung tanpa tempat duduk alias berdiri. Pada ticket yang saya beli tertulis kalimat ”Berdiri”. Saya cukup bingung, saya membayangkan alangkah capeknya dari Jakarta ke Bandung selama 4 jam berdiri sambil menggendong anak saya yang ketika itu baru berumur satu tahun.

Ketika berangkat dari rumah abang saya dibilangan Tanah Abang menuju Stasiun Gambir saya terus membaca kalimat tasbih “Subhanallah” didalam hati, sambil berharap mudah2an dikereta saya dapat tempat duduk. Distasiun Gambir saya berdiri dijalur 1, menunggu kereta yang akan ke Bandung muncul dari arah Kota. Ketika kereta muncul dari arah Kota saya terus bertasbih sambil berdo’a mudah2an Allah menyediakan tempat duduk bagi kami sekeluarga. Ketika kereta sudah masuk kejalur 1, saya tetap berdiri ditepi rel dan berdo’a mudah2an gerbong yang berisi tempat duduk kosong bagi kami berhenti pas didepan kami.

Sementara calon penumpang yang lain berlarian mengejar gerbong yang mulai melambat itu saya tetap berdiri ditempat saya. Alhamdulillah ketika gerbong kereta mulai berhenti ternyata pintu salah satu gerbong pas berada dimuka kami, sambil menggendong anak saya menarik tangan istri saya masuk gerbong tersebut. Saya lihat ada beberapa bangku yang masih kosong, saya langsung mengajak istri saya duduk disalah satu bangku yang masih kosong tersebut. Saya terus bertasbih dan berdo’a dalam hati mohon agar bangku itu disediakan bagi kami dan tidak ada orang yang megklaimnya.

Kereta mulai bergerak menuju stasiun Jatinegara, saya terus bertasbih dan berharap tidak ada orang yang mengklaim bangku yang kami tempati. Sampai di Jatinegara kereta berhenti sebentar menaikan penumpang, gerbong mulai dipadati penumpang yang berdiri, jantung saya terus berdebar, saya kuatir kalau ada orang yang mengklaim bangku yang kami tempati ini. Kalau ada orang yang mengklaim jelas kami harus mengalah karena pada ticket kami tertulis kalimat ”Berdiri” dan tidak ada nomor tempat duduknya.

Kereta mulai bergerak melajutkan perjalanan menuju stasiun Bekasi, berhenti sebentar untuk menaikan penumpang dan kemudian terus melanjutkan perjalanan ke Bandung. Alhamdulillah sampai stasiun Krawang tidak ada orang yang mengklaim tempat duduk kami . Hati saya mulai tentram, namun saya terus membaca kalimat tasbih didalam hati. Demikianlah akhirnya kami sampai di Bandung dengan tetap dapat tempat duduk dikereta itu ,walaupun diticket kami tertulis kalimat “berdiri”. Benarlah firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 160 :

” Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal. ” ( Ali Imran 160)

Demikianlah jika kita memohon pada Allah dengan penuh harapan dan keyakinan Ia pasti menolong kita. Tidak ada hal yang tidak mungkin bagi-Nya. Allah memiliki sejuta kemungkinan untuk menolong kita dari berbagai kesulitan. Mungkin kita tidak melihat jalan keluar dari suatu masalah , tapi Allah maha melihat dan maha mengetahui. Ia dapat menolong hambanya mengatasi kesulitan dengan berbagai cara yang tidak kita mengerti. Maklum kemampuan akal dan fikiran kita memang terbatas, sedang Allah memiliki kemampuan yang tidak terbatas.

3 thoughts on “DAPAT TEMPAT DUDUK DI KERETA BERKAT TASBIH”
  1. subhanallah…betapa hebatnya kekuasaan ALLAH. dan betapa kasih dan pemurahnya ALLAH kepada hambanya tetapi sebilangan dari kita sering melupakannya….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *