Oleh Fadhil ZA

pesawat tempur 1Ketika sebuah pesawat melepaskan  roket menuju sasaran dibumi maka kecepatan roket yang dilihat oleh orang didalam pesawat dengan orang yang dibumi tidak sama. Itulah kecepatan relatif yang dilihat tergantung posisi orang itu.

Demikian pula kebenaran didunia ini tidak akan sama dalam pandangan setiap orang, tergantung dari mana mereka memandang kebenaran itu.  Sesuatu yang dianggap benar oleh sekelompok orang belum tentu benar menurut kelompok yang lainnya . Perbedaan sudut pandang inilah yang sering menimbulkan perselisihan dan keributan di muka bumi ini.

Kebenaran tidak bisa diukur dari sudut pandang manusia, kebenaran mutlak itu adalah milik Allah penguasa alam semesta , yang menciptakan segala sesuatu didunia ini.  Kalau kebenaran itu  mengacu pada pemikiran dan sudut pandang manusia , maka akan banyak muncul  perbedaan pendapat yang tidak berkesudahan. Masing masing kukuh dengan pendapatnya dan berusaha mempengaruhi yang lain agar sependapat dengan dirinya. Inilah yang sering menimbulkan perselisihan dan keributan di muka bumi ini.

Penganut Kristen mengatakan bahwa ajaran kristenlah yang benar, penganut islam mengatakan islamlah yang benar, penganut budha mengatakan Budha yang benar, penganut hindu mengatakan hindu yang benar ….demikian seterusnya.

Al Qur’an mengajarkan  kita untuk legowo dengan perbedaan ini, maka Allah menurunkan surat al kafirun :

1.Katakanlah: “Hai orang-orang kafir  2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah  3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. 4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah  5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. 6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”  (Al Kafirun 1-6)

Islam tidak pernah mengajarkan kita untuk memaksa orang lain agar memeluk Islam, kewajiban kita hanya berdakwah menyampaikan kebenaran , Al Qur’an menegaskan hal ini dalam surat al Baqarah  ayat 256:

 

256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui

Selama ukuran kebenaran itu menggunakan akal dan ukuran manusia maka akan selalu ditemukan perbedaan mengenai kebenaran itu. Kebenaran menurut seseorang belum tentu benar menurut orang lainnya.  Kebenaran itu relatif tergantung dari mana seseorang memandangnya.

Kemungkaran dan kebatilan bisa saja menjadi kebenaran bagi seseorang ,seperti perilaku homo, lesbian, Narkoba, judi , mabuk mabukan, perbuatan zinah , mencuri, korupsi, menipu dan lain sebagainya. Sebaliknya wanita berhidjab menutup aurat, orang yang jujur dan taat beragama, orang yang saleh menjalankan sunah Rasul bisa saja menjadi orang yang diangap aneh dan asing.

Kalau kita ingin benar benar berpegang pada kebenaran yang mutlak, bukan kebenaran palsu maka berpegang teguhlah pada pedoman yang telah diturunkan Allah yaitu al Qur’an dan sunah RasulNya.

Dunia ini penuh dengan kepalsuan dan tipuan sebagaimana diingatkan Allah dalam surat fathir  5 , mereka yang tidak hati hati dan waspada pasti akan tertipu oleh kehidupan dunia ini:

 

5. Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.

Banyak orang yang tertipu dalam kehidupan dunia, mereka menyangka berpegang pada paham yang benar, padahal mereka berada pada jalan yang keliru. Mereka baru menyadarinya kelak tatkala kematian datang pada mereka, seperti disebutkan dalam surat al mukminun ayat 99-100:

 

 

99. (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia)    100. agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan

Jadikanlah Al Qur’an sebagai ukuran kebenaran, agar tidak salah dalam mengambil keputusan atau mensikapi kehidupan ini.  Dewasa ini banyak sekali muncul nabi palsu dan ajaran ajaran yang mengatas namakan kebenaran,banyak orang yang tertipu mengikuti aliran tersebut. Mereka menyangka itulah aliran yang benar.

Bermacam macam komunitas pun bermunculan  seperti kelompok LGBT,  Gafatar, Millah Ibrahim, New Age Movement, Free sex, Hippies ,Nudis, dan lain sebagainya. Semua menawarkan kenyamanan dan kebahagiaan , padahal mereka hanya menawarkan kesenangan semu.

Kebenaran tidak bisa diukur dari sudut pandang manusia, tapi harus dilihat dari pandangan Allah yang menciptakan alam semesta ini dengan kitab Al Qur’an yang telah diwahyukan kepada nabi Muhammad saw.  Kalau kebenaran itu mengacu pada tolok ukur fikiran manusia pasti akan ditemukan banyak pertentangan , dan kita tidak tahu lagi mana kebenaran yang mutlak dan mana yang keliru.

Kebenaran itu hanya datang dari Allah, walaupun banyak orang yang tidak suka dengan ketetapan Allah itu.  Allah memerintahkan agar menyembah hanya pada Allah yang satu, namun masih banyak orang yang berusaha mencari tuhan tuhan yang lain selain Allah. Ada yang mengatakan semua agama itu baik dan benar. Padahal Allah hanya mengakui Islam sebagai agama yang diridhoi.

Allah melarang perbuatan Homo, lesbian , LGBT penyuka sesama jenis atau perkawinan dengan sesama jenis , namun  banyak orang yang berjuang untuk melegalkan LGBT dan menjadikannya sebagai sesuatu yang wajar.

Allah mengatakan Nabi Muhamnmad sebagai nabi penutup tidak ada lagi nabi sesudah beliau, pada kenyataannya masih banyak orang yang tertipu dan percaya dengan Nabi nabi palsu yang marak muncul pada akhir akhir ini. Ada Mirza Ghulam Ahmad, Lia Eden, Mozadeq dengan millah Ibrahimnya, Kyai Jari di Jombang dan lain sebagainya.

Allah mengingatkan dalam surat yunus ayat 32 bahwa tidak ada sesudah  kebenaran itu selain kesesatan.

 

32. Maka (Zat yang demikian) itulah Allah Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran  itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari   kebenaran )?

Semua yang bertentangan serta keluar dari ajaran Allah dan RasulNya adalah sesat, walaupun banyak orang yang menyukai dan mengikutinya. Carilah kebenaran itu pada Ajaran Allah dan RasulNya bukan pada banyaknya orang yang mengikuti , mendukung atau  menyetujui nya.

Pada akhir zaman ini banyak sekali ajaran atau aliran yang mengaku membawa kebaikan dan kebenaran namun ajarnya bertentangan dengan ajaran Allah dan RasulNya.  Banyak orang yang tertipu dan terpedaya untuk mengikuti aliran dan ajaran tersebut, dan celakanya mereka baru akan menyadari kekeliruannya itu setelah datang kematian kelak sebagaimana disebutkan dalam surat al Mukminuun ayat 99 diatas. Mereka sudah terlambat untuk menyadari kekeliruan dan kesesatannya itu. Mereka tinggal menikmati saja apa yang sudah mereka kerjakan dan yakini selama hidup didunia ini . Carilah kebenanaran itu pada Ajaran Allah dan RasuluNya bukan pada banyaknya jumlah orang yang mendukung atau mengikutinya, sebagaimana diingatkan Allah dala, surat  Al Am aam 116-117 :

 

116. Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)117. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk

 

2 thoughts on “KEBENARAN MENURUT UKURAN MANUSIA ITU RELATIF”
  1. Lihat dari banyak sudut pandang, pergunakanlah logika dan banyak-banyak curhat sama TUHAN di dalam hati. Insya Allah jawaban akan jelas di fikiran kita tanpa bingung sedikitpun

  2. Kebenaran dari sudut pandang Tuhan (Allah) juga relatif karena tergantung siapa yg menafsirkan.
    Jadi yg penting adl saling menghargai perbedaan. Jgn merasa paling benar dgn menghujat pihak lain yg berbeda. Ujaran kebencian dan hujatan inilah yg jadi penyebab konflik perang dan permusuhan yg tiada henti.
    Karena itu biarlah org mencari kebenaran sesuai pengalaman hidupnya, biarlah beri kebebasan keluar dari tempurung agar bisa melihat semua kebenaran kebenaran yg ada.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *